Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Akan Ada Film Kabut Berduri 2?

cuplikan film Kabut Berduri (dok. Netflix)

Film Kabut Berduri berakhir open ending. Meski beberapa misteri kasus pembunuhan terungkap, film garapan Edwin ini menyisakan beberapa pertanyaan, terutama pada bagian ending.

Bahkan salah satunya justru membuka teori dugaan soal kemungkinan film berikutnya. Lantas, apakah akan ada film Kabut Berduri 2?

Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!

1. Pertanyaan yang menggantung di ending film Kabut Berduri

cuplikan film Kabut Berduri (dok. Netflix)

Satu persatu misteri pembunuhan berantai di daerah perbatasan Kalimantan dan Malaysia memang telah terungkap. Meski begitu, ada beberapa pertanyaan yang nyatanya masih menggantung di bagian ending.

Hal tersebut berhubungan dengan kematian Juwing, aktivis Dayak yang dibunuh Thoriq, anggota TNI yang bertugas patroli di perbatasan. Hingga bagian ending tidak jelas siapa yang memerintah Thoriq untuk melakukan hal tersebut dan ada motif apa di baliknya.

Pertanyaan lainnya yang masih menggantung adalah siapa pembunuh pak Bujang? Yups! Kematian pak Bujang setelah nekat membunuh Umi, ayah Arum, serta Panca, yang berhubungan dengan perdagangan anak tersebut, masih penuh dengan teka-teki.

Namun jika dihubungkan dengan ketiga korbannya, muncul teori bahwa pak Bujang dibunuh oleh petinggi dari sindikat perdagangan manusia, yang bisa jadi juga berkaitan dengan orang-orang di sekitar Agam.

2. Apakah akan ada Kabut Berduri 2?

cuplikan film Kabut Berduri (dok. Netflix)

Tidak hanya itu, film Kabut Berduri juga ditutup dengan adegan yang memancing rasa penasaran, karena menarik mundur cerita ke Pulau Borneo, 1972. Dalam set ini terlihat seorang anak kecil (tampak belakang) sedang membersihkan sepatu yang berlumuran darah di sebuah sungai.

Nah, sutradara Edwin telah mengonfirmasi bahwa sosok anak laki-laki tersebut adalah pak Bujang kecil.

"Iya. Itu Bujang kecil," kata Edwin dalam press conference film Kabut Berduri di Flix Cinema Ashta, Jakarta, 11 Juli 2024.

Nah, tentu saja kemunculan Bujang kecil ini turut memicu rasa penasaran, apakah akan ada kemungkinan film kedua yang bisa jadi berfokus pada kehidupan Bujang. Tapi sayangnya, sutradara belum mau memberikan tanggapan.

"Waduh, Kabut Berduri lanjutannya apa ya?" pungkas Edwin sambil tertawa.

3. Film Kabut Berduri dikembangkan dari riset antropolog Dave Lumenta

cuplikan film Kabut Berduri (dok. Netflix)

Selain mengandung premis yang jarang diangkat ke dalam film Indonesia, Kabut Berduri memiliki sederet fakta menarik lain. Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa perbatasan Kalimantan dan Malaysia dijadikan sebagai latar cerita.

Bukan karena kondisi politik atau pun yang lainnya, Edwin menjelaskan bahwa latar tersebut disesuaikan dengan riset antropolog Dave Lumenta di era 2000-an, karena memang film ini dikembangkan dari riset itu.

Meski begitu, Edwin menegaskan bahwa film Kabut Berduri diambil dari sudut pandang orang luar dan tidak merepresentasikan apa yang disuarakan oleh orang-orang Dayak di sana.

"Karakter Sanja kan, polisi Jakarta, otomatis point of view-nya dari Jakarta juga. Jadi menempatkan point of view Jakarta di tempat yang mereka tidak pahami. Saya nggak akan bilang ini representasi Dayak, karena saya bukan orang Dayak dan tentunya film ini juga tidak mewakili apa yang seharusnya disuarakan oleh orang Dayak di Kalimantan," ungkap Edwin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indra Zakaria
Rani Asnurida
Indra Zakaria
EditorIndra Zakaria
Follow Us