5 Realita Kehidupan yang Diangkat di Film Vietnam Mai, Sad Ending

Belum lama ini film Vietnam yang berjudul Mai, viral dan menuai banyak sorotan para penikmat film. Film ini memiliki ending yang menyedihkan, alih-alih kebanyakan film romansa, film Mai membuat banyak penonton kecewa.
Kisah single mother yang malang ini rupanya bukan hanya film semata, melainkan banyak kita jumpai realita yang sama di kehidupan nyata. Banyak Mai-Mai lainnya di dunia ini dan tanpa kita sadari kita mungkin menjadi salah satu pasang mata yang memandang mereka sebagaimana karakter ibu Sau di film ini. Penasaran apa saja realita yang sungguh bisa kita jumpai di film Mai? Simak artikel ini lebih lanjut, yuk!
1. Pandangan negatif pada ibu tunggal

Sebaik apapun seorang wanita, saat ia menjadi seorang ibu tunggal pandangan negatif akan tetap mendera. Itulah yang kita jumpai di film Mai. Ia memiliki seorang putri dan merawatnya seorang diri. Tapi, dirinya bukanlah seorang janda karena ia tidak pernah secara resmi memiliki pasangan, bahkan siapa bapak dari anaknya pun tidak jelas. Hal ini karena Mai hamil di luar nikah akibat melayani banyak pria hidung belang di masa lalunya.
Mai dipandang buruk, bahkan di lingkungan tempat tinggalnya yang baru. Banyak orang mengumpat bahkan merendahkan dirinya. Padahal Mai hanyalah seorang terapis pijat di sebuah tempat spa. Ia melayani pelanggannya dengan profesional dan tidak menjual dirinya demi mendapat bayaran lebih, seperti yang dilakukan oleh salah satu rekannya kerjanya.
2. Orangtua yang durhaka

Zaman sekarang ini, tidak hanya anak durhaka, istilah orangtua yang durhaka pun sering kita jumpai. Begitulah yang dialami Mai, ia hidup dengan mengandalkan kemampuannya sendiri karena ayahnya yang jobless dan gila judi. Ayahnya mempunyai banyak hutang yang tidak jarang melimpahkan tanggung jawabnya pada Mai.
Tidak hanya itu, bahkan dosanya yang paling tidak termaafkan adalah menjual putrinya sendiri kepada pria-pria nakal. Saat itu, Mai masih duduk di bangku SMP. Di usia yang masih membutuhkan sosok ayah yang bisa diandalkan untuk menjaga dirinya, Mai malah dijerumuskan oleh ayahnya sendiri.
3. Teman yang berkhianat

Di film ini, kita juga menemukan adegan seorang teman yang berkhianat. Sesuai seperti banyak kita jumpai di dunia nyata. Di film ini, masalalu Mai terbongkar akibat ulah temannya sendiri. Teman Mai yang juga menjadi rekan kerjanya di tempat spa membongkar kisah itu pada salah satu teman Sau setelah diiming-imingi uang. Ternyata uang menjadi salah satu perusak pertemanan yang paling sering kita jumpai, ya!
4. Bertemu orang yang tepat di waktu yang salah

Pernahkah kamu berjumpa dengan seseorang yang sangat cocok dengan maumu, tapi keberuntungan tidak berpihak pada hubunganmu? Pernahkah kamu merasa semesta tidak mendukung dan malah berlomba-lomba memisahkan? Ya, itulah yang bisa kita temukan di film ini.
Mai dan Sau saling mencintai, tiap adegan kebersamaan mereka membuat penonton baper dan berharap mereka bersatu. Sayangnya, keluarga Sau tidak merestui, Mai dianggap tidak pantas menjadi masa depan bagi Sau dan begitu pula sebaliknya.
5. Ending kisah cinta tidak selalu indah

Di ending kisah cinta Mai dan Sau di film ini adalah sad ending. Ending-nya menyedihkan namun siapapun bisa relate dengan situasi yang mereka hadapi. Sau sudah bahagia dengan keluarganya, bahkan akan segera menjadi seorang ayah. Sedangkan Mai sudah bahagia dengan jalan hidupnya sendiri meskipun tanpa cinta.
Ia sukses menjadi wanita karier, pemilik sebuah tempat spa yang cukup ternama. Jika banyak kisah cinta dengan segala kemustahilan tapi berakhir bahagia di film-film yang kita tonton, rupanya film ini memilih akhir yang berbeda dari kebanyakan film bergenre romansa lainnya.
Itulah beberapa realita hidup yang juga bisa kita jumpai di film Mai. Meskipun berakhir sedih, tapi film ini mengajarkan kita pelajaran yang penting, salah satunya adalah tidak menyerah dengan keadaan yang sulit. Sebagaimana karakter Mai di film ini, kita juga pasti bisa menakhlukkan rintangan meski dengan kondisi patah hati sekalipun.