7 Plot Twist Terbaik di Film M. Night Shyamalan, Bikin Geregetan!

The Sixth Sense merupakan salah satu karya M. Night Shyamalan yang berhasil mencuri perhatian dunia. Selain memiliki cerita misteri yang mencekam, film ini juga menyuguhkan sebuah plot twist yang hingga kini masih membekas di ingatan penonton.

Ceritanya berputar di sekitar seorang psikolog anak bernama Malcolm Crowe (Bruce Willis) yang tengah menangani kasus seorang anak bernama Cole Sear (Haley Joel Osment). Uniknya, Cole mengaku bisa melihat orang-orang yang sudah meninggal. Sepanjang film, penonton diajak menyelami dunia misterius Cole, di mana batas antara hidup dan mati seolah-olah menjadi tipis.

Namun, puncak kejutan terjadi di akhir film. Dalam sebuah momen yang penuh emosional, terungkap bahwa Malcolm Crowe sendiri adalah sosok yang sebenarnya telah meninggal sejak awal film. Penembakan yang dialaminya di adegan pembuka menjadi titik balik hidupnya. Sejak saat itu, ia menjalani kehidupannya sebagai hantu tanpa menyadarinya.

Plot twist ini tak hanya mengejutkan, tetapi juga memberikan lapisan makna baru pada seluruh cerita. Interaksi Malcolm dengan Cole, yang sebenarnya adalah upaya seorang hantu untuk membantu anak lain yang memiliki kemampuan serupa, menjadi semakin mengharukan. Film ini berhasil mengubah persepsi penonton tentang karakter utama, sekaligus mengukuhkan posisi Shyamalan sebagai sutradara dengan kemampuan mengolah plot yang luar biasa.

Jika diibaratkan teka-teki, film keempat M. Night Shyamalan ini bagaikan sebuah puzzle yang perlahan-lahan terungkap keping demi kepingnya. Unbreakable berkisah tentang David Dunn (Bruce Willis), seorang pria biasa yang secara ajaib selamat dari kecelakaan kereta api dahsyat. Kehidupannya berubah drastis setelah bertemu Elijah Price (Samuel L. Jackson), pemilik galeri seni yang memiliki teori unik: David mungkin memiliki kekuatan super yang membuatnya kebal terhadap cedera.

Elijah tampil sebagai sosok mentor, seseorang yang membantu David menyadari potensinya. Namun, plot yang dibangun dengan cermat ini tiba-tiba berbalik di akhir cerita. Ternyata, Elijah bukanlah sosok yang ingin mengangkat David menjadi pahlawan. Justru sebaliknya, ia adalah Mr. Glass, seorang penjahat yang dengan sengaja merencanakan kecelakaan kereta tersebut demi menciptakan seorang "lawan" yang sepadan dengan dirinya.

Twist ini begitu mencengangkan karena selama ini penonton diajak untuk melihat Elijah sebagai sosok yang penuh perhatian dan bijaksana. Pengungkapan identitas sebenarnya Elijah menjadi puncak ketegangan dalam film ini, sekaligus membuka jalan bagi cerita yang lebih kompleks dalam sekuelnya, Glass (2019).

Dari sekian banyak karya M. Night Shyamalan, The Village adalah salah satu yang berhasil memancing beragam reaksi. Dibalut dengan atmosfer mencekam ala horor klasik, film ini perlahan-lahan membangun ketegangan seiring dengan rasa penasaran penonton akan misteri makhluk mengerikan penghuni hutan.

The Village berpusat pada sebuah komunitas terisolasi yang hidup di abad ke-19. Mereka hidup dalam ketakutan akan "mereka yang tak boleh disebutkan", makhluk mengerikan yang konon menghuni hutan. Kehidupan mereka yang penuh keterbatasan ini menjadi semakin menegang saat Lucius Hunt (Joaquin Phoenix), pemuda pemberani, terluka parah. Satu-satunya harapan adalah obat-obatan langka yang hanya bisa ditemukan di luar hutan. Tugas berat ini pun jatuh ke pundak Ivy Walker (Bryce Dallas Howard), gadis buta yang juga tunangan Lucius.

