Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Lagu Bahasa Inggris yang Bernada Politik, Didominasi Punk

band punk Amerika Serikat Green Day (instagram.com/greenday)
band punk Amerika Serikat Green Day (instagram.com/greenday)

Siapa bilang seni itu tidak politis? Nyatanya apapun dalam hidupmu itu adalah buah dari keputusan politik, termasuk apa yang kamu makan, baca, dengar, dan kerjakan. Jadi, sebenarnya gak heran kalau kita menemukan lagu yang bernada politik, termasuk yang dipopulerkan musisi-musisi ternama. 

Lagu "Bayar Bayar Bayar" milik Sukatani, nyatanya menguarkan kritik politik layaknya lagun Feast. yang berjudul "Tarian Penghancur Raya" dan "Bongkar" ciptaan Iwan Fals misalnya. Di luar negeri pun, budaya mengkritik pemerintah dan kebijakannya pun bukan hal yang aneh. Ini setidaknya 8 lagu politik yang pernah ditulis dalan bahasa Inggris. Datang dari berbagai negara, miris juga karena isunya ternyata tak jauh beda dengan yang terjadi di negeri sendiri. 

1. "American Idiot" (Green Day)

"American Idiot" adalah salah satu lagu terpopuler Green Day yang sampai sekarang masih relevan didengar. Lagu ini awalnya mereka ciptakan sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan pro-perang George W. Bush pada 2004. Green Day menyorot cara-cara licik Bush dan pemerintahannya untuk melancarkan kebijakan perang terhadap terorisme dan invasi Irak. Termasuk di antaranya menyebarkan propaganda lewat media, terutama saat itu televisi. 

Don't wanna be an American idiot
One nation controlled by the media
Information age of hysteria
It's calling out to idiot America

2. "I Love You" (Fontaines D.C.)

Pernah di-gaslight karena memilih merantau ke luar negeri ketimbang bertahan di negeri sendiri? Ini yang dirasakan band Irlandia Fontaines D.C. dan akhirnya mereka sulap jadi lagu-lagu epik. Fontaines D.C. sendiri sering banget membicarakan isu ini karena mereka sering jadi sasaran kritik orang-orang anti-Inggris karena luka kolonialisme. Keputusan mereka untuk mengkritik negeri sendiri juga sering dianggap sebagai bukti kebencian, padahal sebaliknya. Salah satu lagu yang cukup menohok judulnya "I Love You". Lagu itu sengaja mereka tulis untuk menjawab orang-orang yang mempertanyakan nasionalisme mereka.

I love you, I love you, I told you I do
It's all I've ever felt, I've never felt so well
And if you don't know it, I wrote you this tune
To be here loving you when I'm in the tomb
I've eddied the heart now, from Dublin to Paris
And if there was sunshine, it was never on me
So close, the rain, so pronounced is the pain

3. "Carcinogenic" (IDLES)

Mirip yang terjadi di Indonesia, Inggris dan beberapa negara Eropa lain pernah mengaplikasikan kebijakan penghematan anggaran karena krisis. Masalahnya, penghemata ini tidak menyentuh para pejabat yang ada di puncak kekuasaan. IDLES sebagai salah satu band punk-rock yang vokal banget soal isu politik pun gak tinggal diam. Mereka menampar para stakeholders lewat lagu "Carcinogenic". 

Working people down to the bone on their knees
9-to-5 every day of the week is...
Carcinogenic (carcinogenic)
Getting minimum wage, while your boss takes a raise
As he lies through his brand new teeth, he is...
Carcinogenic (carcinogenic)
Over-working, working nurses and teachers
Whilst you preach austerity is...
Carcinogenic (carcinogenic)

4. "God Save The Queen" (Sex Pistols)

Posisi Keluarga Kerajaan Inggris adalah perdebatan sengit di Inggris Raya. Band lawas Sex Pistols pernah mengkritik eksistensi mereka dalam lagu "God Save the Queen" yang langsung memunculkan polemik. BBC bahkan menolak memutar lagu ini, tetapi popularitasnya terus naik. Lagu ini bahkan pernah bercokol di peringkat 2 UK Singles Chart tahun 1977. 

God save the Queen
'Cause tourists are money
And our figurehead
Is not what she seems
Oh, God save history
God save your mad parade
Oh, Lord, God have mercy
All crimes are paid

5. "Police State" (Pussy Riot)

"Police State" adalah salah satu lagu yang dirilis Pussy Riot dalam bahasa Inggris. Band progresif asal Rusia ini memang dikenal lewat liriknya yang culas. Dalam "Police State" mereka menggunakan pendekatan satire untuk mengkritik kebijakan tindakan brutal polisi terhadap warga negara mereka. Liriknya juga kontras dengan melodi ceria yang mereka pakai. 

Big smile for the camera, it's always on
It's all in the protocol, they tapped my phone
Golden idols holding rivals, take my body, anybody
I'm your trophy, make my nose bleed, now you own me
Oh my god, I'm so happy I could die
Oh my god, I'm so happy I could cry

6. "Aye" (Sam Fender)

Sam Fender juga punya banyak koleksi lagu politis, terutama di album pertama dan keduanya. Salah satunya "Aye" yang menyoroti kebijakan pro-perang negara-negara di dunia. Ia mendaftar berbagai aksi kekerasan yang dilakukan pemimpin dari zaman ke zaman. Fender juga mencatut betapa efektifnya cara pemimpin dan kapitalis mengadu domba sesama rakyat terutama para kelas bawah. Menampar dan relevan sampai kapanpun. 

They watched the atom bomb reduce two cities to dust
And paint the whole narrative as totally just
They fly drones above our heads
That paint the ground black and red
Children's eyes clasped in dread
They all knew where it led

7. "This is America" (Childish Gambino)

Polemik kebebasan kepemilikan senjata, rasisme dan konsumerisme di Amerika Serikat adalah sorotan dalam lagunya Childish Gambino yang berjudul "This is America". Sempat viral ketika dirilis perdana pada 2018, Gambino melengkapi lagu ini dengan tarian teatrikal yang menakjubkan sekaligus mengganggu. "This is America" bisa jadi semacam alarm buat orang-orang yang menganggap slogan American Dream itu masih relevan. 

We just wanna party
Party just for you
We just want the money
Money just for you (Yeah)
I know you wanna party
Party just for free

8. "H.O.O.D" (Kneecap)

Kneecap akhirnya dapat sorotan yang layak sejak kisah mereka difilmkan. Grup hiphop asal Irlandia Utara ini juga cukup vokal soal politik. Selain memilih menyelipkan bahasa Irlandia dengan tujuan melestarikan warisan budaya, mereka juga banyak menyelipkan satire dalam lirik lagu. Coba dengarkan "H.O.O.D", deh. Ini adalah lagu yang mereka buat untuk menyindir stereotip yang biasa melekat pada komunitas Irlandia kelas menengah bawah di Inggris Raya. 

Throw a hook, a jab and a boot
I sneak a quick toot then I fire another boot
For callin’ me a fruit
For tryna take the loot
But Billy won’t be bothering anymore hoods

Kedelapan lagu tadi adalah bukti kalau seni punya kontribusi politik. Mencampurkan seni dengan protes pun bukan hal yang aneh, justru normal di negara demokrasi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us