Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Thriller Slow-Burn buat Penggemar Conclave

film Boy From Heaven (dok. Festival de Cannes/Boy From Heaven)
film Boy From Heaven (dok. Festival de Cannes/Boy From Heaven)
Intinya sih...
  • Film Conclave membuka jalan bagi film thriller dengan format slow-burn untuk berjaya di Oscar 2025.
  • Cairo Conspiracy, Silence, dan The Mauritanian adalah rekomendasi film thriller slow-burn yag bisa kamu tonton sekarang.
  • Film First Reformed dalam balutan drama pendeta yang dihantui masalah personal hingga filmJuror#2 dengan dilema moral hebatnya, menunjukkan kekuatan genre thriller.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Difavoritkan pada Oscar 2025, Conclave seolah membuka jalan buat film-film thriller dengan format slow-burn untuk berjaya. Sebelumnya, thriller masih diisi film-film yang didominasi aksi, gore, dan konflik bersenjata. Padahal, tension building yang lambat, rapi, dan justru berat di dialog seperti Conclave ternyata tak kalah memikat. 

Mau merasakan sensasi serupa Conclave lewat film lain? Ini lima rekomendasi film thriller slow-burn yang bisa kamu tonton sekarang juga. 

1. Cairo Conspiracy (2022)

film Boy From Heaven (dok. Festival de Cannes/Boy From Heaven)
film Boy From Heaven (dok. Festival de Cannes/Boy From Heaven)

Cairo Conspiracy atau Boy From Heaven punya kemiripan cukup tinggi dengan Conclave. Film ini juga berkutat pada kemelut politik yang terjadi setelah seorang petinggi di sebuah institusi pendidikan agama terbesar di Mesir jatuh sakit.

Adam (Tawfeek Barhom), seorang maba yang berkuliah dengan beasiswa pemerintah menemukan dirinya dilibatkan dalam drama perebutan posisi strategis tersebut. Dari situ, ia sadar kalau bantuan dana pendidikan yang ia dapat tidak benar-benar tanpa pamrih. 

2. Silence (2016)

Silence (dok. Paramount Pictures/Silence)
Silence (dok. Paramount Pictures/Silence)

Silence adalah film epik yang mengikuti perjalanan dua misionaris menyusul mentor mereka yang hilang di Jepang. Tanpa sepengetahuan mereka, upaya mentor mereka menyebarkan ajaran Kristen ternyata direspon secara ekstrem oleh otoritas setempat. Martin Scorsese berhasil menyajikan film thriller slow-burn yang benar-benar menguras emosi dan melelahkan, tetapi sarat pesan kemanusiaan dan resiliensi. 

3. First Reformed (2017)

First Reformed (rottentomatoes.com)
First Reformed (rottentomatoes.com)

First Reformed berorbit pada sosok pendeta Ernst Toller (Ethan Hawke) yang bertugas di sebuah gereja kecil di Amerika Serikat. Di balik fasadnya yang disiplin dan karismatik, Toller ternyata dihantui masalah personal yang cukup pelik hingga membuatnya kecanduan alkohol. Di sisi lain, ia jadi sasaran amarah sebagian orang yang tak suka dengan pandangannya dan masih harus berjibaku dengan isu-isu beberapa jemaat yang tak kalah rumit. 

4. The Mauritanian (2021)

The Mauritanian (dok. Prime Video/The Mauritanian)
The Mauritanian (dok. Prime Video/The Mauritanian)

Terinspirasi kisah nyata, The Mauritanian adalah sebuah memoar tragis seorang tahanan bernama Mohamedou Ould Slahi (Tahar Rahim) yang ditangkap polisi Amerika Serikat dalam operasi perang terhadap terorisme. Ia ditahan di Guantanamo selama bertahun-tahun tanpa tuduhan jelas apalagi proses peradilan. Satu hari, sekelompok pengacara yang melihat kejanggalan ini berniat membantu mereka, termasuk Slahi. 

5. Juror #2 (2024)

Juror #2 (dok. Warner Bros/Juror #2)
Juror #2 (dok. Warner Bros/Juror #2)

Juror#2 adalah film thriller psikologi yang bakal mengingatkanmu pada Conclave lewat pendekatan slow-burn-nya. Ia mengikuti Justin (Nicolas Hoult) penulis yang ditunjuk jadi juri untuk sebuah kasus pembunuhan.

Awalnya biasa saja, Justin justru merasakan dilema moral hebat gara-gara kasus ini. Kehidupan personalnya bahkan ikut berubah dan terdampak, sampai sebuah kenyataan mengejutkan terbongkar di tengah film. 

Thriller memang salah satu genre yang luas jangkauannya. Gak melulu berdarah-darah, terkadang mereka dikemas rapi, tetapi diakhiri dengan damage yang brilian. Menyesakkan dan bikin tercengang penontonnya.  

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us