Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Conclave Layak Menang Best Adapted Screenplay Oscar 2025

Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)
Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)

Menjadi salah satu film dengan nominasi Oscar 2025 terbanyak, Conclave berhasil menggondol piala Oscar lewat Best Adapted Screenplay. Kemenangan ini menambah panjang prestasi yang diraih oleh sang penulis naskah, Peter Straughan, di musim penghargaan tahun ini. Sebelumnya Straughan telah memenangkan penghargaan di BAFTA, Golden Globes, dan Critics Choice Awards di kategori yang sama.

Mengalahkan Nickel Boys, Sing Sing, A Complete Unknown, dan Emilia Pérez, Conclave sudah sepatutnya memenangkan Best Adapted Screenplay. Simak alasannya di bawah ini, pasti kamu setuju!

1. Diadaptasi dari novel penuh intrik

Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)
Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)

Conclave disadur dari novel bertajuk sama karya Robert Harris. Pertama kali diterbitkan pada 2016, Conclave mengikuti proses pemilihan Paus baru yang dikenal rumit dan digelar secara tertutup.

Conclave sendiri terinspirasi dari konklaf kepausan yang digelar pada 2013 silam. Dalam proses penulisannya, Robert Harris turut berkonsultasi dengan Kardinal Cormac Murphy-O’Connor, seorang kardinal sungguhan untuk memastikan keakuratan cerita. Riset mendalam yang dilakukan Harris menghadirkan intrik politik dan dinamika antar para kardinal yang kentara selama konklaf kepausan berlangsung.

2. Ditulis oleh tangan yang tepat

Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)
Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)

Menggandeng Peter Straughan sebagai penulis naskah merupakan keputusan tepat yang diambil oleh sutradara Edward Berger dalam menggarap Conclave. Peter Straughan sendiri merupakan seorang penulis asal Inggris yang dikenal telah menjajal banyak lini mulai dari fiksi, memoar, hingga naskah film.

Ini bukan pertama kalinya Straughan masuk dalam nominasi Oscar untuk Best Adapted Screenplay. Sebelumnya pada 2011, ia mendapatkan nominasi pertamanya melalui Tinker Tailor Soldier Spy yang diadaptasi dari novel karya John le Carré. Dengan dukungan dan bantuan mendiang istrinya, Bridget O’Connor, kepiawaiannya dalam menerjemahkan narasi kompleks dari buku ke layar lebar terbukti dari Conclave yang diganjar piala Oscar. 

3. Konflik yang diramu dengan cermat

Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)
Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)

Bukan perkara sulit bagi Peter Straughan untuk menulis cerita yang membuat penontonnya seketika terpaku dari awal durasi film. Dalam Conclave, Straughan menggunakan fase slow burn untuk membawa ketegangan ke level tertinggi.

Narasi yang solid berpadu apik dengan dialog yang provokatif. Hal tersebut sejalan dengan konflik yang dibangun secara perlahan mempertegas atmosfer mencekam dalam konklaf kepausan yang dilakukan secara tertutup. Konflik yang diramu dengan hati-hati tersebut dibayar tuntas dengan adegan klimaks yang memuaskan. Menjadikan Conclave sebagai salah satu film adaptasi terbaik.

4. Kaya akan karakter yang kompleks

Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)
Conclave (dok. FilmNation Entertainment/Conclave)

Bahkan naskah yang ditulis dengan apik sekalipun akan terasa hampa jika tidak diiringi dengan karakter yang kuat. Dalam Conclave, setiap karakter yang muncul, tidak peduli sekecil apapun perannya, memiliki motivasi dan tujuan yang jelas.

Mulai dari para kardinal yang menjadi kandidat paus memikul ambisi, agenda terselubung, dan rahasia di balik sosok mereka yang tampil berwibawa. Lalu ada Kardinal Lawrence dengan perang batin dan krisis iman yang dihadapinya. Melalui dialog yang tajam dan kemampuan akting para aktornya yang tidak perlu diragukan lagi, Conclave layak membawa pulang penghargaan Best Adapted Screenplay.

Dalam pidatonya, Peter Straughan mendedikasikan penghargaannya kepada putri dan mendiang istrinya yang meninggal dunia sebelum perilisan filmnya. Straughan turut mengucapkan terima kasih kepada Robert Harris selaku pemilik buku, sutradara Edgar Berger, serta jajaran cast yang menghadiri pagelaran Oscar ke-97 yakni Stanley Tucci, John Lithgow, Sergio Castellitto, Ralph Fiennes dan Isabella Rossellini yang masuk dalam nominasi Best Actor dan Best Supporting Actress.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us