Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Terbaik Nicole Holofcener, Romcom dengan Pendekatan Realis 

film Enough Said (dok. Searchlight Pictures/Enough Said )

Di masa lalu, asumsi bahwa budget besar berbanding lurus dengan kualitas dan popularitas film banyak diamini orang. Nyatanya seiring berjalannya waktu, selera kita mulai bergeser. Film-film minimalis berdana rendah atau yang kita kenal pula dengan istilah sinema indie mulai memenuhi daftar favoritmu.

Ini terlihat jelas lewat menanjaknya popularitas rumah produksi dan distributor indie sekelas A24, Bleecker Street, dan NEON. Bahkan Walt Disney Studios membuat anak perusahaan baru bernama Searchlight Pictures yang didesain khusus untuk merilis film-film yang masuk kategori indie atau arthouse. Fenomena dan ketersediaan platform ini membuat banyak sineas tak ragu untuk mempertahankan idealismenya.

Salah satunya Nicole Holofcener, sineas senior yang sampai sekarang masih berkecimpung di industri film independen. Ia punya kekhasan sendiri saat berkarya, yakni menyenggol sekaligus melakukan analisa tentang hubungan asmara. Saat nonton filmnya, rasanya seperti melihat sendiri bagaimana masalah dalam hubungan asmaramu dibongkar total.

Hal menarik lain dari Holofcener adalah pendekatan realisnya saat membuat film romcom. Benar-benar baru dan unik. Penasaran? Berikut rekomendasi lima film terbaik Nicole Holofcener yang layak kamu tonton. 

1. Walking and Talking (1996)

film Walking and Talking (dok. Canal+/Walking and Talking)

Walking and Talking adalah film fitur debut Holofcener yang ia rilis pada 1996, beberapa tahun setelah ia menyelesaikan studi masternya di bidang film di Columbia University.

Film ini tentang Amelia dan Laura, sobat karib yang tinggal bersama untuk menghemat biaya hidup. Namun, saat Laura memutuskan pindah untuk tinggal bareng tunangannya, Amelia merasakan insekuritas hebat mengguncang pikirannya. Ia mulai melongok betapa miris kisah cintanya sejauh ini.

Film ini seperti mengekspos isi hati banyak orang yang harus kehilangan orang-orang terdekat karena perubahan prioritas atau bahkan takdir kehidupan. Rasanya memang sulit, tetapi semua orang pasti harus melaluinya. 

2. Please Give (2010)

film Please Give (dok. Sony Picture Classics/Please Give)

Please Give berkutat pada tetangga yang tinggal bersebelahan di sebuah komplek apartemen di New York. Satu, seorang lansia bernama Andra yang tinggal bersama dua cucu perempuannya yang sudah dewasa. Lainnya, keluarga tiga orang yang terdiri dari Kate dan suami serta anaknya. 

Andra sosok yang uring-uringan, sementara Kate dan keluarganya punya hubungan harmonis. Kate juga diceritakan sebagai sosok yang baik hati dan dermawan. Tidak punya plot yang jelas, ia tipe film indie yang bertumpu pada pengembangan karakter.

Holofcener memuat banyak isu sosial penting dalam Please Give. Mulai dari kritik pada kapitalisme, tekanan sosial untuk selalu tampil menarik, dan hubungan dalam keluarga yang kompleks. 

3. Enough Said (2013)

film Enough Said (dok. Searchlight Pictures/Enough Said )

Enough Said disebut sebagai film terbaik Nicole Holofcener sejauh ini. Meski bergenre romcom, sinema ini mendeskripsikan proses adulting yang realistis dan lekat dengan hidup banyak orang. Lakonnya dua orang paruh baya yang melajang karena perceraian. Masing-masing tinggal bersama anak mereka yang beranjak dewasa. 

Satu hari keduanya dipertemukan dan menjalin koneksi. Dari sini premisnya mungkin terlalu familier, tetapi Holofcener dengan cermat membuat pembeda yang jelas dari film-film romcom Hollywood pada umumnya. Ia menggunakan pendekatan realis yang bikin Enough Said terasa natural dan jauh lebih bersahaja. Coba deh tonton sendiri. 

4. The Land of Steady Habits (2018)

film The Land of Steady Habit (dok. Likely Story/The Land of Steady Habit)

Anders dan Helene adalah pasangan paruh baya yang memilih bercerai di usia pernikahan mereka yang cukup panjang. Anders pindah ke rumah baru, sementara Helene menetap di rumah lama mereka.

Saat Anders sibuk menata hidup barunya sebagai lajang, Helene mengajak pasangan barunya untuk tinggal di rumah lama mereka bersama anak mereka yang baru saja keluar dari panti rehabilitasi. 

Di sisi lain, Anders pensiun dari pekerjaannya. Pada fase ini ia mulai sadar betapa mudahnya peran dan posisinya digantikan orang lain. Ini sebuah film kontemplatif yang menyenggol banyak isu krusial dalam hidup. 

5. You Hurt My Feelings (2023)

film You Hurt My Feelings (dok. A24/You Hurt My Feelings)

Holofcener kembali merilis film baru pada 2023 dengan judul You Hurt My Feelings. Kali ini sang sineas bekerja sama dengan A24. Ia masih gemar mendapuk lakon berusia matang dalam karyanya. Kali ini seorang novelis yang sukses dan punya kehidupan personal yang harmonis. 

Satu hari, ia menemukan bahwa sang suami ternyata tidak jujur padanya saat ia menanyakan pendapat seputar bukunya. Holofcener mencoba mengekspos betapa mudahnya seseorang berbohong pada orang terdekat dengan dalih hendak menghindari konflik atau ingin bersikap suportif. Siapa sangka kebohongan-kebohongan kecil itu bisa meledak jadi masalah besar? 

Selain merilis karya dalam bentuk film fitur, Nicole Holofcener ternyata juga pernah menukangi beberapa serial laris seperti Mrs. Fletcher dan Orange is the New Black. 

Kalau menikmati karakter berusia matang dalam film, karya-karya Holofcener yang kaya analisa hubungan sosial amat layak dicoba. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us