5 Taruhan dalam Anime Karakai Jouzo no Takagi-san 3 Ini Bikin Baper!

Suatu hari, Nishikata melakukan lari ringan sebelum matahari terbenam. Di tengah perjalanan, tiba-tiba dia tidak sengaja menabrak punggung Takagi. Berpikir bahwa saat ini adalah saat yang sempurna untuk membuat gadis tersebut terkesan, dia pun membual tentang dirinya yang sudah biasa berlari hingga ke pantai. 

Takagi tidak percaya begitu saja dengan omongan Nishikata. Dia meminta agar Nishikata membuktikan apa yang telah dituturkannya. Dia sangat tahu bahwa tantangan itu akan diterima oleh Nishikata sebab dengan gengsi yang dipegang teguh oleh lelaki tersebut, dia pantang mundur dari tantangan Takagi sehingga dia akan mengiyakan hal tersebut.

Nishikata memanfaatkan sisa energinya untuk berlari sekuat tenaga. Di sela-sela dia berlari, tanpa sadar dia berharap agar Takagi menunggu dirinya di pantai. Ternyata harapan itu terkabul. Saat dia tiba di pantai, dia melihat gadis tersebut sedang menunggunya. Akhirnya mereka pun duduk di pantai, lalu melihat matahari terbenam bersama.

Ketika hari yang panas tiba, Nishikata memutuskan untuk membawa kipas tangan yang cukup besar dari rumah. Saat dia menggunakan kipas angin sehingga menghasilkan sepoi-sepoi, dia juga menikmati wajah Takagi yang merasa iri padanya. Kemudian, dia mendapat tantangan untuk memindahkan penghapus yang ada di atas meja menggunakan kipas. Seseorang yang kalah nanti harus mengipasi pemenang. 

Nishikata yang merasa percaya diri pun mengiakan tantangan tersebut. Namun, ketika dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengipasi penghapus yang ada di atas meja, penghapus tersebut tidak bergerak sedikit pun. Ada satu hal yang tidak disadari olehnya, yakni tanpa sengaja dia telah mengipasi Takagi.

Untuk menghibur Nishikata yang sedang kebingungan, Takagi berdiri di sampingnya. Hal itu dilakukan olehnya agar lelaki tersebut juga bisa merasakan sepoi-sepoi angin. Seperti yang diharapkan olehnya, dia bisa melihat bahwa lelaki pemalu tersebut sedang tersipu dan kehilangan kata-kata. Ternyata langkah mengejutkan yang dilakukan olehnya membuahkan hasil.

Musim dingin akan segera datang. Nishikata memutuskan untuk memakai seragam musim dingin. Saat dia tiba di kelas, dia melihat Takagi yang masih menggunakan seragam musim panas. Merasa bahwa saat ini merupakan kesempatan yang bagus sehingga dia bisa menang, dia pun membuat taruhan. Jika dia berhasil mengatakan 'dingin' sebelum akhir hari maka dia akan menang. 

Akan tetapi, Nishikata memilih untuk melaksanakan taruhan tersebut saat perjalanan pulang. Dia melakukan itu sebab dia tahu bahwa hari akan semakin dingin ketika sore. Sayangnya, dia belum berhasil membuat Takagi mengucapkan kata larangan tersebut meski dia telah melontarkan berbagai pertanyaan maupun permainan kata.

Lama-kelamaan Nishikata merasa kesal dan frustasi. Dia pun memberikan sebuah pertanyaan langsung. Dia bertanya pada Takagi apakah dia tidak kedinginan. Alih-alih mendapatkan kemenangan, dia malah dibuat tersipu dengan jawaban gadis tersebut. Dia menerima sebuah jawaban, "Kalau begitu, maukah kamu menghangatkanku?"

Tepat setelah bel pulang sekolah berbunyi, Nishikata meminta Takagi untuk menemaninya ke sebuah kuil yang terletak tidak jauh. Untuk tiba di kuil tersebut, ada tangga yang harus dinaiki dengan jumlah anak tangga yang cukup banyak. Dia berencana untuk menanyakan jumlah anak tangga kepada gadis tersebut ketika sampai di atas. Dia pun sengaja mengajak berbicara agar gadis tersebut tidak bisa fokus dalam menghitung jumlah anak tangga.

Akan tetapi, ada satu hal yang tidak disadari oleh Nishikata bahwa kuil tersebut kerap dikunjungi oleh pasangan, bahkan memiliki julukan tersendiri. Takagi yang sebenarnya sudah mengetahui hal tersebut pun menjawab pertanyaan Nishikata dengan mudah. Dia menjelaskan bahwa anak tangga berjumlah 415 yang mana sangat mirip dengan 'cinta manis' dalam bahasa Jepang. Dia pun kembali berhasil membuat pipi lelaki tersebut merona.

Ketika perayaan tahun baru, Nishikata dan keluarganya pergi ke sebuah kuil lokal, lalu tanpa sengaja bertemu dengan Takagi dan keluarganya. Kedua keluarga tersebut pun sibuk berbicara sehingga Nishikata dan Takagi memutuskan untuk mengunjungi kuil terlebih dahulu. Mereka berdoa dan mengucapkan harapan bersama. Tidak butuh waktu lama, mereka kembali membuat taruhan. 

Nishikata dan Takagi bertaruh tentang siapa yang bisa menebak harapan masing-masing dengan benar. Takagi dengan mudah menebak harapan apa yang diinginkan oleh Nishikata sebab lelaki tersebut selalu meminta hal yang sama, yakni harapan agar Takagi tidak lagi menggangunya. Ternyata memang benar, itulah harapan yang diungkapkan oleh Nishikata ketika berada di kuil. 

Berkelainan dengan Takagi yang bisa menebak dengan mudah, Nishikata kesal karena tidak bisa menebak dengan benar. Di tengah taruhan, dia menerima telepon dari ibunya yang meminta agar segera kembali. Ketika dia hendak pergi, dia mengatakan bahwa dia akan menang tahun depan, lalu mendapat jawaban dari gadis tersebut, "Aku tidak percaya bahwa harapanku akan terkabul dengan cepat. Aku ingin kamu mengajakku berkencan, lalu kamu baru saja melakukannya."

Itulah beberapa momen manis dan menggemaskan yang ada dalam anime Karakai Jouzo no Takagi-san season 3. Masih ada banyak hal yang bisa membuatmu tersenyum. Maka dari itu, anime ini cocok ditonton ketika hari yang telah kamu lalui tidak begitu baik sebab anime ini akan membuat hatimu menghangat, bahkan baper sendiri, loh!