Cerita Lucu Cast Lara Ati Syuting di Surabaya, Diganggu Knalpot Brong

Tatjana Saphira (Ayu) berkata bahwa berkat Lara Ati (2022), ia mendapat keluarga dan banyak penglaman baru. "Aku juga mendapat keluarga baru, apalagi di Surabaya juga ada Mas Dono, Mas Indra, semuanya deh pokoknya," ujar Tatjana.

Ia juga sempat menceritakan salah satu pengalaman tak terlupakan saat syuting. Saat itu, mereka sedang melakukan syuting adegan terakhir di sebuah bar.

Adegan tersebut akan muncul di babak pertama film Lara Ati (2022). Karena sudah cukup lelah dan jenuh, berkat kehadiran Denny Caknan, para pemain hingga kru bisa fresh kembali.

"Mungkin kru juga udah ada jenuh-jenuhnya dikit. Jadi begitu kita syuting itu, Denny Caknan nyampek, itu semua satu set jadi joget. Bahkan orang ngontrol kamera, lighting-nya, sambil megangin lampu, goyang. Seru banget, sih!" cerita Tatjana saat konferensi pers pekan lalu.

Dono Pradana sempat memuji akting hingga personal dari Cak Kartolo dan Ning Tini. Ia menegaskan bahwa akting dari kedua pelawak senior itu tampak natural.

"Kalau pas scene-nya Cak Kartolo dan Ning Tini ya sedikit nambahin, karena mereka udah lucu banget. Dari lahirnya udah lucu," jelas Dono dan disambut tawa media, serta kru lain.

Pemeran Fadly itu juga bercerita bahwa Cak Kartolo adalah pribadi yang sangat lucu. "Cak Kartolo itu lucunya 24 jam. Sumpah. Di set itu dia ngelucu, di backstage dia ngelucu, mau pulang dia ngelucu," puji Dono.

Ia juga berkata bahwa terkadang tidak bisa membedakan kapan Cak Kartolo sedang serius atau bercanda. "Orang itu apa ya, di dalam kepalanya itu ada mesin lucu yang gak habis-habis. Kayak pabrik kelucuannya gak habis-habis, lho."

Dono kembali menceritakan kejadian kocak yang ia dan kru alami. Meski syuting di Surabaya, 70 persen kru sebenarnya berasal dari Jakarta.

Ternyata mereka sempat dibuat terkejut dengan kebiasaan di Surabaya ketika mau azan. "Nang (di) Surabaya kan kalau menjelang azan ada intro, kalau orang Surabaya bilang solah-solah (salawatan). Jadi teman-teman dari Jakarta itu kaget," Dono memulai ceritanya saat konferensi pers di Grand City Surabaya.

"Awalnya mereka masih mentolerir gitu. Oh ada orang ngaji, stop dulu kita sekalian makan siang. Terus pas mau salat Ashar, loh kok ada lagi. Ya udah mau gak mau berhenti dulu sampai selesai," lanjutnya.

Ia menambahkan, "Terus pas mau Magrib, kok ada lagi. Kok ada terus. Ini kayaknya soundrenaline, deh. Terus akhirnya lama-lama kayak gitu, mereka terbiasa. Jadi jam segini ada solah-solah, stop."

Saat syuting di Surabaya, banyak warga sekitar yang ikut menonton prosesnya. Dono bercerita ada kejadian unik saat syuting terjadi.

"Jadi yang nonton itu ada bapak-bapak, ibu-ibu. Ada ibu-ibu yang ndulang anake (nyuapin anaknya) kayak gitu. Jadi mereka nungguin di samping set," Dono mengawali ceritanya.

"Jadi kalau anaknya gak sengaja lewat, dikejar. Itu kan lagi take ya, terus ibunya ya masuk aja akhirnya."

Ketika diperingatkan jika sedang syuting, ibu-ibu itu hanya menjawab, "Oh iya ada kamera. Saya tahu kok."

Salah satu hal identik yang kerap ditemui di Surabaya adalah motor dengan knalpot brong. Suara knalpot ini cukup bising dan terkadang menganggu sekitar. Hal ini juga dirasakan para pemain dan kru saat syuting di Surabaya.

"Belum lagi di Surabaya kan banyak knalpot brong gitu. Opo maneh (Apa lagi) kan syutinge nang (syutingnya di) Surabaya Utara. Jadi itulah tempat yang tidak punya aturan," ungkap Dono yang disambut tawa para rekan media di Surabaya.

Lewat film Lara Ati (2022) ini, Bayu Skak ingin memperkenalkan daerah yang memang ikonik di Surabaya. "Semoga kayak jalan Peneleh, Bratang, Bulak Banteng bisa jadi ikon," jelas Bayu Skak.

Ia menambahkan, "Biasanya kalau orang Jakarta. Ayo kita ke PIM, Blok M. Saiki yo (sekarang ya) Bulak Banteng. Cekno eroh uwong-uwong (biar tau orang-orang)."

Selain filmnya yang kocak dan menghibur, ternyata kisah di balik layarnya gak kalah bikin ngakak. Yuk, saksikan keseruan mereka di film Lara Ati mulai Kamis (15/9/2022)!