5 Film Dokumenter Terbaik tentang Industri Perfilman yang Bikin Takjub

Pertengahan 60-an hingga awal 80-an memunculkan gerakan yang dikenal sebagai New Hollywood, di mana generasi muda pembuat film eksperimental yang mengubah lanskap sinematik. Mereka bersikeras melewati perusahaan produksi dan melanggar berbagai aturan konvensional.

Mereka menghindari kisah yang happy ending. Para sutradara muda ini berusaha menceritakan kisah-kisah hidup yang berantakan. Dokumenter ini mencakup wawancara ekstensif dengan para sutradara besar, termasuk Martin Scorsese, Francis Ford Coppola, William Friedkin, Robert Altman, dan Peter Bogdanovich. Judul dokumenter ini sendiri berasal dari studi karakter tahun 1974 oleh John Cassavetes, A Woman Under The Influence.

Antara akhir 80-an dan akhir 90-an, Animasi Walt Disney mengalami kebangkitan. Setelah sukses dengan live-action dan animasi mash-up seperti Who Framed Roger Rabbit, studio animasi ini kemudian merilis The Little Mermaid, Beauty and the Beast, Aladdin, dan The Lion King yang sukes menghasilkan banyak uang dan pengakuan bagi perusahaan.

Dokumenter ini merupakan peringatan untuk para eksekutif studio, penulis, animator, dan ide-ide besar orang-orang yang terlibat dalam menciptakan film-film ini menjadi kenyataan. Meskipun banyak fitur animasi Disney menerima kritik karena menutupi materi sumbernya, film-film tersebut menghasilkan banyak uang bagi perusahaan untuk menjadikannya nama besar dalam film dan televisi kontemporer.

Film animasi adalah salah satu bagian utama industri film. The Kingdom of Dreams and Madness menceritakan kisah Studio Ghibli, perusahaan Jepang yang bertanggung jawab memproduksi karya-karya sutradara terkenal internasional seperti Hayao Miyazaki, Isao Takahata, dan Toshio Suzuki. Film dokumenter yang disutradarai oleh Mami Sunada ini menampilkan semangat kreatif dari para animator inovatif ini.

Ini mengikuti Miyazaki saat ia mengerjakan film 2013 The Wind Rises, sebuah biopik sejarah tentang Jiro Horikoshi, perancang pesawat tempur yang digunakan oleh Jepang selama Perang Dunia II. Alih-alih menggali terlalu banyak aspek teknis atau finansial dari industri film, dokumenter ini menjalin narasi puitis tentang seniman yang penuh semangat. 

Sutradara Inggris Alfred Hitchcock dan sutradara Prancis François Truffaut bertanggung jawab atas modernisasi teknik pembuatan film dan penceritaan selama pertengahan abad ke-20. Dengan visi artistik mereka yang tak kenal kompromi, para sutradara kemudian memengaruhi sejumlah pembuat film kontemporer, termasuk Martin Scorsese, Richard Linklater, dan Wes Anderson.

Film dokumenter Kent Jones ini terinspirasi oleh buku dengan judul yang sama, yang diterbitkan oleh Truffaut pada tahun 1966. Selama delapan hari pada tahun 1962, kedua sutradara besar ini terlibat dalam diskusi filosofis yang panjang tentang pembuatan film - semuanya kemudian disusun dalam buku tersebut. Hitchcock / Truffaut mengeksplorasi dinamika kreatif dan pengalaman sinematik keduanya.

Dirilis di Netflix, They Been Gotta Have Us adalah serial dokumenter tiga bagian yang menelusuri sejarah dan perkembangan black cinema. Dirilis bersamaan dengan Academy Awards 2020, film dokumenter ini merupakan wawancara dengan para seniman berkulit hitam yang berinvestasi dalam pembuatan film sejak awal sinema untuk menguatkan eksistensi di dalam industri perfilman.

Dokumenter ini menggali lebih dalam film, nama, dan wajah yang tak terhitung banyaknya yang tentang black cinema selama beberapa dekade. Tidak hanya sosok di depan kamera, tetapi juga di belakangnya.

Lewat lima film dokumenter tentang dunia perfilman ini, penonton diajak untuk memahami bagaimana sebuah film tercipta di balik layar. Terkadang kisah ini tidak kalah menarik dari filmnya sendiri karena penonton mampu melihat sisi lain, jika film lebih dari sebuah hiburan.