8 Film yang Dipakai Coralie Fargeat sebagai Referensi The Substance

Coralie Fargeat mengguncang dunia lewat film horornya berjudul The Substance (2024). Bukan horor biasa, Fargeat banyak terinspirasi dari tekanan sosial yang harus dihadapi perempuan terkait penampilan dan usia. Lewat balada Elisabeth Sparkle, selebriti yang kariernya meredup karena usia, kamu bakal diajak mengarungi roller coaster emosi dengan klimaks yang brilian.
Penasaran gak dengan referensi yang dipakai Fargeat untuk membuat The Substance? Ternyata ia membocorkan jawabannya lewat wawancaranya dengan Letterboxd. Berikut rekapnya!
1. The Fly (1986)

The Fly adalah salah satu film yang disebut Fargeat dalam wawancara itu. Ia adalah sinema karya David Cronenberg yang memang jago bikin cerita nyeleneh dan kontroversial.
The Fly mengikuti saintis nyentrik yang tak sengaja mengubah dirinya sendiri jadi makhluk setengah serangga. Tak hanya bentuk fisiknya yang berubah, ia juga punya sifat agresif serangga. Ini membuat hubungannya dengan kekasih dan orang-orang di sekitarnya ikut terdampak.
2. The Elephant Man (1980)

Film-film tentang tampilan fisik yang tak sempurna sepertinya mendominasi referensi Fargeat untuk The Substance. Salah satu yang ia sebut adalah The Elephant Man, film klasik yang terinspirasi kisah hidup pria dengan bentuk tubuh berbeda dari manusia biasa. Ini terjadi karena kecelakaan yang menimpa sang ibu saat ia berada dalam kandungan. The Elephant Man sukses besar dengan raihan 8 nominasi Oscar.
3. The Hunchback of Notre Dame (1939)

Ketidaksempurnaan fisik juga jadi tema utama dalam film The Hunchback of Notre Dame. Rilis dalam beragam versi, pada dasarnya kisahnya berakar dari novel karangan Victor Hug dan berkutat pada balada laki-laki bungkuk yang mengisolasi diri di menara katedral. Sama denganThe Substance, film berkutat pada tekanan sosial yang mengharapkan seseorang tampil paripurna dan senormal mungkin.
4. The Shape of Water (2017)

Menarik ketika Fargeat menyebut The Shape of Water dalam salah satu referensinya saat menggarap The Substance. Menurutnya, film itu mencoba memanusiakan sosok monster.
Persis dengan adegan di mana Sue (Margaret Qualley) terkena efek samping serum yang dipakainya dan berubah jadi monster. Namun, penonton tetap bisa melihat ekspresi kesedihan dan ketakutan dari matanya.
5. The Shining (1980)

Ada banyak adegan dalam The Substance yang mengingatkanmu pada The Shining. Pemilihan warna dan latarnya yang serba geometris misalnya. Tak heran kalau Fargeat pun menyebut film horor legendaris itu sebagai salah satu inspirasinya. Gak cuma itu, ada beberapa adegan gore yang sepertinya juga menginspirasi Fargeat saat membuat ide visual untuk The Substance.
6. Carrie (1976)

Selain adegan gore-nya yang melegenda dan jadi referensi visual The Substance, film Carrie juga bermuatan feminisme layaknya film garapan Coralie Fargeat. Jalan ceritanya memang beda jauh, tetapi sama-sama membahas bagaimana misogini masih jadi momok buat perempuan dari masa ke masa. Ada banyak adegan mengganggu yang berhubungan dengan patriarki dalam dua film horor tersebut.
7. The Thing (1982)

Berkutat pada transformasi bentuk seonggok makhluk misterius, tak mengejutkan kalau film ini menginspirasi The Substance. The Thing yang dibuat John Carpenter pada 1982 berpusat pada kejadian ganjil yang menimpa tim peneliti asal Amerika Serikat di Antartika. Sebuah kecelakaan terjadi di depan mata mereka dan seonggok mahkluk misterius ditemukan di tempat kejadian.
8. Star Wars (1977)

Selain film-film thriller dan horor, Fargeat ternyata menyertakan film aksi Star Wars dan RoboCop dalam daftar referensinya. Ini menarik dan tak biasa, tetapi bisa kita lihat dalam beberapa sekuens adegan dalam The Substance yang dibuatnya ala film petualangan epik. Ada momen di mana kita dibikin berempati pada Elisabeth (Demi Moore) dan Sue (Margaret Qualley) dan terhibur dengan ketidakpastian yang menanti mereka.
Beragam juga inspirasi yang dipakai Coralie Fargeat untuk membuat The Substance (2024). Kebanyakan masih satu tema, yakni transformasi penampilan yang tak sesuai harapan. Namun, dengan memilih perempuan dan feminisme sebagai pusat dari filmnya, The Substance terasa lebih segar dan inovatif.