9 Film Non-Horor yang Sukses Bikin Penontonnya Trauma

Trauma gara-gara film horor sih sudah biasa? Ini juga yang biasanya bikin beberapa orang menghindari genre itu. Namun, tahukah kamu kalau gak hanya film horor yang bisa bangkitkan trauma dan ketakutan baru dalam hidupmu?
Sembilan film berikut buktinya. Meski tak ada embel-embel horor, mereka bukan tipe film yang nyaman ditonton. Pastikan kamu sudah membaca disklaimer dan peringatan untuk penonton sebelum mengeklik tombol putar.
1. Prisoners (2013)

Prisoners mengekor pergolakan batin seorang ayah yang tak terima ketika pria terduga penculik putrinya divonis bebas. Intuisinya berkata kalau pria itulah pelaku sebenarnya dan ia nekat menculik serta menyiksa sang terduga. Namun, itu semua ternyata tak memberikannya rasa lega apalagi jawaban atas keberadaan putrinya. Pencariannya justru hampir tak berujung karena berbagai petunjuk dan terduga baru justru bermunculan. Prisoners adalah tipe film intense yang bikin penonton gak nyaman dan penasaran. Selain plot, sinematografi berperan penting dalam film ini.
2. Come and See (1985)

Jangan coba-coba nonton Come and See kalau kamu tak siap mengalami trauma berhari-hari. Film antiperang berlatar Perang Dunia II ini mengikuti perspektif remaja yang memutuskan bergabung dengan pasukan gerilya Soviet untuk melawan Nazi. Tanpa disadarinya, ia sedang masuk ke jurang kesengsaraan tiada ujung. Kengerian demi kengerian ia temui sepanjang film. Tak ada ruang sekecil pun untuk momen heroik yang disisakan sutradara Elem Klimov.
3. The Painted Bird (2019)

Pengalaman traumatik lakon Come and See juga dirasakan bocah bernama Joska (Petr Kotlar) dalam film The Painted Bird. Joska diceritakan terlunta-lunta di sebuah negara terdampak Perang Dunia II setelah kematian bibinya. Nekat memulai perjalanan seorang diri, sang bocah harus menyaksikan sendiri berbagai kejahatan kemanusiaan dan kengerian yang tak pernah ia duga sebelumnya.
4. Zone of Interest (2023)

Zone of Interest memang gak menampakkan kengerian sama sekali. Sebaliknya, film ini didominasi warna cerah. Namun, bila kamu perhatikan, film sedang menggambarkan betapa dingin dan kejinya orang-orang yang bisa melanjutkan hidup tanpa terdampak perang yang sedang berkecamuk. Dirilis beberapa dekade setelah Perang Dunia II yang jadi latar waktunya, film ini masih relevan di tengah konflik bersenjata bahkan genosida yang masih berlangsung di beberapa belahan dunia.
5. Coraline (2009)

Formatnya sih boleh animasi, tetapi Coraline sebenarnya menyimpan sisi gelap dan menakutkan. Film mengikuti Coraline dan orangtuanya yang baru pindah rumah. Lelah diabaikan terus, Coraline berharap untuk dibesarkan orangtua lain dan satu hari doanya terjawab. Meski didominasi warna-warna mencolok, sejak awal kamu bisa merasakan ketidaknyamanan dalam film rilisan rumah produksi Laika itu. Setelah rahasia mulai tersibak di tengah film, penonton pun dibikin trauma dan kepikiran.
6. Cache (2005)

Digarap Michael Haneke yang dikenal sebagai maestro psikodrama, Cache berpotensi bangkitkan trauma baru buatmu. Film berpusat pada pasutri yang hidupnya terusik karena kiriman rekaman video yang menunjukkan keseharian mereka. Sudah pasti dimata-matai, mereka pun berusaha mencari tahu siapa pelaku dan motif dari teror ini. Di tengah prosesnya, rahasia kelam si suami ikut terkuak.
7. Buried (2010)

Lebih sering bermain di film-film blockbuster, Ryan Reynolds ternyata pernah terlibat dalam proyek indie brilian sutradara Spanyol berjudul Buried. Ia memerankan seorang warga negara Amerika Serikat yang diculik militan Irak dan dikubur hidup-hidup dalam sebuah peti. Ia hanya dua benda yang harapannya bisa dipakainya untuk meminta tebusan dari pemerintah AS. Kamu yang klaustrofobik amat tak disarankan nonton film ini.
8. Irreversible (2002)

Dapat rating R (restricted) alias hanya boleh dikonsumsi penonton yang sudah cukup umur, Irreversible memang setraumatik itu. Salah satu adegan yang diwanti-wanti untuk dapat kebijakan dari penonton adalah ketika protagonis utamanya diserang di sebuah terowongan. Sutradara film ini adalah Gaspar Noe yang memang dikenal eksperimentalis dan nyentrik. Jangan coba-coba nonton kalau tak mau terngiang-ngiang kengeriannya.
9. Beginning (2020

Kengerian serupa juga bisa kamu temukan dalam film Georgia berjudul Beginning. Film ini adalah potret ancaman dan kengerian yang harus dirasakan kelompok minoritas di tengah komunitas yang konservatif. Protagonis utamanya adalah istri dari seorang pendeta Kristen Yehova di Georgia yang sejak awal harus mengalami berbagai kejadian tak menyenangkan. Sama dengan Irreversible, ada satu adegan mengganggu yang disyuting tanpa putus dan perlu kebijakan dari penontonnya.
Itulah pentingnya rating, disklaimer, dan peringatan yang dalam film. Jangan anggap mereka sebagai dekorasi belaka, ada baiknya baca seksama sebelum memutuskan nonton. Labelnya sih boleh drama, tetapi tak ada jaminan kalau mereka bebas adegan mengganggu dan traumatik.