Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Review Series Adolescence, Drama Kriminal-Psikologis Menyayat Hati

Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)
Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)

Netflix kembali merilis serial dengan pendekatan unik berjudul Adolescence (2025). Miniseri empat episode ini mengangkat drama psikologis dengan fokus pada Jamie Miller (Owen Cooper), seorang anak berusia 13 tahun yang diduga membunuh temannya.

Dengan narasi yang intens dan teknik sinematografi yang inovatif, Adolescence bukan sekadar drama kriminal biasa. Berikut beberapa alasan mengapa serial ini wajib ditonton.

1. Penggunaan one-take di setiap episodenya

Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)
Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)

Salah satu elemen paling mencolok dalam Adolescence adalah penggunaan teknik one-take atau oner di setiap episodenya. Teknik ini sering digunakan oleh sutradara kawakan seperti Alfred Hitchcock (Rope), Orson Welles (Touch of Evil), hingga Martin Scorsese (Goodfellas).

Beberapa serial ternama, mulai dari True Detective (2014) hingga The Bear (2022), juga melakukan oners yang lama di beberapa episodenya. Yang bikin istimewa, Adolescence menerapkan teknik ini pada keempat episodenya.

Keempat episode mewakili waktu yang berbeda: hari ke-1, hari ke-3, bulan ke-7, dan bulan ke-13 setelah insiden pembunuhan. Selama menonton, kita seolah sedang menyaksikan kejadian tersebut di tempatnya, membawa kita ke berbagai adegan intens secara real time.

2. Akting memukau dari para pemerannya

Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)
Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)

Keunggulan lain dari Adolescence adalah akting luar biasa dari para pemerannya. Stephen Graham berhasil membawakan sosok ayah yang hancur di sepanjang serial. Namun, sorotan utamanya jatuh pada Owen Cooper, sang terduga pembunuh di bawah umur.

Sebagai aktor muda, Cooper mampu menghadirkan sosok anak yang berada di ambang kehancuran dengan cara yang begitu mengerikan, tapi tetap realistis. Ekspresi wajahnya, tatapan kosongnya, dan cara ia menampilkan trauma begitu autentik.

Teknik one-take yang dipakai juga memungkinkan akting para pemeran terasa lebih organik, tanpa adanya kesempatan untuk mengulang atau mengedit adegan. Hasilnya, setiap emosi yang ditampilkan terasa mentah dan langsung menghantam penonton.

3. Bawakan isu sosial di lingkungan sekolah

Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)
Adolescence (dok. Netflix/Adolescence)

Lebih dari sekadar thriller psikologis, Adolescence juga menjadi cerminan dari berbagai masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekolah. Serial ini mengangkat berbagai isu mulai dari perundungan siber hingga sistem pendidikan yang gagal melindungi muridnya.

Di era digital, kamar anak justru bisa menjadi tempat paling berbahaya bagi mereka. Ini karena perundungan tak hanya terjadi secara fisik, tetapi juga di dunia maya. Tekanan mental yang diterima pun berujung pada tragedi yang menghancurkan banyak pihak.

Adolescence adalah serial yang cocok untukmu yang menyukai drama psikologis dan thriller kriminal. Meski berat secara emosional, serial ini memberikan pengalaman yang intens dan tak terlupakan. Jangan lupa nonton di Netflix, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shandy Pradana
Zahrotustianah
Shandy Pradana
EditorShandy Pradana
Follow Us