9 Rekomendasi Film Kanada Berbahasa Prancis, Favorit Festival!

Tidak hanya bahasa Inggris, bahasa Prancis juga diakui sebagai bahasa resmi Kanada. Ini sejalan dengan keberadaan komunitas berbahasa Prancis di sejumlah wilayah mereka seperti Alberta, Quebec, Ontario, Nova Scotia, dan lainnya. Jadi, jangan heran kalau kamu menemukan film berbahasa Prancis yang latarnya Kanada.
Menariknya, meski minoritas, dalam industri film, sinema-sinema berbahasa Prancis inilah yang sering mengharumkan negara itu. Mereka sering menembus festival film bergengsi macam Cannes, Sundance, dan Toronto International Film Festival. Gak percaya? Coba kenalan dengan film Kanada-Prancis lewat 9 judul berikut.
1. Mommy (2014)

Saat bicara film Kanada berbahasa Prancis, siapapun bakal langsung memikirkan Xavier Dolan. Ia memang salah satu sineas prodigy yang mendulang sukses pada usia cukup muda. Dolan debut di Cannes Film Festival lewat karya debutnya, I Killed My Mother (2009), kemudian meraih Un Certain Regard lewat film Mommy lima tahun berselang.
Mommy sendiri mengikuti dinamika hubungan ibu tunggal dengan putranya yang mengidap ADHD. Dengan rasio gambar 4:3, kamu bakal dimanjakan dengan sinematografi memukau dan cerita ciamik. Ini bisa jadi film Kanada-Prancis yang masuk daftar prioritas tontonanmu.
2. Humanist Vampire Seeking Consenting Suicidal Person (2023)

Coba juga film horor-satire berjudul Humanist Vampire Seeking Consenting Suicidal Person karya Ariane Louis-Seize. Unik dan cerdas, film mengikuti Sasha (Sarah Montpetit), vampir remaja yang tak pernah mau mencari mangsa sendiri. Satu hari, orangtuanya menghentikan pasokan darah segar untuknya agar sang putri bisa mandiri. Petualangan itu mempertemukan Sasha dengan remaja depresi yang ikhlas mempersilakannya menghisap darahnya.
3. Solo (2023)

Tayang perdana di Toronto International Film Festival 2023, Solo disertakan Indiewire dalam daftar 30 film terbaik 2024. Film Kanada-Prancis ini mengikuti perspektif Simon (Théodore Pellerin), perias yang juga aktif di acara komunitas LGBTQ+. Ia menikmati hidupnya ini, ditambah kehadiran pasangan yang mencintainya. Hingga kehadiran sosok dari masa lalunya mulai membuat Simon mulai mempertanyakan jalan hidup yang ia anggap ideal ini.
4. Falcon Lake (2023)

Bergenre coming of age dengan sentuhan supranatural, Charlotte Le Bon (aktris yang bermanuver jadi sutradara) akan mengajakmu menyusuri pedesaan Kanada yang misterius. Ia menggunakan perspektif Bastien (Joseph Engel), bocah 14 tahun. Ketika liburan bersama keluarganya, ia terpikat pada sosok remaja yang berusia dua tahun lebih tua darinya.
Otomatis, ini memaksanya beradaptasi dengan sirkel pergaulan pujaan hatinya. Ketidaknyamanan dan keraguan ala remaja coba dieksplorasi Le Bon lewat lakon pilihannya itu. Terdengar klise? Tunggu sampai kamu mencapai sepertiga akhir film, dijamin tercengang karena twist-nya.
5. Incendies (2010)

Disebut salah satu film paling bikin trauma sekaligus kaget tak percaya, Incendies ternyata dibuat sineas Kanada-Prancis, Denis Villeneuve. Tak heran, pada awal film, Incendies mengikuti dua saudara kembar di Kanada yang berusaha mencari tahu maksud dari surat wasiat sang ibu. Dari situ, rahasia kelam sang ibu yang pernah jadi korban perang saudara di sebuah negara fiktif di Timur Tengah mulai tersingkap.
6. C.R.A.Z.Y. (2005)

Masih jadi salah satu film Kanada-Prancis terbaik sepanjang masa, C.R.A.Z.Y. berkutat pada Zac (Marc-André Grondin), remaja gay yang hidup pada tahun 1970-1980. Lahir dan besar di keluarga religius, Zac kesulitan mengekspresikan diri dan seksualitasnya. Film mencoba membicarakan tantangan Zac sebagai bagian dari komunitas LGBTQ+ di tengah lingkungan yang homofobik.
7. Laurence Anyway (2012)

Laurence Anyway bisa dikategorikan film bertema mid-life crisis. Bagaimana tidak, lakonnya Laurence (Melvil Poupaud), seseorang yang setelah 30 tahun hidup sebagai pria memilih jadi transgender. Padahal, ia sudah berpasangan dan punya karier bagus. Keputusannya jelas mengundang pro dan kontra, tetapi ia dapat dukungan besar dari pasangannya. Film ini juga dibuat Xavier Dolan dan sukses besar di Cannes Film Festival.
8. Everything Is Fine (2008)

Dibuat sutradara Kanada-Prancis, Yves Christian Fournier pada 2008, Everything Is Fine adalah film drama coming of age yang masih relevan sampai sekarang. Film berpusat pada pergumulan batin seorang pemuda yang keempat temannya tewas bunuh diri secara bergiliran. Maskulinitas toksik dan kesehatan mental jadi topik yang disenggol Fournier saat itu dan sampai sekarang masih jadi problem.
9. Red Rooms (2023)

Red Rooms adalah film thriller independen berbahasa Prancis yang berlatar Kanada masa kini. Dibuat Pascal Plante dengan protagonis perempuan, film mengikuti obsesi seorang model terhadap pembunuh berantai yang baru tertangkap. Dengan seksama, ia mengikuti proses peradilan sang pembunuh yang membuat penonton mulai bertanya-tanya. Seiring bergulirnya film, Plante bakal menjawab alasan-alasan mengerikan di baliknya.
Gak nyangka, Kanada justru diwakili komunitas Prancisnya soal film. Kesembilan sinema Kanada berbahasa Prancis tadi jadi buktinya, idenya cemerlang dan eksekusinya pun gak abal-abal. Tak heran kalau mereka jadi favorit di berbagai festival. Langsung jelajahi lebih dalam dan temukan berlian tersembunyi lainnya dari semesta sinematik yang satu ini.