5 Rekomendasi Film Gak Serius, Pengganti Doomscroll

- Film gak serius bisa jadi alternatif hiburan instan untuk mengurangi kebiasaan doomscrolling.
- Rekomendasi film seperti "The Monkey" dan "Austenland" menawarkan adegan kocak tanpa kehilangan pesan moral penting.
- "The Young Offenders" dan "What We Do in the Shadow" juga cocok sebagai hiburan instan dengan cerita yang kaya humor cerdas.
Merasa susah lepas dari kebiasan doomscroll? Mungkin ini saatnya kamu melakukan revolusi kebiasaan. Daripada menggulir layar ponsel terus menerus, coba berhenti sejenak dan tonton film gak serius berikut.
Sama seperti doomscroll, kamu mungkin akan menemukan adegan-adegan cringe dan corny. Bedanya, rasanya lebih tenang dan puas saja bisa menyelesaikan sebuah konten berdurasi panjang.
Terpingkal, mengernyitkan dahi, tetapi tetap ada pesan moral penting di baliknya, buktikan keunggulan daftar rekomendasi film gak serius berikut ini, deh. Unik, tapi puas saja.
1. The Monkey (2025)

The Monkey adalah film thriller dengan adegan gore yang awalnya terlihat serius. Namun, seiring film bergulir, elemen komedi dan gak serius bakal menguar kuat darinya. Dibuat Oz Perkins dari novel Stephen King, film ditulis dari perspektif dua bocah kembar yang menemukan bahwa mainan monyet lilin peninggalan ayah mereka adalah sumber dari rentetan insiden ganjil yang menimpa beberapa orang terdekat keduanya.
Insiden itu sempat berhenti selama beberapa tahun setelah mereka menghancurkan dan mengubur mainan tersebut. Namun, satu hari, insiden ganjil kembali menghantui mereka. Beberapa adegannya bakal mengingatkanmu pada Final Destination, tetapi gongnya memang ditaruh menjelang credit roll. Di sini, jelas kalau Oz Perkins memang sengaja bikin film yang gak serius-serius amat.
2. Austenland (2013)

Bergenre romcom, sebenarnya gak mengejutkan kalau Austenland diwarnai kocak. Namun, yang jadi poin menarik dari film ini adalah fakta kalau kita dibikin sama bingungnya dengan si lakon yang bernama Jane (Keri Russell). Sebagai penggemar berat novel Pride and Prejudice, Jane melihat wahana bertema Inggris era Regency bakal memberinya pengalaman jatuh cinta ala-ala novel romantis klasik.
Namun, yang ia rasakan justru tak sesederhana itu. Batasan antara kenyataan dan sandiwara jadi samar dan pihak pengelola wahana ternyata menyiapkan banyak kejutan tak terduga untuk para pengunjungnya. Filmnya chaotic, kocak, tertebak, sama sekali tak serius, tetapi akhirnya bikin siapapun meleleh. Performa Jennifer Coolidge dan Georgia King sebagai pemeran pendukung juga wajib diapresiasi.
3. The Young Offenders (2016)

Label film gak serius juga layak disematkan pada The Young Offenders. Sejak awal kita diperkenalkan kepada dua remaja yang sudah tak sabar keluar dari rumah orangtua mereka karena beberapa alasan. Saat menonton berita soal kokain yang jatuh ke laut saat hendak diselundupkan lewat perairan Irlandia, keduanya nekat mencurinya.
Tujuannya, sih, dapat uang banyak dan bisa segera mandiri secara finansial. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Petualangan kacau dan pelik keduanya justru dimulai di sini. Gak ada momen serius sama sekali, yang ada kamu dibikin terpingkal melihat lika-liku perjalanan mereka.
4. The People's Joker (2022)

Sesuai judulnya, The People's Joker adalah parodi dari beberapa karakter dalam komik Batman. Berlatarkan kota fiktif yang penuh hal nyeleneh layaknya Gotham, film mengikuti sosok transgender yang kemudian memperkenalkan diri sebagai Joker The Harlequin. Diperankan sendiri oleh sutradara Vera Drew, si Joker The Harlequin diceritakan mengalami gender dysphoria sejak kecil.
Belum bisa menerima dirinya, ketika dewasa dan menceburkan diri ke industri komedi, ia akhirnya bertemu sekelompok orang setipe dengannya. Struktur filmnya sengaja dibikin berantakan dan banyak adegan tak serius. Namun, buat sebagian penonton, pesannya cukup nampol dan mereka dapat skor bagus dari kritikus serta pengguna beberapa situs pengulas film.
5. What We Do in the Shadow (2014)

Dikenal sebagai sutradara spesialis satire, gak heran kalau film garapan Taika Waititi ini tak serius. What We Do in the Shadow dibuat dengan format mockumentary dan mengikuti kehidupan 4 vampir yang tinggal di satu flat. Punya lore yang beragam, setiap malam mereka bekerja sama mencari mangsa.
Menariknya, mereka juga punya kenalan manusia yang membantu mereka membersihkan sisa mangsa mereka. Kombinasi antara momen lempeng dan penuh twist, semua hal soal empat vampir, rekan, dan mangsa mereka benar-benar sulit ditebak. Ceritanya imajinatif, kaya humor cerdas, gak serius, cocok buat yang butuh hiburan instan.
Tak bisa dimungkiri kalau doomscroll media sosial itu bikin ketagihan. Rasanya seperti dapat dopamin instan dari konten-konten pendek itu. Namun, demi mengurangi dampak jangka panjangnya, kamu bisa nih coba ganti kebiasaan konsumsimu dengan nonton film.