10 Film Keren yang Menggunakan Teknik Pengambilan Gambar One Shot
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Teknik pengambilan gambar One-Shot telah menjadi topik perbincangan hangat semenjak film thriller Perang Dunia I karya Sam Mendes berjudul 1917 keluar. Pada dasarnya, ini adalah metode yang digunakan oleh sutradara untuk membuat film terlihat seolah-olah itu direkam tanpa melakukan cut.
Tujuannya adalah untuk membuat penonton merasa seolah-olah mereka adalah bagian dari film tersebut dan juga untuk membuat adegan terasa seperti itu real-time. Tidak mudah untuk menggunakan teknik, sehingg jarang dipakai. Namun 10 film keren ini menggunakan teknik syuting one shoot dan berikut adalah daftarnya.
1. 1917
1917 jelas merupakan film terbaik yang pernah dibuat dengan teknik one shot. Sutradara Sam Mendes membuat penonoton dalam film ini merasa ikut ambil bagian dalam perang yang terjadi dan merasakan betapa getir serta mencekamnya keadaan tersebut.
Dalam wawancara dengan Vox, sutradara Sam Mendes menjelaskan mengapa dia memutuskan untuk menggunakan one shot
"Saya ingin menceritakan kisah ini dalam dua jam real time. ... Dalam sebuah film yang lebih seperti sebuah thriller, saya ingin penonton merasakan setiap detik berlalu dan mengambil setiap langkah dengan mereka dan juga menyadari geografi dan jarak serta kesulitan fisik. "
2. Blind Spot
Blind Spot menceritakan kisah sebuah keluarga yang berjuang untuk berdamai dengan kenyataan bahwa putri mereka telah menderita cedera mengerikan yang tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Film ini tidak memberi kamu kesempatan untuk beristirahat dari kesedihan. Saat menonton film, kamu wajib merasakan sakitnya keluarga tersebut.
Emosi berjalan dalam di Blind Spot. Saat film ini berakhir, ada rasa kelegaan dan kesedihan. Film ini dipilih sebagai entri Norweigan untuk film Bahasa Asing Terbaik di Oscar.
3. Victoria
Film dengan genre thriller crime asal Jerman berjudul Victoria sebenarnya mengambil gambar tanpa cut dalam tiga sesi one shot, masing-masing dari awal hingga akhir. Film ini menceritakan tentang seorang wanita dan sekelompok pria yang mencoba merampok bank di malam hari tetapi semuanya tidak berjalan seperti yang mereka harapkan.
Sutradara Sebastian Schipper memfilmkan seluruh film dari jam 4:30 pagi sampai 7:00 pagi. Dalam jangka waktu ini, ia melakukan tiga sesi pembuatan film tanpa menghentikan kamera. Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah memutuskan yang mana dari tiga sesi yang lebih baik.
4. Birdman
Sutradara Alejandro G. Iñárritu bereksperimen dengan teknik lenght shot di The Revenant tetapi untuk Birdman, ia melakukan semua hal. Dia rupanya mengambil setiap adegan sekitar 15 hingga 20 kali dan menggabungkan semuanya bersama-sama agar terlihat seperti one shot.
Birdman menceritakan kisah Riggan (Michael Keaton), aktor yang tidak populer lagi. Selama puncak ketenarannya, Riggan dikenal karena memainkan pahlawan super bernama "Birdman." Dia sekarang berusaha untuk menghidupkan kembali karirnya dengan mementaskan drama Broadway yang merupakan adaptasi dari cerita pendek.
5. Son of Saul
Selama 107 menit ini, kamera selalu melakukan pengambilan gambar. Pria yang dikenal sebagai Saul Ausländer melanjutkan untuk mendapatkan pengalaman di kamp konsentrasi Jerman. Dia dipaksa untuk ikut terlibat dalam pembunuhan tahanan lain guna mempertahankan hidupnya sendiri.
