Adolescence (2025) tengah menjadi perbincangan hangat, terutama setelah Elon Musk mengomentarinya di media sosial. Cuitannya di X/Twitter menimbulkan kontroversi dan memicu perdebatan tentang apakah serial ini benar-benar diangkat dari kisah nyata atau tidak.
Perdebatan ini semakin ramai setelah beberapa pengguna X menuduh serial ini melakukan manipulasi narasi demi kepentingan propaganda tertentu. Jadi, apakah tuduhan itu benar? Simak fakta berikut untuk mengetahui kebenarannya!
Kontroversi ini bermula ketika seorang pengguna X mengklaim bahwa Adolescence diangkat dari kasus pembunuhan nyata di Southport, Inggris. Ia pun menyebut kalau serial ini mengubah ras pelaku untuk kepentingan narasi tertentu.
"Mereka menukar pembunuh yang sebenarnya dari seorang pria kulit hitam/migran dengan seorang anak laki-laki kulit putih dan ceritanya mengatakan bahwa dia diradikalisasi secara daring oleh gerakan pil merah. Benar-benar propaganda anti-kulit putih," tulis akun @stillgray.
Elon Musk kemudian menanggapi klaim tersebut dengan cuitan singkat: "Wow," yang langsung menuai reaksi dari jutaan pengikutnya. Tanggapan Musk memicu kritik luas, karena banyak yang menganggapnya menyebarkan informasi yang keliru.
Setelah komentar Musk, banyak warganet ikut memperdebatkan validitas Adolescence. Beberapa pihak menuduh Netflix sengaja memanipulasi cerita, sementara yang lain membela serial tersebut sebagai karya fiksi yang didasarkan pada fenomena sosial yang nyata.
Sejumlah media dan pakar film pun untuk meluruskan perdebatan ini. Mereka menegaskan bahwa meskipun Adolescence terinspirasi dari kasus kejahatan yang marak terjadi di Inggris, ceritanya bukanlah adaptasi langsung dari satu kejadian tertentu.
Aktor sekaligus pencipta Adolescence, Stephen Graham, menjelaskan dalam wawancara bahwa serial ini memang terinspirasi oleh meningkatnya kejahatan dengan senjata tajam di Inggris.
"Ada insiden di mana seorang remaja laki-laki (diduga) menikam seorang gadis. Itu mengejutkan saya. Saya berpikir, 'Apa yang terjadi? Apa insiden yang memicunya?' Saya benar-benar hanya ingin menyorotinya, dan bertanya, 'Mengapa ini terjadi hari ini?,'" kata Graham kepada Tudum.
Perilisan Adolescence juga sempat dikaitkan dengan vonis pembunuh Axel Rudakubana yang dijatuhi hukuman minimal 52 tahun penjara, karena membunuh tiga gadis pada Juli 2024. Faktanya, Entertainment Weekly melaporkan serial ini ditulis beberapa bulan sebelum serangan itu.
Dengan fakta tersebut, bisa disimpulkan kalau Adolescence bukanlah serial yang diangkat dari satu kejadian tertentu, melainkan refleksi dari fenomena sosial yang terjadi di dunia nyata. Adolescence sedang tayang di Netflix.