6 Film Terbaik Fatih Akin, Beri Gambaran Jerman yang Multikultur

Karya-karyanya sudah melegenda 

Terlepas dari fakta bahwa Jerman adalah negara homogen (hanya terdiri dari satu ras yang sama), arus imigrasi yang terbuka sejak 1960-an membuat negara itu punya level keberagaman yang tinggi. Sayangnya, itu tidak banyak dipotret dalam produk budaya mereka. 

Namun, ada sosok seperti Fatih Akin yang mencoba memotret sisi lain Jerman yang lebih multikultur. Aktif sejak 1990-an, Akin sudah memproduksi belasan film. Beberapa di antaranya dapat pengakuan di berbagai ajang bergengsi, seperti Berlinale, Cannes Film Festival, bahkan European Film Awards. 

Seberapa brilian dan kompleks karya-karya Akin? Coba buktikan lewat enam rekomendasi film terbaiknya berikut, yuk!

Baca Juga: 4 Rekomendasi Film Jerman Pemenang Oscar, Pernah Nonton?

1. Short Sharp Shock (1998)

6 Film Terbaik Fatih Akin, Beri Gambaran Jerman yang MultikulturShort, Sharp, Shock (dok. MUBI/Short, Sharp, Shock)

Short Sharp Shock adalah film debut Fatih Akin yang rilis pada 1998. Beda dari film-film Jerman lain pada masa itu, Akin fokus memotret kehidupan para imigran asal Eropa Timur dan Timur Tengah dalam karyanya itu. Lakonnya tiga pemuda dari keluarga imigran Yunani, Serbia, dan Turki yang lahir serta besar di Berlin. Mereka diperankan para aktor pendatang baru, yakni Adam Bousdoukos, Aleksandar Jovanovic, dan Mehmet Kurtulus.

Salah satu dari mereka baru saja keluar dari penjara dan ingin hidup normal, meninggalkan masa lalunya yang kelam. Namun, salah satu dari mereka justru terjerembab dalam kesepakatan berisiko dengan mafia asal Albania. Walau diselingi adegan kocak, banyak adegan yang bikin penonton tertegun. Apalagi balada ketiganya berakhir pahit. 

2. In July (2000)

6 Film Terbaik Fatih Akin, Beri Gambaran Jerman yang MultikulturIn July (dok. Wuste Film/In July)

In July adalah film komedi romantis dengan kemasan road trip yang tuai banyak pujian. Akin kali ini mendapuk lakon seorang pria Jerman bernama Daniel (Mortiz Bleibtreu) yang rela melakukan perjalanan darat dari Hamburg ke Istanbul demi perempuan idamannya. 

Namun, dalam perjalanan, ia justru bertemu Juli (Christiane Paul), kawan yang sebenarnya menaruh hati pada Daniel tanpa ia sadari. Banyak hal tak tertebak yang terjadi selama perjalanan itu. Seperti biasa, Akin adalah sosok sutradara yang bakal membuatmu tertegun sepanjang film memuji kepiawaiannya mengutak-atik cerita yang kelihatannya sederhana. 

3. Head-On (2004)

6 Film Terbaik Fatih Akin, Beri Gambaran Jerman yang MultikulturHead-On (dok. Deutsches Filminstitut & Filmmuseum/Head-On)

Head-On mungkin film pertama Fatih Akin yang membuatnya dapat pengakuan internasional. Setelah memenangkan Golden Bear (film terbaik) di Berlin International Film Festival 2004, karyanya ini merajai European Film Awards pada tahun yang sama. 

Masih memasukkan unsur romansa, konflik dimulai dengan pertemuan tak sengaja dua orang keturunan Turki di sebuah rumah sakit di Jerman. Mereka adalah Cahit (Birol Ünel) yang baru saja berpisah dari istrinya dan Sibel (Sibel Kekilli), perempuan muda korban KDRT.

Demi keluar dari lingkaran kekerasan keluarganya, ia memohon Cahit untuk menikahinya. Meski tertebak kalau akhirnya mereka benar-benar jatuh cinta, proses keduanya menuju kebahagiaan dikemas Akin dengan cara yang beda dan seru. 

Baca Juga: 6 Film Keluarga Underrated Tahun 2010-an yang Wajib Ditonton

4. The Edge of Heaven (2007)

6 Film Terbaik Fatih Akin, Beri Gambaran Jerman yang MultikulturThe Edge of Heaven (dok. MUBI/The Edge of Heaven)

Masih bertema pertemuan tak disengaja, The Edge of Heaven mengisahkan enam imigran Turki di Jerman yang hidupnya saling bersilangan satu sama lain. Keenamnya menyimpan sejarah, kisah dan masalah masing-masing.

Namun, ada satu hal yang menyatukan mereka, yakni kemarahan dan emosi yang meledak hingga meninggalkan penyesalan di akhir. Film ini berlatarkan Jerman dan Turki sekaligus. Seperti Short Sharp Shock, Akin meninggalkan bekas di benak penonton dengan membuat akhir yang pahit.

The Edge of Heaven memenangkan beberapa penghargaan sekaligus di Cannes Film Festival, bahkan dipilih Jerman sebagai submisi resmi mereka di Academy Awards 2008. Kualitasnya gak main-main, sih!

5. Soul Kitchen (2009)

6 Film Terbaik Fatih Akin, Beri Gambaran Jerman yang Multikulturfilm Soul Kitchen (dok. CNC/Soul Kitchen)

Soul Kitchen menjadi kerja sama kesekian antara Fatih Akin dan aktor Adam Bousdoukos. Ia didapuk jadi lakon di film komedi ini, yakni pemuda yang mewarisi restoran Yunani dari keluarganya. Berada di ujung tanduk karena kalah dari kompetitor-kompetitornya, Zinos, sang lakon terpikir untuk menjual restoran itu. 

Namun, ternyata masih banyak orang yang bertumpu pada resto bobrok itu. Mulai dari para pegawai, kakaknya yang butuh tempat kerja selama penyesuaian sebelum bebas dari penjara, band punk yang tak punya cukup uang menyewa studio, dan tentunya ia sendiri. 

6. In the Fade (2017)

6 Film Terbaik Fatih Akin, Beri Gambaran Jerman yang MultikulturIn the Fade (dok. Warner Bros/In the Fade)

In the Fade kembali memotret Jerman yang multikultur lewat keluarga kecil Katja (Diane Kruger) dan pasangannya yang beretnik Turki-Kurdi, Nuri. Setelah menikah beberapa tahun, mereka dikaruniai putra bernama Rocco. Satu hari, kehidupan Katja yang indah hancur tatkala suami dan putranya tewas dalam serangan kelompok radikal sayap kanan. 

Investigasi dilakukan, tetapi Katja tak kunjung sembuh dari rasa marah dan trauma akibat kehilangan itu. Agak berbeda dari gaya sinematik Akin biasanya, film ini cukup gelap dan serius. Ia seolah sedang mengeksplorasi kondisi psikis para korban terorisme lewat film ini. 

Keberagaman Jerman kini sudah mulai terlihat dalam berbagai aspek. Namun, Fatih Akin salah satu yang memeloporinya di sektor hiburan. Salut buat inisiatif dan inovasinya. 

Baca Juga: 6 Film Prancis Pemenang Palme d'Or, Terbaru Anatomy of a Fall

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya