Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Adegan Film Klasik Terbaik yang Berlatar di dalam Bioskop

film Donnie Darko
film Donnie Darko (dok. Newmarket Films/Donnie Darko)
Intinya sih...
  • Donnie Darko (2001): Adegan bioskop dengan sosok misterius berbaju kelinci yang mengubah hidup Donnie.
  • Vivre sa vie (1962): Nana menangis saat menonton film, mencerminkan penderitaannya sebagai perempuan terjebak.
  • The Last Picture Show (1971): Bioskop tua menjadi simbol kehancuran kota kecil dan metafora tentang kehilangan masa muda.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bioskop sering kali menjadi tempat magis di mana penonton larut dalam dunia lain. Namun ada juga film-film yang justru menjadikan bioskop itu sendiri sebagai latar penting dalam cerita mereka. Dari momen menyeramkan hingga refleksi emosional, adegan-adegan ini membuat ruang gelap penuh kursi merah terasa lebih hidup dan simbolis.

Beberapa adegan bahkan menjadi ikonik, bukan hanya karena apa yang ditampilkan di layar film dalam film, tetapi juga karena reaksi para tokohnya. Inilah lima adegan film klasik tak terlupakan yang berlatar di dalam bioskop.

1. Donnie Darko (2001)

film Donnie Darko
film Donnie Darko (dok. Newmarket Films/Donnie Darko)

Salah satu adegan paling membekas dari Donnie Darko terjadi ketika Donnie (Jake Gyllenhaal) duduk di bioskop bersama Gretchen. Dalam gelap, ia menyadari sosok misterius berbaju kelinci raksasa bernama Frank menatapnya. Sosok ini bukan hanya menakutkan, tapi juga membawa pesan yang mengubah jalan hidup Donnie.

Percakapan mereka di kursi bioskop penuh simbolisme, termasuk dialog tajam tentang “kenapa kau pakai kostum kelinci” dan “kenapa kau pakai kostum manusia.” Dari sini, penonton paham betapa kuatnya pengaruh Frank terhadap Donnie, hingga mendorongnya melakukan hal-hal ekstrem. Adegan tersebut membuat bioskop terasa bukan sekadar ruang tontonan, tapi ruang pertemuan antara realitas dan halusinasi.

2. Vivre sa vie (1962)

film Vivre sa vie
film Vivre sa vie (dok. Pathe Cinema/Vivre sa vie)

Dalam film Vivre sa vie, Anna Karina berperan sebagai Nana, seorang perempuan Paris yang hidupnya keras. Salah satu adegan paling kuat adalah ketika Nana menonton The Passion of Joan of Arc di bioskop. Saat wajah Falconetti muncul penuh emosi di layar, Nana tak kuasa menahan tangis, berbeda dengan penonton lain yang tetap tenang.

Momen sederhana ini sangat menyayat karena menggambarkan bagaimana seni bisa berbicara langsung ke hati seseorang. Tangisan Nana seakan menjadi cermin penderitaannya sendiri sebagai perempuan yang terjebak oleh dunia sekitarnya. Godard menunjukkan bahwa terkadang hanya lewat film, seseorang bisa merasa benar-benar dipahami.

3. The Last Picture Show (1971)

film The Last Picture Show
film The Last Picture Show (dok. Columbia Pictures/The Last Picture Show)

Bioskop tua dalam The Last Picture Show bukan sekadar tempat hiburan, melainkan simbol kehancuran sebuah kota kecil di Texas. Ketika gedung itu perlahan ditinggalkan, ia seakan menjadi penanda bahwa harapan dan masa depan cerah pun ikut menghilang bersama layar yang padam.

Di akhir cerita, para tokoh muda menonton film Red River untuk terakhir kalinya sebelum bioskop ditutup. Mereka melihat sosok heroik John Wayne di layar, tapi sadar bahwa hidup nyata jauh lebih suram daripada impian dalam film koboi. Adegan ini jadi metafora pahit tentang kehilangan masa muda dan mimpi yang tak lagi bisa digapai.

4. Scream 2 (1997)

film Scream 2
film Scream 2 (dok. Dimension Films/Scream 2)

Adegan pembuka Scream 2 menjadi salah satu contoh paling seru bagaimana bioskop bisa berubah dari tempat aman menjadi arena maut. Dua karakter pergi menonton Stab, film dalam film yang mengisahkan peristiwa Scream pertama. Penonton lain datang dengan kostum Ghostface yang menciptakan suasana ramai dan kacau.

Ketegangan muncul karena kita tahu ada Ghostface asli yang menyelinap di antara mereka. Saat pembunuhan terjadi di tengah kerumunan, penonton justru mengira itu bagian dari aksi seru di layar. Craven berhasil membuat bioskop jadi lokasi yang penuh histeria sekaligus menegangkan, membuka film dengan energi yang luar biasa.

5. An American Werewolf in London (1981)

film An American Werewolf in London
film An American Werewolf in London (dok. Polygram Pictures/An American Werewolf in London)

Film horor-komedi klasik ini punya adegan tak terlupakan ketika David, yang perlahan berubah menjadi manusia serigala, berada di sebuah bioskop. Di tengah suasana gelap dan sunyi, ia berhadapan dengan korban-korbannya yang telah mati, termasuk sahabatnya Jack, yang datang menghantuinya.

Percakapan aneh dan penuh rasa bersalah itu hanya berlangsung beberapa menit sebelum tubuh David tak lagi bisa menahan kutukan purnama. Transformasinya menjadi monster berlangsung brutal di kursi bioskop, menjadikan ruang yang biasanya tempat hiburan berubah jadi lokasi horor. Adegan ini menegaskan betapa kuatnya perpaduan horor dan humor khas John Landis. 

Bioskop dalam film-film ini bukan hanya sekadar latar, tetapi juga medium simbolis yang memperkuat cerita. Efeknya bisa emosional, menegangkan, atau bahkan menyedihkan, tergantung cerita yang dibawakan. Lalu, menurut kamu, adegan bioskop mana yang paling membekas dalam ingatanmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Hype

See More

[QUIZ] Berapa Tahap Latihan yang Bisa Kamu Jalani Bareng Hashira Demon Slayer?

16 Sep 2025, 16:47 WIBHype