6 Alasan Nonton Film Faceless, Perjuangan Korban Salah Tangkap

Ditangkap atas kejahatan yang tak pernah kamu lakukan, rasanya tak akan pernah bisa terbayangkan betapa sengsaranya. Hak-hak yang terampas paksa dan terus berjuang membuktikan kebenaran meskipun tak didengar.
Itulah yang dialami oleh tokoh utama dalam film Faceless diperankan oleh Ryusei Yokohama. Sebuah cerita menegangkan yang dialami oleh korban salah tangkap. Penasaran? Di bawah ini ada tiga alasan mengapa kamu harus menontonnya!
1. Didakwa tepat pada usia 18 tahun

Usia 18 tahun, bisa disebut sebagai usia emas untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah kita coba. Merasakan jatuh cinta, mendapatkan pekerjaan pertama, hingga menjalin persahabatan erat jadi sesuatu yang pernah dialami oleh sosok Kaburagi Keiichi dalam film Faceless.
Sebelum resmi tamat SMA, Kaburagi resmi didakwa sebagai dalang pembunuhan sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang. Saat prosesi sidangnya, undang-undang baru terkait pelaku kejahatan yang memasuki usia 18 tahun agar bisa dijatuhi hukuman mati disahkan di Jepang.
Guna memberikan efek jera bagi pelaku lainnya yang berusia sama, kepala polisi saat itu beranggapan bahwa kasus Kaburagi bisa menjadi momentum yang tepat sebagai contoh nyata. Meskipun detektif yang menangani kasusnya kala itu belum sepenuhnya yakin dengan bukti-bukti yang ditemukan.
2. Kabur dari penjara dan ganti identitas berulang kali

Proses pelarian Kaburagi dari penjara terbilang cukup ekstrem dan menegangkan. Ia dengan berani melukai kerongkongannya sendiri agar mendapat pertolongan dari dokter rumah sakit. Sewaktu perjalanan menggunakan ambulan, Kaburagi tak menyianyiakan kesempatan untuk kabur meskipun sempat baku hantam dengan petugas polisi yang menjaganya.
Osaka hingga Tokyo, pelarian Kaburagi hampir bisa dikatakan mengelilingi Jepang. Ia merubah identitasnya sebagai orang yang berbeda, mulai dari Benzo yang bekerja sebagai kuli bangunan, Nasu yang merupakan penulis lepas sebuah kantor berita, hingga Sakurai yang menjadi perawat lansia.
Dalam penyamarannya itu, Kaburagi bisa berinteraksi dengan baik bersama rekan-rekannya. Kepribadiannya yang tak banyak bicara, tetapi memiliki gagasan baik berhasil mencuri perhatian banyak orang.
3. Sosok yang terampil dan jujur

Meskipun tidak digambarkan secara menyeluruh, sepertinya Kaburagi dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ia adalah sosok yang penyayang dan perhatian terhadap orang lain. Bahkan Kaburagi biasa memasak untuk saudaranya di panti asuhan.
Kaburagi juga dikenal sebagai pribadi yang jujur dan apa adanya. Hal ini dibuktikan dengan ucapan pegasuh panti asuhan sendiri saat dikunjungi oleh kepolisian. Pengasuh itu menuturkan kalau Kaburagi tak mungkin tega membunuh orang.
Selain jujur ia juga sosok yang terampil. Saat menjadi Benzo, dirinya pernah membantu temannya yang mengalami kecelakaan kerja dan dengan berani menuntut agen untuk ganti rugi biaya pengobatan. Bekerja menjadi penulis tentu saja tak mudah, tetapi di tengah pelariannya artikel yang ditulis Kaburagi menduduki trending topic. Mengasuh lansiapun juga bukan perkaran mudah, butuh keterampilan khusus untuk terkoneksi dengan individu usia ini.
4. Strategi mencari bukti

Selama masa penyamarannya, Kaburagi tak hanya bekerja untuk melanjutan hidup. Namun, diam-diam Kaburagi mempelajari kasusnya untuk menemukan secercah harapan bahwa ia benar-benar bukan pelaku pembunuhan. Ia juga diam-diam mencari satu-satunya saksi pembunuhan yang masih hidup. Dengan trik yang matang dan penuh perhitungan, Kaburagi melakukan live streaming untuk berkonfrontasi langsung dengan saksi agar memberikan pernyataan asli.
5. Menarik simpati orang lain

Perilaku Kaburagi yang bisa dibilang tak mencerminkan seorang kriminal pada umumnya berhasil menarik banyak simpati orang di sekitarnya. Temannya saat menjadi kuli bangunan, rekan kerjanya saat menjadi penulis lepas, hingga saat menjadi perawat lansia bersama-sama menolong Kaburagi di sidang ulang kasus pembunuhan. Bahkan mereka sempat turun ke jalan untuk membagikan selebaran kasus yang dialami Kaburagi.
6. Kinerja kepolisian yang tak maksimal

Meskipun membuka ulang kasus Kaburagi, kinerja kepolisian bisa dibilang kurang kompeten. Seharusnya kepala kepolisian tak begitu saja menetapkan Kaburagi sebagai tersangka untuk memberikan efek jera dan sebagai momentum penetapan undang-undang baru. Detektif juga tidak mendalami kesaksian yang disampaikan Kaburagi dan hanya mengarah pada bukti tak langsung. Kejadian salah tangka ini sungguh merugikan individu dan merusak sistem hukum yang sebetulnya adil.
Faceless merupakan salah satu film yang premisnya cukup kompleks, tetapi dikemas dengan ringan tak terasa berat saat menontonnya. Ryusei Yokohama patut diacungi jempol, pendalaman karakternya bisa dibilang sangat baik. Borong banyak penghargaan di Japan Academy Awards, film ini bisa kamu saksikan di Netflix.