5 Sekuel dengan Biaya Produksi Lebih Mahal dari Film Pertama

Anggaran film pertama Deadpool, Deadpool (2016), terbilang tidak terlalu tinggi, hanya 58 juta dolar AS atau setara Rp861 miliar. Pihak studio merasa tak mau menggelontorkan banyak uang karena merasa tidak mempercayai film yang dibintangi Ryan Reynolds ini.

Ternyata hasil film antihero Marvel ini sangat positif. Film vulgar dengan banyak kekerasan dan komedi ini disukai penonton.

Di sekuelnya, Deadpool 2 (2018), pihak studio, 20th Century Fox, memberi anggaran kurang lebih 110 juta dolar AS atau sekitar Rp1,6 triliun. Biayanya jelas dua kali lipat dibandingkan film pertamanya, sehingga semua efek dan lokasi syutingnya lebih baik.

Banyak yang mengira jika proses pembuatan film John Wick: Chapter 2 menelan biaya selangit. Padahal film yang dibintangi Keanu Reeves ini hanya menghabiskan 40 juta dolar AS atau sekitar Rp594 miliar.

Biaya film pertama John Wick, John Wick (2014), sendiri memanfaatkan 20 juta dolar AS atau Rp248 miliar. Sang sutradara, Chad Stahelski, mampu membuat film terlihat begitu mahal dan mewah. Terlebih sekuel film ini harus keliling ke beberapa negara untuk syuting.

The Fast and the Furious (2001) membutuhkan anggaran sebesar 38 juta dolar AS atau setara Rp564 miliar untuk mengangkat ceritanya ke layar lebar. Dengan anggaran tersebut, film ini sudah bisa mengimpor mobil dari Jepang, soundtrack yang megah, dan aksi menghancurkan mobil yang epik.

Demi menghadirkan kisah lebih mengesankan, dalam 2 Fast 2 Furious, sekuel ini menelan biaya sampai 76 juta dolar AS atau sekitar Rp1,1 triliun. Sang sutradara, John Singleton, menginginkan aksi lebih gila, seperti mobil melompat dari jembatan, berebut mobil, dan lainnya.

The Evil Dead (1981) dibuat dengan anggaran sangat minim, yakni 400 ribu dolar AS atau sekitar Rp5,9 miliar. Film inilah yang membuat kritikus dan penonton memperhatikan nama Sam Raimi.

Setelah mendapat ulasan positif terkait film pertamanya, Raimi kembali duduk di kursi sutradara untuk membuat sekuel. Evil Dead II dibuat dengan anggaran lebih besar, sekitar 3,5 juta dolar AS atau Rp52 miliar. Ada 6 tahun jeda antara film pertama dan keduanya.

Dengan anggaran yang naik hingga sepuluh kali lipat tersebut, Raimi berhasil mengeksplorasi dan bereksperimen lebih dalam. Horor komedi yang ditampilkan begitu apik serta mengejutkan penonton.

CEO Warner Bros, David Zaslav, telah memotong banyak biaya untuk produksi Joker 2. Namun, setelah melihat keuntungan film pertamanya, Joker, yang dibuat dengan bujet 70 juta dolar AS atau sekitar Rp1 miliar, Zaslav tidak mau ambil risiko dengan memotong banyak bujet.

Joker 2 yang sedang dalam tahap produksi membutuhkan setidaknya 150 juta dolar AS atau setara Rp2,2 miliar. Kalau dilihat, anggaran tersebut naik dua kali lipat dibandingkan film sebelumnya.

Bukan tanpa alasan, gaji Joaquin Phoenix, pemeran Joker, sudah naik. Selain itu, ada pula pemain tambahan yang akan diperankan Lady Gaga. Tentu pihak studio membutuhkan lebih banyak bujet untuk membayar dua aktor ternama tersebut.

Dengan bujet yang lebih mahal, biasanya sekuel film akan hadir lebih baik dari berbagai aspek, mulai dari visual efek, jajaran pemain, hingga lokasi syuting yang tak biasa. Gak heran kelima sekuel film di atas membutuhkan biaya yang tak sedikit.