6 Film Iran tentang Keluarga untuk Persiapan Mental Jelang Lebaran

- Lebaran sebentar lagi, persiapan mental diperlukan untuk menghadapi pertanyaan sensitif soal jodoh, momongan, kondisi finansial, dan status pekerjaan.
- Film drama Iran seperti Leila's Brothers, About Elly, A Separation, The Seed of the Sacred Fig, The Mirror, dan Hit the Road dapat memberikan pelajaran berharga tentang keluarga dan hubungan sosial.
- Kompleksitas cerita dalam film-film tersebut mampu memunculkan pertanyaan moral dan emosional serta memberikan sudut pandang baru terhadap dinamika keluarga.
Lebaran sebentar lagi. Suasanya memang meriah dan hangat, tetapi gak bisa dimungkiri kalau kamu mungkin punya insekuritas-insekuritas terpendam. Pertanyaan soal jodoh, momongan, sampai kondisi finansial dan status pekerjaan biasanya menempati urutan teratas dari daftar isu sensitif yang bikin mood turun setelah kumpul keluarga.
Sepertinya kita memang mau gak mau harus mempersiapkan mental, nih. Boleh dengan coba nonton enam film Iran tentang keluarga berikut. Dijamin banyak pelajaran yang bisa dipetik dan jadi bahan renungan.
1. Leila's Brothers (2022)

Leila's Brothers adalah film drama dengan kepelikan tingkat tinggi yang bisa jadi pemanasan sebelum kumpul keluarga. Ia mengikuti Leila (Taraneh Alidoosti), perempuan 40 tahunan yang harus membiayai orangtuanya. Ia punya 4 saudara laki-laki yang sayangnya tak sestabil dirinya perkara finansial. Satu baru dipecat dari pekerjaannya, dan sisanya bekerja serabutan.
Leila beraspirasi mendorong saudara-saudaranya untuk membangun usaha bersama. Rencananya sih menggunakan modal dari sejumlah dana milik sang ayah. Namun, sang ayah justru memilih menggunakannya untuk kepentingan pribadinya sendiri. Penonton dibikin bimbang antara memihak pada sang ayah atau kelima anaknya, tetapi di situlah letak keseruan film ini. Tak ada yang benar-benar jahat dan baik di sini.
2. About Elly (2008)

About Elly tak kalah pelik. Pada dasarnya, film ini memotret momen liburan sekelompok kawan yang membawa serta keluarga mereka. Namun, ada dua lajang di film ini, satu bernama Elly (Taraneh Alidoosti) yang diundang sahabatnya dan hendak dijodohkan dengan seorang pria lajang dalam sirkel pertemanan itu. Namun, liburan mereka berubah jadi petaka, saat salah satu anak terseret ombak.
Sang bocah berhasil diselamatkan, tetapi Elly yang saat itu bertugas mengawasi anak-anak bermain tak bisa ditemukan di manapun. Bukannya fokus mencari, orang-orang justru membuat dugaan-dugaan liar soal Elly. Ada yang percaya ia kabur karena ternyata sudah bertunangan dengan pria yang tak dicintainya dan lain sebagainya. Film ini berhasil mendemonstrasikan betapa kejamnya masyarakat bergosip soal seseorang, terutama perempuan.
3. A Separation (2011)

Iran memang jagonya bikin drama yang membuat kita kesulitan menentukan pihak yang layak dibela. Dalam A Separation misalnya kita akan bertemu pasutri yang sedang mengurus perceraian mereka di pengadilan. Perlahan alasan mereka ingin berpisah terbongkar.
Salah satunya adalah keengganan pihak istri merawat ayah mertuanya yang mengidap demensia. Ini karena sejak awal sudah ada kesepakatan untuk pindah ke luar negeri demi masa depan putri mereka. Namun, karena kondisi ini, sang suami berubah haluan. Dalam kultur tertentu, seperti Asia, merawat orangtua dianggap sebagai kewajiban, tetapi di sisi lain sebenarnya anak juga punya hak menentukan jalan hidupnya sendiri. Pernah berada di persimpangan ini?
4. The Seed of the Sacred Fig (2024)

Baru saja meraih nominasi Oscar 2025, The Seed of the Sacred Fig adalah bukti kalau apapun dalam hidup kita itu tidak bisa lepas dari politik. Film mengikuti dinamika relasi seorang pria dengan istri dan putri-putrinya. Bekerja sebagai hakim, sang pria memilih untuk setia pada rezim.
Di sisi lain, istri dan putri-putrinya menolak keras regulasi baru yang membatasi gerak-gerik perempuan di Iran. Tensi pun tak terelakkan dan diperparah dengan penemuan senjata api di ruang kerja si pria. Seperti biasa, naskah film Iran selalu memuaskan, seru dan susah ditebak.
5. The Mirror (1997)

Kalau suka film minimalis, tetapi kaya makna, The Mirror karya Jafar Panahi bisa jadi opsi tontonan jelang lebaran. Memang gak fokus ke relasi keluarga, tetapi lebih condong ke petualangan sehari seorang bocah perempuan. Ia harusnya dijemput sang ibu sepulang sekolah, tetapi saat yang bersangkutan tak kunjung tiba, ia memilih untuk pulang sendiri.
Masalahnya, sang bocah belum benar-benar hapal rute menuju rumah. Ia memberanikan diri untuk meminta bantuan orang dewasa yang ia temui di jalan. Ada yang baik, tetapi tak sedikit yang masa bodoh. Film ini seolah sedang menguliti ragam watak manusia dan harapannya bikin kita bisa lebih berempati.
6. Hit the Road (2017)

Hit the Road adalah salah satu film Iran yang banyak direkomendasikan karena komentar sosialnya yang tajam. Dikemas ala film road-trip, kamu akan mengikuti perjalanan darat pasutri dan dua putra mereka. Tak jelas ke mana mereka menuju, hingga akhirnya terjawab kalau ini mungkin perjalanan terakhir mereka sebagai keluarga yang beranggotakan 4 orang.
Hit the Road cocok bagi yang butuh motivasi untuk lebih menghargai eksistensi keluarga. Kita tak pernah tahu sisa waktu yang kita punya untuk bisa berkumpul dengan mereka. Terkadang bukan perkara umur saja, perbedaan visi juga bisa jadi faktor pemisahnya.
Lebaran harusnya jadi momen untuk bersuka cita, tetapi memang gak bisa dimungkiri kalau ada saja hal-hal yang merusak kebahagiaan. Komentar negatif dan kecenderungan beberapa orang menanyakan hal sensitif terkadang memicu ketidaknyamanan. Namun, lagi-lagi kita tak punya kontrol atas apa yang orang lain pikir dan katakan, jadi lebih baik fokus ke diri sendiri. Manajemen emosi wajib dipelajari, pemanasan dengan nonton film Iran tentang keluarga yang bikin geregetan juga boleh jadi opsi anti-mainstream.