8 Film Persahabatan Orang Dewasa Mirip The Room Next Door

Parallel Mothers datang dari sutradara yang sama dengan film yang baru saja kita bicarakan. Siapa lagi kalau bukan maestro drama asal Spanyol, Pedro Almodovar.

Kali ini, bintang kawakan yang didapuknya jadi heroine alias lakon utama perempuan adalah Penelope Cruz. Ia memerankan Janis, perempuan 40-an yang memilih melahirkan bayi yang terlanjur dikandungnya tanpa rencana.

Dalam prosesnya, ia sekamar dengan remaja yang bernasib mirip dengannya. Merasa senasib, keduanya pun menjalin pertemanan hangat sampai sebuah fakta mencengangkan tersingkap. 

Starlet juga bicara beberapa tipe persahabatan orang dewasa sekaligus, yakni yang toksik dan transaksional. Film mengikuti Jane (Dree Hemingway), aktris bokek yang numpang tinggal sahabatnya. S

atu hari, saat beli teko bekas, ia tak sengaja menemukan segepok uang yang ia yakini milik si pemilik asli barang itu. Awalnya ingin mengembalikan, Jane tergoda menggunakan uang itu untuk keperluan pribadinya. Merasa tak enak, ia pun mencoba berkawan dengan si lansia  pemilik barang. Harapannya, niat baiknya itu bisa meredam rasa bersalahnya. 

Bridget (Kelly O'Sullivan) adalah perempuan 34 tahun yang sama sekali tak memenuhi norma sosial untuk perempuan seusianya. Tak punya pekerjaan tetap, apalagi berkeluarga, ia akhirnya mendaftar jadi seorang pengasuh untuk bocah 6 tahun.

Kritis dan aktif, tugas Bridget jelas tak mudah. Ini masih diperparah dengan fakta bahwa ia baru saja melakoni prosedur aborsi bayi yang tak dikehendakinya. Berusaha mandiri dan kuat, Bridget akhirnya mengakui kalau ia butuh memvalidasi perasaannya yang kacau. Pertemanannya dengan beberapa orang di sekitarnya seperti orangtua sang bocah dan ayah dari bayi yang baru saja digugurkannya menarik dan penuh insight. 

Mistress America punya kemiripan cerita dengan The Room Next Door, yakni sama-sama mendapuk penulis sebagai lakonnya. Ia adalah Tracy (Lola Kirke) yang baru saja pindah ke New York dan akhirnya berteman baik dengan calon saudara tirinya, Brooke (Greta Gerwig) yang sudah tinggal lama di kota metropolitan itu.

Tracy tertarik dengan gaya hidup dan lingkaran pertemanan Brooke. Ia bahkan berhasil meramu cerpen brilian dari sosok Brooke. Namun, semua ia lakukan tanpa persetujuan calon kakak tirinya itu dan berakhir pelik. 

Kemiripan film Italia ini dengan The Room Next Door bisa kamu lihat dari eksplorasi isu kesehatan mentalnya. Film mengikuti dua laki-laki bernama Pietro (Luca Marinelli) dan Bruno (Alessandro Borghi). Keduanya berkawan sejak kecil meski punya karakter berbeda. 

Karakter kontras mereka ini juga secara tak langsung mempengaruhi hubungan Pietro dengan ayahnya yang demanding. Sempat pisah lama, keduanya dipertemukan kembali setelah ayah Pietro meninggal dan ternyata mewariskan sepetak tanah di desa tempat Bruno tinggal. Keduanya sepakat untuk membangun rumah kabin di tanah itu, sambil mencerna lagi pertemanan mereka yang pelik. 

Film rilisan A24 dengan camerawork fantastik ini mengikuti dua pria kulit hitam bernama Jimmie (Jimmie Fails) dan Mont (Jonathan Majors) yang menyusuri komplek perumahan tua di San Fransisco. Jimmie dengan yakinnya menunjuk satu rumah yang menurutnya dibangun kakek buyutnya sebelum mereka diusir pada era segregasi rasial. Keduanya kemudian mengusahakan berbagai cara untuk bisa merebut kembali rumah itu. 

Berlakonkan dua transpuan Sin-Dee (Kitana Kiki Rodriguez) dan Alexandra (Mya Taylor), Tangerine adalah potret sisi lain Los Angeles dari perspektif kaum marginal. Digarap Sean Baker dengan kamera ponsel, filmnya sungguh tak tertebak. Sin-Dee yang baru tahu kalau kekasihnya selingkuh lagi, terobsesi untuk mencari sang pelakor.

Di satu sisi, Alexandra, meski tahu ini bakal berisiko buat kelanggengan persahabatan mereka, memilih untuk tetap mencari nafkah hari itu. Ia kemudian gak sengaja bertemu sopir taksi asal Armenia. Dari sini, benang merah bakal terajut dan bikin film makin seru. 

The Specials mungkin jadi film terkalem dalam daftar ini. Ia mengikuti persahabatan dua orang dewasa, Bruno (Vincent Cassel) dan Malik (Reda Kateb), yang datang dari latar belakang berbeda.

Bersama mereka mencoba membuat yayasan dan layanan terapi independen untuk anak-anak dengan neurodivergent. Idenya menarik dengan sistem nonprofit yang baik, tetapi karena tak ada izin, yayasan mereka terancam ditutup. 

Beda dengan persahabatan remaja dan anak muda, kompleksitas hidup dan resolusi masalah dalam pertemanan orang dewasa ini bisa jadi tontonan menarik. Ada banyak pesan kehidupan yang bisa kita ambil.