8 Film Horor yang Berlatar di Rumah Sakit Jiwa, Visualnya Mencekam!

Film horor psikotronik yang menceritakan tentang lima pasien kejiwaan yang memiliki fobia atau ketakutan besar akan suatu hal yang spesifik. Beberapa dari lima pasien tersebut memiliki fobia yang bahkan terlalu ekstrim.

Beberapa ilmuwan pemerintah dengan metode penyembuhan yang cukup gila, berusaha menyembuhkan mereka dari fobianya. Penonton dibawa untuk ikut menyaksikan masa lalu dari kelima pasien ini, dan mengungkap alasan dibalik fobia yang mereka derita. Film ini memiliki sentuhan gore karena terdapat beberapa adegan penyiksaan.

Salah satu horor dalam bahasa spanyol terseram. Judul asli film ini adalah Insensibles, namun judul internasionalnya adalah Painless. Terbagi ke dalam dua segmen cerita dengan alur maju mundur. 

Pertama, berlatar waktu selama perang saudara Spanyol hingga tahun 60-an. Sebuah institusi kejiwaan rahasia berusaha untuk merehabilitasi anak-anak yang tidak bisa merasakan sakit sama sekali (painless).

Kedua, berlatar waktu masa sekarang. Di mana ceritanya berfokus pada seorang ahli bedah saraf yang cerdas sedang membutuhkan transplantasi sumsum tulang darurat untuk dirinya. Kemudian ia menemukan masa lalu yang kelam ketika dia hendak mencari orang tua kandungnya. Masa lalu itu pun berkaitan dengan institusi kejiwaan rahasia tersebut.

Tidak afdal rasanya jika tidak mengikutsertakan film ini jika membahas seputar institusi kejiwaan. Film thriller psikologis ini merupakan film garapan Gore Verbinski, sutradara film horor kemukaan yang juga menyutradarai film The Ring. 

Mengisahkan tentang seorang eksekutif muda ambisius yang diutus oleh perusahaannya untuk menjemput CEO perusahaan mereka. Eksekutif tersebut harus menjemput sang CEO dari suatu pusat kebugaran misterius terpencil yang berlokasi di Pegunungan Alpen Swiss. Tidak heran visual latar tempat film ini begitu estetik. 

Sesampainya dia di sana, dia langsung mencurigai metode penyembuhan misterius yang ada di tempat tersebut. Kewarasannya mulai diuji, ketika dia mengungkap misteri kelam yang menyelimuti tempat itu. Apalagi ketika CEO yang seharusnya ia jemput, menolak untuk dipulangkan dan bertingkah laku aneh. 

Film horor found footage ala Paranormal Activity atau seperti film yang booming baru-baru ini: Incantation (2022). Gonjiam seketika viral ketika trailer-nya mulai ditayangkan. Film horor Korea ini digadang-gadang sebagai film horor terseram tahun 2018 lantaran dieksekusi dengan sangat apik dan membuatnya terlihat realistis. 

Mengisahkan tentang seorang broadcaster yang merekrut beberapa orang untuk acara uji nyali di Gonjiam, rumah sakit jiwa yang terkenal berhantu. Untuk menarik lebih banyak viewers, broadcaster tersebut mulai melakukan hal-hal yang terlarang, seketika hal-hal supernatural mulai terjadi, dan keadaannya menjadi tidak terkendali. 

Gonjiam versi Jerman, film horor ini juga punya gaya found footage. Ceritanya pun berfokus tentang sebuah rumah sakit jiwa yang terkenal berhantu di Jerman. 

Sekelompok vlogger muda secara ilegal menerobos masuk ke RSJ yang dirumorkan berhantu, demi challenge media sosial yang sedang viral berjudul Will You Survive the Night. Berbekal kamera night vision dan kamera termal, para pecandu adrenalin remaja ini berusaha menguak rumor aktivitas paranormal di tempat tersebut. Namun nahas, segalanya tidak berakhir baik. Alih-alih menjadi viral, nasib buruk justru menimpa mereka.

Sebuah kelompok teater aneh bereksperimen dengan insomnia demi persiapan sandiwara panggung di sebuah rumah sakit jiwa yang sudah kosong. Hal tersebut mereka lakukan demi menghayati peran mereka pada pertunjukan berjudul Insomnes (Insomniacs).

Hari demi hari mereka lalui tanpa tidur sedikit pun. Sedikit demi sedikit mereka justru secara tidak sengaja mengeksplorasi pengalaman supranatural di tempat tersebut. 

Bianca (Eva De Dominici), seorang aktris muda baru bergabung dengan kelompok teater tersebut untuk bersaing demi mendapatkan peran utama. Dia harus bertahan menghadapi intensitas latihan yang tinggi ditambah dengan pengalaman paranormal yang mengusik mentalnya dan malah berakhir tragis.

Film thriller psikologis yang penuh teka teki misteri. Alur ceritanya benar-benar tidak terbaca sedari awal film dimulai. Mengaburkan garis batas antara kenyataan dan delusi, penonton diajak merasakan perang batin yang dirasakan oleh pemeran utama. 

Mengisahkan tentang Sawyer Valentini (Claire Foy), seorang perempuan yang baru saja merasakan pengalaman traumatis akibat ulah seorang stalker misterius bernama David Strine (Joshua Leonard). Akibatnya ia tidak mau lagi berinteraksi dengan lawan jenis, dan secara sukarela masuk ke sebuah institusi kejiwaan demi menyembuhkan dirinya dari trauma.

Namun nasib nahas sekali lagi menimpanya. Institusi tersebut justru melakukan penipuan asuransi. Perlakuan orang-orang di sekitar Sawyer pun membuatnya bingung. Ia pun perlahan menjadi ragu, apakah yang ia alami ini adalah hal yang benar-benar nyata atau hanya imajinasi semata. 

Atticus Institute didirikan pada awal tahun 1970-an oleh Dr. Henry West (William Mapother). Institut tersebut didirikan untuk menguji pasien dengan kekuatan supernatural, seperti kemampuan psikokinesis dan membaca pikiran. Film horor ini dibuat dengan gaya found footage.

Seorang pasien bernama Judith Winstead (Rya Kihlstedt) datang dan menggemparkan para staff Atticus Institute. Judith unggul dalam segala ujian yang diberikan oleh para dokter. Kemampuannya jauh melampaui manusia biasa. Kemampuan Judith ditengarai oleh manifestasi kekuatan jahat yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah dan uji coba terhadap kemampuannya malah berakhir tragis.

Film ini mengusung tagline sebagai satu-satunya kasus kesurupan yang dikonfirmasi oleh Pemerintah Amerika Serikat. Terdengar ngeri, bukan? 

Sekilas trailer yang diberikan untuk film-film di atas saja sudah sangat menyeramkan, membuat penasaran dan tentunya no spoiler. Rumah sakit jiwa atau asylum bahkan dijadikan sub-genre horor tersendiri, lho. Tentusaja cerita yang disajikan cukup beragam walau memiliki latar tempat yang sama.