Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Adegan Fatal dalam Film yang Gagalkan Aktor Raih Oscar

film Birth (instagram.com/Birth)
film Birth (instagram.com/Birth)

Tak semua penampilan luar biasa di film langsung diganjar penghargaan Oscar. Bahkan aktor-aktor besar dengan performa kuat dan berani kadang justru terganjal oleh satu adegan yang terlalu kontroversial, membingungkan, atau dianggap tidak sesuai dengan selera Akademi. Bagi para juri Oscar yang konservatif, satu keputusan kreatif bisa jadi penentu nasib sebuah nominasi.

Beberapa aktor bahkan nyaris memenangkan Oscar, namun akhirnya gagal hanya karena satu adegan fatal yang menimbulkan reaksi negatif dari publik atau media. Entah karena selera humor yang dianggap keterlaluan atau adegan emosional yang berlebihan, lima momen ini telah mencatatkan dalam sejarah sebagai batu sandungan terbesar bagi karier para bintang film hebat.

1. Birth (2004) – Nicole Kidman

film Birth (instagram.com/Birth)
film Birth (instagram.com/Birth)

Birth sempat menjadi buah bibir saat dirilis karena tema dan adegannya yang sangat kontroversial. Nicole Kidman memerankan wanita yang yakin bahwa anak laki-laki berusia 10 tahun adalah reinkarnasi suaminya yang telah meninggal. Akting Kidman menuai banyak pujian karena mampu menampilkan rasa kehilangan dan kerinduan yang ekstrem dalam bentuk paling rapuh.

Namun sayangnya, sorotan utama media dan penonton justru tertuju pada dua adegan yang menimbulkan kegaduhan, yakni adegan berendam di bathtub bersama anak laki-laki tersebut dan ciuman di bibir antara mereka. Kontroversi ini begitu besar hingga menyebabkan penonton di Festival Film Venesia mencemooh film tersebut.

Banyak media menganggap film ini tidak pantas, bahkan menyebutnya menjurus ke hal-hal yang tidak etis. Akibatnya, performa brilian Kidman tenggelam oleh polemik moral yang menyelimuti filmnya. Padahal, jika bukan karena kontroversi itu, besar kemungkinan Kidman bisa meraih nominasi Oscar ketiganya kala itu.

2. Norbit (2007) – Eddie Murphy

film Norbit (dok. Paramount Pictures/Norbit)
film Norbit (dok. Paramount Pictures/Norbit)

Eddie Murphy sebenarnya sudah di ambang kemenangan Oscar lewat perannya sebagai musisi bermasalah di Dreamgirls (2006). Banyak kritikus memuji Murphy atas transformasi dramatisnya yang membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar aktor komedi. Namanya mencuat kuat dalam nominasi Aktor Pendukung Terbaik dan dianggap sebagai kandidat unggulan untuk menang.

Namun hanya beberapa minggu sebelum pemungutan suara Oscar, film Norbit tayang di bioskop dan mengubah segalanya. Norbit adalah komedi slapstick yang dipenuhi karakter-karakter absurd, termasuk Rasputia, yang juga diperankan Murphy dalam balutan prostetik dan lelucon yang dianggap kasar serta ofensif.

Adegan saat Rasputia meneriakkan “Kamu selingkuh!” sambil mengejar Norbit menjadi simbol dari selera humor film yang dinilai murahan. Meskipun peran Murphy di Dreamgirls tak berubah, banyak yang percaya bahwa citranya sebagai aktor serius rusak oleh Norbit. Ketika malam Oscar tiba, ia kalah dari Alan Arkin dan banyak orang menyalahkan Norbit atas kekalahannya.