Ketika Ivy akhirnya berhasil menembus batas hutan, sebuah plot twist mengejutkan terungkap. Dunia yang selama ini mereka huni ternyata adalah sebuah konstruksi buatan para pemimpin komunitas. Mereka sengaja mengisolasi diri dari dunia luar dengan menciptakan ilusi kehidupan di masa lampau, lengkap dengan kisah mengerikan tentang makhluk hutan.

Plot twist ini memang cukup kontroversial. Ada yang menilai sebagai sebuah kejutan brilian, namun tak sedikit pula yang menganggapnya sebagai sebuah penyelesaian yang terlalu mudah dan bahkan absurd. Namun, terlepas dari segala kontroversi, The Village tetap menjadi salah satu karya Shyamalan yang menarik untuk dibahas. Melalui kisah ini, sang sutradara seolah ingin menyampaikan pesan tentang ketakutan, perlindungan, dan kompleksitas hubungan manusia dalam sebuah komunitas.

Siapa sangka sebuah lift bisa menjadi panggung bagi pertunjukan horor sekaligus penuh kejutan? Devil berhasil menciptakan atmosfer klaustrofobik yang dibumbui dengan plot twist yang memukau. Meskipun tak disutradarai langsung oleh M. Night Shyamalan (ia hanya bertindak sebagai penulis cerita), Devil tetap menyuguhkan ketegangan dan kejutan khas sang maestro twist.

Kisahnya sederhana namun efektif. Lima orang terperangkap dalam sebuah lift. Satu per satu, mereka menjadi korban dalam situasi yang semakin mencekam. Penonton diajak untuk menduga-duga siapa pelaku di balik teror tersebut. Namun, Shyamalan punya kejutan lain.

Ternyata, Jane Kowski (Jenny O'Hara), sang nenek tua yang sepanjang film terlihat lemah dan tak berbahaya, adalah Iblis dalam wujud manusia. Dengan licik, ia memanfaatkan situasi untuk memancing dosa dan mencabut nyawa para korbannya. Rencana jahatnya terbongkar di akhir cerita, meninggalkan penonton dengan mulut terbuka. Apakah kamu juga salah satu "korban" dari twist yang brilian ini?

Sekilas, The Visit seperti film horor found footage medioker. Dua remaja, Tyler (Ed Oxenbould) dan Becca (Olivia DeJonge), menghabiskan waktu liburan di rumah kakek-nenek yang belum pernah mereka temui. Awalnya, suasana hangat dan penuh keceriaan. Namun, perlahan tapi pasti, perilaku sang kakek-nenek mulai menunjukkan keanehan. Dari kebiasaan aneh hingga perubahan drastis saat malam tiba, penonton diajak untuk merasakan ketidakpastian yang mencekam.

Puncaknya adalah saat yang ditunggu-tunggu, yakni plot twist-nya. Ketika Tyler dan Becca tengah melakukan panggilan video dengan ibu mereka, kamera diarahkan pada sang kakek-nenek. Di sinilah segalanya berubah. Ibu mereka, yang seharusnya bahagia melihat orang tuanya, justru menampilkan reaksi terkejut luar biasa. Ternyata, pasangan yang selama ini dianggap sebagai kakek-nenek adalah orang asing, pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa, dan telah membunuh pemilik rumah asli!

The Visit mungkin bukan film terbaik M. Night Shyamalan jika dibandingkan dengan judul-judul lainnya dalam daftar ini. Namun, dari segi plot twist, film ini punya daya kejut yang lebih kuat dan tak terduga.

