9 Karakter Anime Cewek dengan Pengembangan Karakter Terburuk

Anime shonen terkenal dengan plot penuh aksi dan protagonis cowok yang kuat. Sayangnya, hanya sedikit karakter cewek yang bisa mengimbangi mereka. Tak jarang kalau mereka hanya dijadikan pajangan untuk "fan service" atau bahkan beban buat cerita.
Di bawah ini ada 9 karakter cewek yang sayangnya tidak mendapatkan character development yang maksimal. Siapa saja? Yuk, langsung baca artikelnya!
1. Mikasa Ackerman (Attack on Titan)

Di awal cerita, Mikasa digambarkan sebagai karakter kuat dan jago banget pake ODM gear. Bahkan dia sendiri berkata "Aku kuat, sangat kuat. Kalian tak bisa menandingku." Sayangnya, Mikasa terlalu terpaku pada Eren. Potensi leadership dan kekuatannya terbuang sia-sia demi "melindungi" Eren.
Meskipun memiliki masa lalu yang tragis, emosi Mikasa juga hanya berkutat pada kesedihan dan kemarahan, membuatnya jadi karakter satu dimensi. Mikasa bisa saja jadi pemimpin menginspirasi di Attack on Titan seperti Hanji Zoe. Namun, Hajime Isayama memilih untuk membuatnya sebagai karakter pendukung yang pasif.
2. Hinata Hyuga (Naruto)

Awalnya, Hinata adalah cewek penakut, tapi berkat Naruto dia jadi lebih percaya diri. Sayangnya, perkembangan karakternya agak lambat. Dia seringkali kembali ke sifat pemalu dan ragu-ragu setelah menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Dia juga terlalu fokus ke Naruto sampai lupa buat kehidupan sosialnya sendiri. Mirip-mirip Sakura yang nempel banget ke Sasuke, tapi versi lebih kalemnya aja. Hal inilah yang membuatnya kurang menarik sebagai karakter di anime Naruto.
3. Satsuki Momoi (Kuroko no Basuke)

Anime Kuroko no Basuke punya karakter cewek keren kayak Riko Aida. Tak hanya mampu memberikan dukungan moral, ia juga mampu mendorong tim basket Seirin untuk mencapai potensi maksimalnya. Satsuki Momoi, justru sebaliknya. Saking bucinnya dengan Kuroko, dia ngikutin Kuroko kemana-mana. Tak jarang, ia juga mengorbankan timnya demi Kuroko.
Dia seharusnya bisa menjadi manajer yang lebih mandiri dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi tim basket Teikō, alih-alih hanya menjadi babysitter Aomine. Kurangnya eksplorasi emosi juga membuat karakternya terasa dangkal.
4. Juvia Lockser (Fairy Tail)

Awalnya, Juvia cuma cewek galak yang naksir berat sama Gray. Tapi, setelah gabung Fairy Tail, dia mulai berubah jadi lebih baik. Sayangnya, dia terus caper dan mengikuti Gray kemanapun pergi. Padahal, dia punya potensi jadi karakter yang lebih kompleks.
Kisah cinta Juvia dengan Gray seringkali menjadi fokus utama di anime Fairy Tail, yang membuat karakternya menjadi monoton. Juvia sendiri memiliki kekuatan sihir yang unik, yang sayangnya harus terabaikan demi memberikan spotlight pada Gray.
5. Elizabeth Liones (The Seven Deadly Sins)

Elizabeth digambarkan sebagai karakter yang lemah dan selalu diselamatkan oleh Meliodas. Padahal, dia adalah reinkarnasi dari Dewi Elizabeth. Sayang, karakternya kurang dikembangkan, dan seringkali dijadikan "objek" Meliodas daripada karakter dengan tujuan sendiri.
Yup, karakternya di Nanatsu no Taizai mirip dengan gambaran "Dara yang Ditindas" yang menunggu untuk ditolong pangeran berkuda putih. Dengan segudang potensi, ia hanya dijadikan sebagai karakter pendukung yang terus nempel sama Meliodas.
6. Yuno Gasai (Future Diary)

Dalam anime Mirai Nikki, Yuno digambarkan sebagai cewek yang kuat dan punya tekad baja. Sayangnya, obsesinya sama Yuki terlalu berlebihan bahkan terkesan toxic. Obsesinya ini menjadi pendorong utama dalam segala tindakannya, yang membuatnya menjadi karakter yang unstable dan menakutkan. Ya, mirip sama cegil di dunia nyata lah.
7. Misa Amane (Death Note)

Sejak awal, Misa hanya berfokus pada cintanya kepada Light, tanpa memiliki kehendak bebas. Dia seringkali bertindak sesuai perintah Light saja. Bahkan setelah mendapatkan Shinigami Eyes, Misa seharusnya memiliki perkembangan karakter yang lebih kompleks. Namun, dia tetap menjadi karakter yang begitu-gitu saja.
8. Orihime Inoue (Bleach)

Orihime seringkali menjadi beban bagi Ichigo dan teman-temannya. Dia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk berkontribusi dalam pertarungan. Orihime juga seringkali meragukan kemampuan dirinya sendiri dan membutuhkan dorongan dari orang lain.
Di pertempuran terakhir melawan Yhwach, Orihime berhasil menunjukkan kalau dirinya bukan cewek cengeng lagi. Bahkan, dia membantu Ichigo di pertempuran tersebut. Namun setelahnya? Ia kembali menjadi karakter pembantu lagi.
9. Sakura Haruno (Naruto)

Sakura mungkin contoh utama dari perkembangan karakter yang paling tidak konsisten. Ia mendapatkan kekuatan, lalu kembali ke sifat impulsif dan emosionalnya. Tak jarang, ia pun hanya menjadi penonton di momen penting.
Misalnya, dia berhasil mendapatkan Kekuatan Seratus Segel di Perang Dunia Shinobi Keempat. Namun setelahnya? Ia hanya "menonton" Naruto dan Sasuke mengalahkan Kaguya, lalu tidak bisa berbuat apa-apa saat keduanya bertarung.
Kekuatan medis Sakura juga seringkali dianggap remeh dibandingkan dengan kekuatan ninjutsu yang dimiliki oleh karakter pria. Jarak antara kekuatannya dengan anggota lain di Tim 7 pun bagaikan langit dan bumi. Sayang banget, kan?
Gimana, setuju enggak sama daftar ini? Siapa lagi karakter cewek anime favoritmu yang seharusnya punya pengembangan karakter yang lebih baik? Tulis di kolom komentar ya!