3. The Girl with the Dragon Tattoo (2011) – Rooney Mara

film The Girl with the Dragon Tattoo (dok. Columbia Pictures/The Girl with the Dragon Tattoo)
film The Girl with the Dragon Tattoo (dok. Columbia Pictures/The Girl with the Dragon Tattoo)

Rooney Mara mengejutkan dunia lewat perannya sebagai Lisbeth Salander dalam The Girl with the Dragon Tattoo, versi Hollywood dari novel kriminal populer asal Swedia. Dengan tampilan nyentrik dan sikap tertutup, Mara memerankan seorang hacker jenius yang menyimpan trauma mendalam.

Adegan paling mencolok sekaligus paling mengganggu adalah ketika Salander membalaskan dendam kepada wali hukumnya yang telah melecehkannya. Ia tidak hanya menyiksanya, tapi juga merekam dan mengancam akan menyebarkan video tersebut. Mara tampil memukau dalam peran yang menuntut keberanian fisik dan emosional.

Namun adegan penyiksaan yang brutal ini kemungkinan membuat sebagian pemilih Oscar tidak nyaman. Meskipun dia masuk nominasi Aktris Terbaik, Mara kalah dari Meryl Streep yang tampil sebagai Margaret Thatcher. Banyak yang menduga bahwa intensitas dan kekerasan emosional dalam film itulah yang membuat Mara gagal membawa pulang piala.

4. Don't Look Now (1973) – Donald Sutherland

film Don’t Look Now (dok. Paramount Pictures/Don’t Look Now)
film Don’t Look Now (dok. Paramount Pictures/Don’t Look Now)

Donald Sutherland memiliki karier panjang dengan banyak film berkualitas, namun entah bagaimana namanya tak pernah masuk dalam nominasi Oscar. Salah satu momen yang paling mengecewakan terjadi lewat film Don’t Look Now, sebuah thriller psikologis yang mengisahkan pasangan suami istri yang berduka atas kematian anak mereka.

Akting Sutherland sebagai suami yang terombang-ambing antara logika dan kesedihan sangat menyentuh dan jujur. Namun, yang justru mengalihkan perhatian publik adalah adegan seks antara Sutherland dan Julie Christie. Saking natural dan emosionalnya adegan itu, banyak yang percaya bahwa hubungan intim itu benar-benar dilakukan tanpa rekayasa kamera.

Isu tersebut begitu kuat hingga menutupi kualitas akting dan narasi film. Tak satu pun nominasi Oscar diberikan pada film tersebut, dan publik percaya bahwa keberanian artistik yang salah paham itu lah yang membuat Sutherland kehilangan pengakuan yang layak ia terima.

5. August: Osage County (2013) – Meryl Streep dan Julia Roberts

film August: Osage County (dok. Smokehouse Pictures/August: Osage County)
film August: Osage County (dok. Smokehouse Pictures/August: Osage County)

Film ini dibintangi oleh Meryl Streep dan Julia Roberts sebagai ibu dan anak yang saling mencaci, menyalahkan, dan mengungkap luka lama keluarga mereka. Salah satu adegan paling intens adalah saat makan malam keluarga, yang berubah menjadi ajang saling serang verbal hingga akhirnya berujung pada Roberts mencoba mencekik Streep.

Selama 20 menit penuh, penonton disuguhi pertengkaran emosional yang seolah tak ada jeda. Meski akting keduanya diakui dan mendapat nominasi Oscar, banyak kritikus merasa adegan ini terlalu berlebihan. Bukannya menyentuh atau menyayat hati, sebagian penonton merasa kelelahan karena intensitas emosinya yang dipaksakan.

Film ini pun mendapat cap terlalu teatrikal, yang mungkin membuat para pemilih Oscar ragu untuk memberikan penghargaan. Walau keduanya tampil luar biasa, kesan overacting yang melekat membuat mereka pulang tanpa piala Oscar malam itu.

Dunia perfilman memang tak selalu adil, dan terkadang satu adegan bisa menghapus peluang emas yang telah dibangun dengan susah payah. Kamu sendiri apakah setuju bahwa adegan-adegan ini memang pantas menjadi penghalang, atau justru seharusnya diapresiasi sebagai keberanian artistik?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us