5 Rekomendasi Film Indie yang Rilis di Tahun 2019, Tonton Yuk!

Fractured menceritakan seorang pria bernama Ray (Sam Worthington) yang sedang pergi untuk merayakan Thanksgiving bersama keluarganya. Namun ketika mereka beristirahat, istri dan putrinya jatuh ke lokasi konstruksi yang sedang terbuka. Dia pun segera membawa mereka ke rumah sakit, tetapi kemudian pingsan karena kelelahan.

Namun ketika bangun, staf rumah sakit mulai menyangkal kalau istri dan putrinya pernah dirawat di rumah sakit tersebut. Plotnya terdengar akrab, mungkin jika kamu pernah menonton film thriller seperti Flightplan atau Unknown. Film ini juga disutradai oleh Brad Anderson, yang mungkin juga sudah tidak terdengar asing bagi kalian.

Untuk menyegarkan ingatan kalian, Anderson adalah orang di balik film The Machinist dan Transsiberian. Film-filmnya memang terkenal karena memiliki atmosfer yang menegangkan, lengkap dengan kejutan dan twist luar biasa yang pasti akan mengejutkan para penontonnya.

Beberapa hal yang menjadi nilai plus dari Fractured adalah penciptaan suasana yang tepat dan aura misterius di dalamnya. Dikombinasikan dengan akting yang bagus dan narasi yang menarik, film ini akan membawamu ke dalam ketegangan yang dirasakan oleh Ray.

Peanut Butter Falcon mungkin menjadi film termanis yang rilis di tahun ini. Film ini dibintangi oleh Shia LaBeouf yang berperan sebagai seorang pencuri bernama Tyler, yang entah bagaimana bertemu dengan seorang pemuda yang menderita down syndrome bernama Zak. Walau memiliki keterbatasan, Zak memiliki impian untuk menjadi pegulat profesional.

Mereka pun menjadi teman dan kemudian bertemu dengan Eleanor (Dakota Johnson), seorang perawat yang dulu merawat Zak. Plotnya mungkin memiliki beberapa sentuhan yang mainstream, tetapi naskah dan dialognya sangat otentik. Film ini akan membuat kalian tertawa di awal dan menangis di akhir. 

Peanut Butter Falcon adalah kisah persahabatan yang luar biasa, sebuah contoh nyata dari istilah, "teman adalah keluarga yang kita pilih." Selain akting yang luar biasa dari Shia LaBeouf dan Dakota Johnson, peran pendukung dari John Hawkes dan Bruce Dern juga selalu menyenangkan untuk dilihat di dalam film ini.

Setelah diserang oleh geng motor pada malam hari, seorang penjaga buku bernama Casey Davies (Jesse Eisenberg) mencoba untuk belajar bagaimana melindungi dirinya sendiri. Ia pun masuk ke dalam sebuah dojo karate, tempat di mana seorang sensei misterius mengajarinya kemampuan bela diri.

Seiring berjalannya waktu, rasa percaya dirinya pun mulai tumbuh, tetapi dia juga mulai diperkenalkan ke dalam dunia yang tidak dia ketahui sebelumnya. Dialog di dalam film ini sangat menarik dan menyenangkan. Seperti biasa, Jesse Eisenberg sangat cocok untuk memerankan sosok pria semacam ini.

Sutradara Jennifer Kent telah membuat terobosan besar dengan Babadook, yang mungkin menjadi hit horor independen terbesar di dekade ini, yang juga diakui dari segi popularitasnya. Tahun ini, dia kembali dengan sebuah kisah balas dendam yang lebih "sakit," gelap, dan sangat mengganggu.

The Nightingale tidak hanya sekadar film horor biasa, tetapi juga dipenuhi oleh suasana gothic dengan seluruh kegelapannya, menunjukkan kalau Kent adalah seorang sutradara yang tahu cara menyampaikan kengerian kepada para penonton.

Berlatar pada tahun 1825 di daerah koloni Inggris yang dijadikan penjara, Van Diemen's Land (sekarang bernama pulau Tasmania dan menjadi negara bagian Australia), The Nightingale menjadi film yang diproduksi bersama dengan para tetua Aborigin Tasmania, menunjukkan kalau film ini menjadi penggambaran yang jujur ​​dari sejarah mereka.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kekerasan dan nada gelapnya dapat membuat beberapa penonton ketakutan, sampai-sampai pemutaran film ini sempat dilarang di beberapa tempat. Jelas sekali kalau The Nightingale bukan tontonan untuk semua orang, tetapi pendekatan realistisnya adalah alasan mengapa kalian harus menonton film ini.

Karya Bruce Thierry Cheung ini sebenarnya sudah ditayangkan secara perdana di Los Angeles Film Festival pada 20 Juni 2017, tetapi tidak mendapatkan rilis teater sampai tanggal 18 Januari 2019. Namun sayang, ketika film ini dirilis hampir tidak ada yang menontonnya.

Don’t Come Back from the Moon adalah drama yang sangat lambat, berfokus pada karakter yang mungkin sulit untuk menarik perhatian banyak orang, tetapi sangat menggugah pikiran, puitis dan penuh perasaan, sehingga akan meninggalkan kesan emosional yang luar biasa.

Film ini berlatar di gurun California saat musim panas yang amat panas. Pabrik setempat ditutup, sementara para pria dewasa perlahan-lahan mulai pergi satu per satu, meninggalkan keluarga mereka tanpa pemberitahuan atau peringatan.

Kita bisa menyaksikan apa yang tertinggal di sini; ketegangan yang meningkat, hubungan yang menjadi semakin rumit, kesedihan, depresi dan kekhawatiran. Intinya, Don’t Come Back from the Moon adalah film dengan plot yang sulit untuk dijelaskan.

Walau begitu, kalian akan disuguhi dengan sinematografi yang indah, skor yang menghantui, dan penampilan yang mengesankan dari bintang-bintang muda nan segar di dalamnya.

Nah, itu tadi 5 rekomendasi film keren yang rilis di tahun 2019. Bagaimana, tertarik untuk menonton semuanya?