8 Film Indie Powerful dengan Durasi 70-80 Menitan

Sadar gak sih, makin banyak film pemenang penghargaan yang durasinya tak main-main. Oppenheimmer, The Killers of the Flower Moon, dan The Brutalist misalnya dikemas dalam durasi 3 jam. Padahal, rentang konsentrasimu sedang rusak parah nih gegara keseringan nonton video pendek di media sosial.
Tenang, coba film independen berdurasi 70-80 menitan berikut. Meski pendek, ceritanya tetap berkualitas dan memuaskan untuk diikuti sampai akhir. Cocok buat memperbaiki rentang fokusmu yang rusak parah.
1. Zola (2020)

Zola adalah film indie berdurasi 84 menit yang mengikuti akhir pekan dua penari striptis yang penuh gejolak. Lakon utamanya, Zola (Taylour Paige), pramusaji di sebuah restoran yang menerima ajakan kenalan barunya. Namun, tanpa ia tahu, si kenalan baru ternyata membawa serta seorang pria yang berperan sebagai muncikari untuk mereka. Tak sesuai ekspektasi dan perjanjian awal, Zola pun mencoba mencari cara untuk menyelamatkan diri.
2. A Date for Mad Mary (2016)

A Date for Mad Mary adalah balada perempuan muda yang baru keluar dari penjara. Setelah tragedi itu, ia melihat perubahan dari kawan baiknya yang sedang sibuk mempersiapkan pernikahan. Mary (Seana Kerslake) tidak dilibatkan dalam persiapan itu dan itu menyakiti egonya. Mary pun berusaha mencari cara untuk mengembalikan kepercayaan sobatnya itu dengan cara yang tak biasa.
3. The Last Showgirl (2024)

Berdurasi 80 menitan, The Last Showgirl jadi salah satu film yang menasbihkan Pamela Anderson sebagai aktris dengan rekam jejak mumpuni. Di sini, ia memerankan seniman yang mulai redup dan terancam didepak dari klub tempatnya biasa mencari nafkah. Bersama rekan-rekan sejawatnya, ia mencoba mempertahankan relevansi mereka. Mirip The Substance, tapi jauh lebih mild alias kalem.
4. Shiva Baby (2019)

Cuma punya waktu 1 jam, coba tonton film indie berjudul Shiva Baby, deh. Kamu akan diajak menyelami batin Danielle (Rachel Sennott), mahasiswi yang merangkap jadi pacar gelap seorang pria kaya. Satu hari, ia diminta orangtuanya untuk hadir di sebuah acara pemakaman kerabatnya. Siapa sangka, di acara itu, Danielle justru bertemu si pacar gelap dan mantan kekasihnya sekaligus.
5. Run Lola Run (1998)

Krisis juga melanda Lola (Franka Potente), perempuan muda yang satu pagi dapat telepon darurat dari kekasihnya. Butuh bantuan segera, Lola pun tergerak untuk melakukan segala guna menyelamatkan nasib kekasihnya. Namun, situasi si pacar tak sesederhana yang kita kira. Film membayangkan bilamana Lola mengambil beberapa keputusan berbeda untuk mengatasi krisis tersebut. Dinamis dan susah ditebak, ini salah satu film eksperimental yang wajib ditonton.
6. Ama Gloria (2023)

Dalam waktu 84 menit, kamu bisa merasakan naik turunya emosinya Cleo (Louise Mauroy-Panzani), bocah 6 tahun yang baru saja kehilangan ibunya. Masih dalam suasana duka dan kaget, ia juga harus merelakan pengasuhnya, Gloria (Ilça Moreno) pergi karena urusan keluarga yang mendesak. Kehilangan dua kali dalam waktu yang berdekatan bukan hal mudah, tetapi kamu juga bakal mendukung Gloria pulang saat tahu kondisi keluarganya.
7. Flow (2024)

Memenangkan Oscar 2025, Flow ternyata masuk daftar film indie dengan durasi kurang dari 90 menit. Dengan animasi yang mumpuni dan ide cerita segar, Flow memang bisa jadi alternatif tontonan kaum rentang konsentrasi rendah. Kamu akan dibawa mengekor petualangan seekor kucing yang menemukan dunianya runtuh karena banjir bandang. Bersama beberapa spesies lain, mereka berusaha menyelamatkan diri.
8. Have a Nice Day (2017)

Kalau Flow bisa ditonton segala usia, pastikan kamu tidak mengajak anak di bawah umur untuk nonton film animasi independen 70 menitan ini. Dengan gaya ala Quentin Tarantino, film garapan Liu Jian itu dimulai dengan sosok pria yang nekat merampok demi membiayai perbaikan operasi plastik pacarnya yang gagal. Tanpa ia sadari, uang yang ia rampok ternyata milik geng kriminal berbahaya di China.
Siapa bilang kamu gak bisa menikmati film berkualitas dalam durasi kurang dari 90 menit? Film indie 80 menitan tadi bukti kalau durasi bukan penentu kualitas film. Sebaliknya, bisa jadi durasi pendek meningkatkan efektivitas cerita dan bikin filmnya jauh dari kata membosankan.