TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Festival Film Mampu Mengubah Karier Para Sutradara, Ini 5 Faktanya

Diskusi Sundance: cara festival mengubah karier sutradara

The Directors - How Festivals Changed Our Career (dok. IDN Times)

Pada Jumat (24/9/2021), Sundance Film Festival: Asia 2021 menggelar panel diskusi daring mengenai cara festival film mengubah karier para sutradara. Panel ini diisi oleh Joko Anwar, Edwin, dan Yosep Anggi Noen. 

Pembahasan dalam panel tersebut memberikan beberapa pokok yang dapat diambil. Berikut pesan penting dari panel The Directors - How Festival Changed Our Careers bersama ketiga pembicara ini.

1. Pada awal 2000-an, festival film jadi satu-satunya tempat distribusi film

Edwin (dok. IDN Times)

Edwin, sutradara film Indonesia, mengatakan bahwa film Posesif (2017) merupakan karya pertamanya yang diputar di bioskop. Sebelumnya, karyanya hanya diputar di komunitas film dan di beberapa universitas. 

"Pada awal tahun 2000, waktu saya bikin film pendek, gak ada pilihan lain. Masih belum ada banyak channel untuk mendistribusikan film. Jadi festival film adalah satu-satunya pilihan untuk memutar dan mendistribusikan film pendek," ujar Edwin. 

Menurut Edwin yang membedakan karya film pendek dan film panjangnya adalah sistem distribusi filmnya. Jika di film panjang, didistribusikan di bioskop Indonesia. Ada bagian promosi dan marketing. Hal tersebut yang membedakan saat dirinya membuat film pendek dan beberapa film panjang yang tidak diputar di bioskop.

Baca Juga: Joko Anwar Akan Hadiri Diskusi Panel di Sundance Film Festival: Asia 

2. Festival jadi starting point pasar distribusi internasional

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (twitter.com/palarifilms)

Edwin mengatakan bahwa dirinya menggunakan festival sebagai awal mula memperkenalkan filmnya Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021). Film ini didistribusikan ke tiga negara, yakni Indonesia, Singapura, dan Jerman. 

"Kalo Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini dari awal sistem pendaannya aja dari awal udah merasa perlu melibatkan produksi internasional. Karena skema financing produksi internasional ini punya karakteristiknya sendiri," ujar Edwin. 

Menurut Edwin, langkah paling efektif adalah festival film digunakan sebagai pasar utama. Jadi, festival menjadi starting point-nya pasar distribusi internasional. 

3. Festival film bisa menjadi alat ukur bagi pembuat film

Joko Anwar (dok. IDN Times)

Joko Anwar, sutradara dan penulis naskah, mengatakan saat film sudah mendapat perhatian yang besar di festival, film tersebut akan dapat didistribusi dan dibeli oleh produser dari daerah atau negara lain. Kemudian, Joko juga menyampaikan bahwa festival film dapat menjadi suatu tolak ukur bagi filmmaker. 

"Begitu film dilepas ke festival, apalagi festival besar seperti Cannes, ini akan menjadi bukti bahwa film tersebut punya standar kualitas yang tinggi. Karena festival film seperti Sundance dan lainnya punya standar film yang akan mereka masukan ke program mereka. Jadi bisa jadi pembuktian dan tools kita bagi filmmaker untuk tahu kemampuan kita dalam membuat film," ujar Joko. 

4. Beberapa karier sutradara dibuat oleh festival film

Yosep Anggi Noen (dok. IDN Times)

Joko Anwar mengatakan bahwa hadir festival tidak hanya datang dan menerima penghargaan, tetapi di festival juga ada bisnis. Tujuan dari festival adalah untuk agar pembuat film dan karyanya juga dapat dikenal.

"Kalau kita buat film dan filmnya udah jadi terus kita bikin assessment ke film kita itu, cocoknya masuk ke festival mana. Nah, festival yang cocok bisa membantu film tersebut untuk mendapatkan distribusi film, spotlight dan karya buat filmmaker tersebut," ujar Joko. 

Baca Juga: 10 Finalis Short Film Competition oleh Sundance Film Festival: Asia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya