Kesuksesan album di masa lalu tidak selalu berbuah manis buat musisi. Justru itu membuat orang menaruh ekspektasi tinggi pada karya mereka selanjutnya. Sama halnya dengan yang terjadi pada sejumlah musisi papan atas dunia.
Nama besar mereka tak menjamin kalau album yang dilepasnya bakal selalu laris dan masuk tangga lagu bergengsi. Persis dengan yang terjadi pada album-album baru berikut.
Smile adalah album studio keenam Katy Perry yang rilis di tahun 2020. Di sini, Perry mencoba melakukan perubahan dengan menulis lagu-lagu yang lebih bernuansa ballad. Album ini pun membagi audiens dalam dua kubu, suka dan tidak.
Namun, yang jelas hanya single Daisies yang berhasil masuk Billboard 100 dan menduduki peringkat ke-40. Hal ini cukup mencolok, sebab album dan lagu Katy Perry di masa lalu selalu mendulang sukses dan menjadi hits di banyak negara.
Album ini mungkin bisa dibilang yang terburuk dari Coldplay. Banyak media yang mengkritisinya sebagai album yang terlalu pop dan terkesan berambisi ingin meraih perhatian generasi Z.
Beberapa judulnya juga dibuat dengan modifikasi kata yang sebenarnya tidak perlu macam "Biutyful", bahkan beberapa hanya menggunakan emoji. Satu-satunya lagu dengan gaung lumayan santer hanya "My Universe" yang mereka nyanyikan bersama BTS.
Dari 14 lagu dalam album Jordi milik Maroon 5, hanya "Memories" dan single kolaborasi dengan penyanyi Megan Thee Stallion, "Beautiful Mistakes" yang berhasil menarik perhatian. Selebihnya tak banyak lagu yang benar-benar memorable.
Album yang judulnya diambil dari nama panggilan mantan manajer mereka yang meninggal dunia ini bisa dibilang salah satu karya Maroon 5 yang gagal secara komersial. Orang mungkin lupa kalau Maroon 5 pernah melepasnya di tahun 2021 kemarin.
Ed Sheeran banyak dikritisi karena kecenderungannya menetap di zona nyamannya dan jarang bereksperimen dalam karya-karyanya. Hal inilah yang membuat warganet meremehkan bahkan menjadikan Sheeran sebagai bulan-bulanan saat menyeruak kabar ia akan segera merilis album baru.
Seakan menjawab cemooh warganet, di materi terbarunya, Equals, Sheeran banyak mencoba gaya baru dengan memilih lagu-lagu energik dan sentuhan disko sebagai single. Sebut saja "Bad Habits" , "Shivers", dan "Overpass Graffiti". Namun, selebihnya album ini tak banyak menunjukkan perubahan ciri khas Sheeran yang nyaman dengan gitar akustik dan lagu ballad.
Ungkapan bahwa nama adalah doa seakan berlaku pada album baru Zayn ini. Sesuai dengan judulnya, tak banyak orang yang mendengar album ini di Spotify bila dibandingkan dengan album debutnya Mind of Mine.
Satu-satunya lagu yang mungkin cukup banyak dikenal dari album Nobody is Listening hanyalah "Vibez". Tak ada hits single macam "Pillow Talk" dan "Dusk Till Dawn" di sini yang mampu mengangkat popularitasnya.
Secara komersial, album ini tidak bermasalah. Ia masuk Billboard 100 dan bahkan sempat dinominasikan sebagai album rap terbaik untuk ajang Grammy 2022 mendatang. Namun, Drake memilih mundur dengan alasan kecewa lagu dan albumnya dimasukkan dalam genre rap.
Terlepas dari itu, album ini sebenarnya tak banyak menunjukan komitmen Drake untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Beberapa media mengkritisi album ini sebagai sesuatu yang terlalu hambar dan membosankan.
Meski sudah ditunggu-tunggu, ternyata Solar Power belum mampu melampaui kesuksesan album terdahulu Lorde seperti Pure Heroine dan Melodrama. Beda dengan dua album sebelumnya, album terbaru Lorde lebih minimalis dari segi instrumen.
Pendekatan baru ini memang membuat Solar Power tidak begitu populer dibanding lagu-lagu yang lebih upbeat dari materi-materinya yang terdahulu. Satu hal lagi adalah terlalu banyak lagu yang terdengar mirip satu sama lain di album ini.
Album Human sebenarnya sudah diwacanakan sejak 2019 lalu. Bahkan mereka merilis single "Rescue Me" sebagai pertanda kalau materi baru akan segera jadi. Namun, barulah tahun 2021 album ini dilepas ke publik.
Penantian yang panjang memang akhirnya terjawab, tetapi sayangnya bila dibanding album-album terdahulu, Human tidak begitu sukses secara komersial. Pendengarnya di Spotify bisa dibilang tak banyak.
Dibandingkan dengan Origins, Natural, dan Night Visions, album Mercury: Act 1 tak banyak kita dengar gemanya. Bahkan single utamanya "Wrecked" dan "Follow You" hanya diputar 100-200 juta kali di Spotify. Bandingkan dengan "Believer" dan "Thunder" yang mencapai 1 milyar atau "Natural" yang meraih angka 800 juta kali stream.
Dibanding materi-materi lawasnya, album terbaru Imagine Dragons memang terdengar lebih quirky dan kurang catchy.
Memang tak ada yang pasti dalam bisnis, termasuk bisnis hiburan. Ada kalanya di atas, ada waktunya kita mengakui kekalahan. Seperti deretan musisi di atas, sukses di awal debut tidak menjamin keberhasilan di album berikutnya.