Shyamalan berhasil menciptakan atmosfer horor yang mencekam dengan latar pedesaan yang biasanya identik dengan ketenangan. Ditambah lagi, penggambaran karakter lansia yang awalnya terlihat lembut, perlahan berubah menjadi sosok menyeramkan. Semua elemen ini bersatu menciptakan sebuah mimpi buruk yang tak terlupakan.

Dua tahun setelah The Visit, M. Night Shyamalan kembali unjuk gigi melalui Split. Bukan sekadar thriller psikologis biasa, film ini menyajikan plot yang berliku-liku dan penuh kejutan. Kisahnya berpusat pada Kevin Wendell Crumb (diperankan dengan luar biasa oleh James McAvoy), seorang pria dengan gangguan identitas disosiatif yang memiliki 23 kepribadian berbeda.

Sepanjang film, penonton dibuat tegang dengan pergantian kepribadian Kevin yang cepat dan tak terduga. Namun, puncak ketegangan terjadi ketika munculnya kepribadian ke-24 yang diberi nama "The Beast". Awalnya, sosok ini hanya sekadar rumor menakutkan di antara kepribadian-kepribadian lainnya. Namun, secara mengejutkan, "The Beast" benar-benar ada dan memiliki kekuatan fisik luar biasa. Ini menjadi plot twist pertama yang membuat penonton terbelalak.

Tak berhenti sampai di situ, Shyamalan masih menyimpan kejutan lain. Dalam adegan penutup, film ini memberikan twist kedua yang menghubungkannya dengan film sebelumnya, Unbreakable. Terungkap bahwa dunia Split dan Unbreakable sebenarnya terkoneksi.

Penonton diajak melihat sebuah restoran di mana para pengunjung sedang menyaksikan berita tentang serangan "The Beast". Di meja yang sama, ada David Dunn (Bruce Willis), sang "unbreakable man" dari Unbreakable. Ketika mendengar deskripsi tentang "The Beast", ia menyebut sosok tersebut dengan nama "Mr. Glass". Adegan ini sangat mengejutkan, pula membuka kemungkinan adanya sebuah alam semesta sinematik yang lebih luas!

Berangkat dari novel berjudul The Cabin at the End of the World karya Paul Tremblay, film ini mengikuti kisah Wen (Kristen Cui), seorang gadis kecil, bersama kedua orang tuanya, Andrew (Ben Aldridge) dan Eric (Jonathan Groff). Saat berlibur di sebuah kabin terpencil, keluarga ini menjadi sandera empat orang asing bersenjata. Para penyandera ini mengajukan permintaan yang mengerikan: mereka harus mengorbankan salah satu anggota keluarga untuk mencegah kiamat.

Awalnya, Knock at the Cabin memang sudah cukup menegangkan, namun ternyata masih ada kejutan yang siap mengagetkan penonton. Meskipun film ini berhasil menciptakan keraguan dalam benak penonton tentang kebenaran klaim para penyandera sebagai "Four Horsemen of the Apocalypse", ternyata mereka memang benar-benar membawa pesan tentang akhir dunia yang sudah dekat. Namun, plot twist yang sebenarnya terletak pada keputusan keluarga tersebut.

Dalam novel aslinya, tak ada adegan di mana salah satu dari kedua ayah Wen rela mengorbankan dirinya. Justru, kematian tragis menimpa Wen yang secara tak sengaja tertembak. Namun, M. Night Shyamalan mengambil keputusan berbeda dengan mengubah ending cerita. Pilihan Eric untuk berkorban sukses memberikan dampak yang lebih dalam bagi para penonton, terutama pembaca novelnya.

Plot twist yang telah dibahas di atas jelas menjadi tolak ukur bagi Trap (2024) untuk memberikan kejutan yang tak terlupakan. Dengan premis yang sudah antimainstream, apakah Trap akan menyuguhkan plot twist yang lebih mencengangkan? Mari buktikan di bioskop dan saksikan bagaimana M. Night Shyamalan kembali menguji batas imajinasimu!