5 Aktor Pemenang Oscar yang Kariernya Langsung Meredup

- Timothy Hutton, pemenang Oscar termuda sebagai Aktor Pendukung Terbaik, namun kariernya meredup setelahnya.
- Linda Hunt, aktris yang memenangkan Oscar namun lebih banyak mengambil peran kecil sebagai pemeran pembantu dan pengisi suara.
- George Chakiris, berhasil memenangkan Oscar namun film-film selanjutnya gagal total di box office.
Memenangkan Oscar sering kali dianggap sebagai puncak karier seorang aktor. Namun kenyataan selalu tak seindah itu. Ada sejumlah aktor yang justru menghilang dari sorotan setelah membawa pulang patung emas bergengsi tersebut. Nama mereka sempat bersinar terang, tapi dengan cepat meredup hingga nyaris tak terdengar lagi.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa Oscar bukan jaminan langgengnya ketenaran. Beberapa aktor ini pernah duduk di puncak dunia perfilman, tapi kemudian terlupakan oleh industri maupun penonton. Berikut lima aktor pemenang Oscar yang kariernya langsung meredup begitu saja dan kisahnya tak kalah mengejutkan.
1. Timothy Hutton

Timothy Hutton meraih Oscar sebagai Aktor Pendukung Terbaik saat usianya baru 20 tahun lewat film Ordinary People (1981). Film tersebut merupakan debut penyutradaraan Robert Redford dan berkisah tentang keluarga kaya yang porak-poranda akibat kematian salah satu anak mereka.
Hutton memerankan anak yang selamat tapi mengalami gangguan mental setelah menyaksikan kematian saudaranya sendiri. Perannya sangat kuat dan emosional, hingga membuatnya menjadi pemenang Oscar termuda dalam kategori tersebut hingga kini.
Namun, keberuntungan awal ini seolah menjadi kutukan bagi karier Hutton. Setelah tampil di film Taps bersama aktor muda seperti Tom Cruise dan Sean Penn, kariernya mulai meredup. Ia hanya muncul di film-film dengan peran kecil atau film yang kurang sukses.
Meski sempat muncul di beberapa serial TV seperti Leverage dan The Haunting of Hill House, nama Hutton tidak pernah benar-benar kembali bersinar. Oscar membuatnya dikenal sesaat, tapi tak cukup untuk menjadikannya bintang besar.
2. Linda Hunt

Tak banyak aktris yang benar-benar menghilang setelah menang Oscar, tapi Linda Hunt mungkin pengecualian. Ia memenangkan Aktris Pendukung Terbaik berkat perannya sebagai Billy Kwan, seorang pria keturunan Cina-Australia, dalam film The Year of Living Dangerously (1982).
Performa Hunt kala itu dipuji berani, tapi di masa sekarang perannya dinilai problematik dan dianggap sebagai contoh casting yang tidak sensitif secara rasial, karena seorang perempuan kulit putih memerankan pria Asia. Setelah menang Oscar, Linda Hunt lebih banyak mengambil peran kecil sebagai pemeran pembantu dan pengisi suara. Ia sempat tampil dalam film Dune (1984) versi David Lynch dan Stranger Than Fiction (2006), serta mengisi suara di Solo: A Star Wars Story (2018). Ia juga dikenal lewat peran di serial TV seperti The Practice dan NCIS: Los Angeles.
Meski tetap aktif, puncak kariernya tetap berada di sekitar kemenangan Oscar itu. Sebuah pencapaian besar yang tidak pernah benar-benar ia lampaui lagi.
3. George Chakiris

George Chakiris mencuri perhatian dunia lewat perannya sebagai Bernardo, pemimpin geng Sharks, dalam film musikal West Side Story (1961). Ia tampil memukau hingga berhasil memenangkan Oscar sebagai Aktor Pendukung Terbaik.
Namun ironisnya, Chakiris sebenarnya sudah hampir menyerah pada dunia film sebelum peran itu datang. Di tahun 1950-an, ia hanya mendapatkan peran kecil sebagai penari dalam film seperti Gentlemen Prefer Blondes (1953) dan White Christmas (1954).
Setelah sukses besar di West Side Story, banyak yang menyangka kariernya akan melejit. Sayangnya, film-film selanjutnya seperti Two and Two Make Six (1962) dan The Big Cube (1969) gagal total di box office. Akhirnya ia memilih pindah ke Eropa dan lebih banyak bermain di panggung teater dan televisi.
4. Katina Paxinou

Katina Paxinou adalah aktris asal Yunani yang berhasil mencetak sejarah lewat perannya dalam film For Whom the Bell Tolls (1943). Ia memenangkan Oscar untuk kategori Aktris Pendukung Terbaik dalam film adaptasi novel karya Ernest Hemingway tersebut.
Meskipun dibintangi oleh aktor papan atas seperti Gary Cooper dan Ingrid Bergman, justru Paxinou-lah yang mencuri perhatian dan membawa pulang penghargaan bergengsi itu. Sayangnya, meskipun sudah menjadi warga negara AS dan punya latar belakang teater yang kuat, Paxinou tidak pernah benar-benar diterima oleh sistem studio Hollywood.
Ia kemudian lebih aktif di perfilman Eropa dan teater, termasuk tampil dalam film Rocco and His Brothers (1960) garapan Luchino Visconti. Walau tidak dikenal luas oleh publik internasional, Paxinou tetap dihormati di Yunani. Bahkan, ada museum di Athena yang didedikasikan untuk mengenang kontribusinya terhadap seni peran.
5. Roberto Benigni

Nama Roberto Benigni akan selalu dikenang berkat film Life is Beautiful (1997), sebuah drama komedi tragis tentang Holocaust yang berhasil mencuri hati penonton dunia. Ia tidak hanya berperan sebagai aktor utama, tapi juga menulis dan menyutradarai film tersebut. Usahanya terbayar dengan tiga Piala Oscar, termasuk Aktor Terbaik dan Film Internasional Terbaik.
Sayangnya, ketenaran itu tak bertahan lama. Usaha Benigni untuk menyusul kesuksesan sebelumnya malah membuatnya menerima Razzie Award untuk Aktor Terburuk lewat adaptasi Pinocchio versi live-action tahun 2002, di mana ia memerankan boneka kayu tersebut.
Ia kemudian muncul di film-film independen seperti Coffee and Cigarettes (2003) karya Jim Jarmusch dan To Rome with Love (2012) garapan Woody Allen. Meski namanya masih dikenal kalangan penggemar film, Benigni tak pernah benar-benar kembali ke masa jayanya.
Oscar bisa jadi puncak pencapaian bagi banyak aktor. Namun seperti yang terlihat dari daftar ini, puncak itu bisa saja menjadi satu-satunya momen emas dalam karier mereka. Apakah menurutmu mereka layak mendapat kesempatan kedua?