5 Film Terbaik Jia Zhangke, Tak Pernah Gagal Lontarkan Kritik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jia Zhangke bukan sembarang sutradara. Di tengah regulasi ketat soal kebebasan berpendapat di negaranya, China, ia mampu mempertahankan idealismenya menciptakan film yang kritis dan bermuatan isu sosial.
Selain jadi sutradara, Zhangke juga seorang produser yang membantu beberapa sineas muda asal China. Penasaran seperti apa karya-karya sinematiknya? Berikut daftar film terbaik Jia Zhangke yang wajib kamu tonton.
1. Still Life (2006)
Still Life terdiri dari dua cerita berbeda. Satu soal seorang penambang batu bara yang mencari keberadaan anak dan istrinya setelah mendengar kabar kalau pemukiman mereka digusur untuk proyek bendungan. Cerita kedua soal perempuan kelas menengah yang juga mencari keberadaan suaminya, tetapi dengan pendekatan yang jauh berbeda dengan karakter pertama.
Dengan piawai, Zhangke menyertakan kritik halus soal ketimpangan ekonomi dan industrialisasi yang merusak lingkungan dalam Still Life. Film ini pula yang membuat Zhangke mulai dikenal luas di luar negeri.
2. 24 City (2008)
Dalam 24 City, Zhangke mengaburkan fiksi dan dokumenter. Film ini mengikuti kehidupan tiga generasi yang hidup dari sebuah pabrik pesawat.
Namun, sumber penghidupan mereka lambat laun tutup dan digantikan sebuah kompleks apartemen untuk orang kelas menengah. Zhangke lagi-lagi memukau penonton dengan plot yang kontemplatif.
3. A Touch of Sin (2013)
Editor’s picks
A Touch of Sin adalah antologi empat cerita yang mengkritik halus sistem ekonomi kapitalisme. Zhangke mengajak kita mengikuti kehidupan empat tokoh dari kalangan kelas pekerja yang harus menghadapi kejamnya ketidakadilan di tempat kerja, minimnya safety net dari pemerintah, dan korupsi yang merajalela.
Meski berlatarkan China, film berdurasi dua jam ini relevan dengan isu-isu yang biasa kita temukan di Indonesia dan negara berkembang di Asia lainnya. A Touch of Sin dapat penghargaan Naskah Terbaik di Cannes Film Festival.
Baca Juga: 5 Film China yang Dilarang Tayang di Indonesia, Tuai Pro Kontra
4. Ash Is Purest White (2018)
Ash is Purest White berkutat pada kisah cinta dua kriminal yang membentang dari waktu ke waktu. Zhangke menggunakan struktur waktu dalam film ini, bukan tokoh yang berbeda seperti beberapa film sebelumnya.
Pembangunan dan perubahan yang terjadi di China jadi latar dalam sinema ini, tetapi tetap punya andil dalam plot. Film ini dapat gelar Naskah Terbaik di Asian Film Award.
5. Dead Pigs (2018)
Dead Pigs adalah film debut Cathy Yan yang diproduseri Jia Zhangke. Sama seperti seniornya, Yan mengkritik pedas kondisi negaranya yang tidak baik-baik saja. Bedanya, ia menggunakan pendekatan satire yang membuat filmnya lebih berwarna dan tak kalah menarik. Ada lima tokoh berbeda yang dipertemukan dan semuanya punya concern yang sama soal satu isu tertentu.
Di tengah keterbatasan berpendapat, ternyata sineas asal China bisa menciptakan cara unik untuk melontarkan kritik. Jia Zhangke salah satu pelopornya, diikuti sineas-sineas muda lain seperti Cathy Yan. Selain film-film epic-nya Wong Kar Wai, coba juga lima film di atas untuk kenalan dengan dunia sinematik China.
Baca Juga: 10 Aktor Hollywood yang Jadi Sutradara, Greta Gerwig Naik Daun!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.