Editor’s picks
Son of Saul diterima dengan baik oleh para kritikus. Film ini memenangkan penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik di Oscar. Pada situs Rotten Tomatoes, Son of Saul memiliki skor 96%. Menariknya, Son of Saul merupakan film pertama dari sutradara László Nemes dalam karirnya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Trikuel Terbaik Sepanjang Masa, Wajib Ditonton!
6. Time Code
Seolah teknik one shot tidak cukup, sutradara Mike Figgis menggunakan four shot untuk Time Code dan ditampilkan semuanya menggunakan layar yang terpisah. Semua adegan berjalan pada waktu yang sama selama 93 menit. Audio terus dinaikkan dan dikurangi untuk setiap adegan agar penonton dapat mengetahui apa yang terjadi. Kalau kamu maisih bingung, coba lihat trailer nya diatas ya.
7. Rope
Sutradara legendaris Hollywood Alfred Hitchcock adalah pelopor teknik long shot. Di antara banyak film hebatnya adalah Rope. Dia merekamnya dalam waktu 10 menit. Alfred Hitchcock akan menggunakan waktu lebih lama tetapi terbatas hanya 10 menit karena itu adalah kapasitas kamera film 35 mm pada saat itu.
Namun, kamu tidak akan melihat adanya cut. Meskipun ada keterbatasan, hanya 10 shot yang diperlukan untuk menyelesaikan beberapa hal. Itu adalah prestasi luar biasa di tahun 1940-an. Menurut Hitchcock, ia menggunakan satu bidikan untuk benar-benar menangkap nuansa permainan yang menjadi dasar film tersebut. Rope juga merupakan film Technicolor pertama kalinya.
Plotnya juga cukup menarik. Dua aesthetes membunuh mantan teman sekelas mereka di Universitas Harvard hanya untuk bersenang-senang, untuk melihat apakah mereka dapat melakukan kejahatan yang sempurna.
8. Utøya: July 22
Utøya: 22 Juli didasarkan pada pembantaian kamp musim panas Utøya yang terjadi di Norwegia pada Juli 2011. Sutradara Erik Poppe mewawancarai 40 orang yang selamat sebelum membuat film untuk membuat adegan yang serealistis mungkin. Menggunakan teknik one shot, film ini mengikuti seorang wanita bernama Kaja sebelum dan selama 72 menit serangan teror.
Teroris hanya ditampilkan dari jauh dan wajahnya tidak pernah muncul dalam jarak dekat. Sebagian besar karakter disamarkan untuk melindungi identitas para korban. Serangan nyata dilakukan oleh seorang pria yang dikenal sebagai Anders Behring Breivik yang saat ini di penjara.
9. Macbeth
Ada banyak adaptasi dari karya Shakespeare tetapi pembuat film Hungaria bernama Béla Tarr melakuikan eksperimen difilm ini dalam elemen visual. Film ini hanya terdiri dari dua gambar yang digabung agar terlihat seperti satu. Kamera juga terutama berfokus pada wajah, bukan pada tubuh. Hasilnya, ekspresi wajah ditangkap dengan sangat luar biasa.
10. Russian Ark
Sekitar 2000 aktor dan ekstra diperlukan dalam pembuatan film Russian Ark di Winter Palace St. Petersburg. Seluruh film diputar dalam waktu 96 menit. Sutradara Alexander Sokurov mengaku menggunakan teknik one shot karena dia benci mengedit.
Film ini mengisahkan hantu melayang yang melalui kamar dan koridor Winter Palace di Saint Petersburg dan bertemu dengan berbagai tokoh sejarah. Para pemain harus berlatih selama berbulan-bulan untuk mempersiapkan film yang melakukan pengambilan gambar hanya satu hari saja. Secara total, 33 kamar digunakan dalam film ini.
Nah itulah 10 film keren yang menggunakan teknik pengambilan gambar one shot. Mana nih film favorit kamu, ada gak yang menggukanan teknik one shot ?
Baca Juga: Film Pertama Sukses, 10 Sekuel Film Hollywood Paling Dinanti
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.