[EKSKLUSIF] Bedah The Batman sama Ahlinya: Bruce Wayne Bukan Playboy

Jakarta, IDN Times - The Batman akhirnya rilis ke publik sejak 2 Maret 2022. Reaksi penonton atas The Batman begitu positif, karena mampu menyajikan warna baru terhadap superhero milik DC Comics tersebut.
Ya, memang sutradara The Batman, Matt Reeves, tak menampilkan warna yang umum kepada The Dark Knight. Reeves mencoba berimprovisasi, mencari gaya dan identitas baru terhadap Batman serta Bruce Wayne.
Tak cuma itu, Reeves juga memberikan plot serta konflik yang lebih rumit. Hal itu menjadikan Batman tak melulu menyajikan adegan yang penuh aksi, namun juga teka-teki hingga thriller yang menegangkan.
Aduh, penulis jadi spoiler yah buat yang belum nonton? Makanya, nonton The Batman deh. Penulis sarankan betul ke kamu semua untuk menonton film satu ini, karena memang jadi salah satu yang terbaik.
Oh iya, jangan harap akan sama warnanya dengan garapan Christoper Nolan, karena ini memang berbeda.
Sudah deh jangan lama-lama karena IDN Times kebetulan punya kesempatan ngobrol langsung, dengan Reeves, secara EKSKLUSIF!
Kenapa sih memilih untuk mengembangkan karakter Batman yang seperti ini?
Anda berpikir ini berbeda? Bisa saya katakan, itu adalah pernyataan terbaik yang Anda keluarkan. Sebab, bagi saya, karakter ini sudah ada selama 80 tahun dan banyak film bagus yang tercipta untuknya.
Saya pikir, ini adalah sebuah kewajiban bagi kami mencari cara untuk menyajikannya dengan kemasan yang lebih segar. Saya rasa, ini tantangan yang sulit, karena salah satu yang dilakukan adalah kamu ingin mempertahankan sesuatu yang penting itu.
Tapi, di sisi lain, kamu juga mencari cara untuk membuatnya terasa segar dan baru. Akhirnya, salah satu yang saya ambil adalah membuatnya berdasarkan pada aspek "detektif terbaik di dunia". Sebenarnya sudah banyak diceritakan di komik, namun, belum dalam filmnya.
Jadi, saya ingin mengubah aslinya dan kembali ke awal karier seorang Batman. Menyajikannya sebagai Batman yang tak sempurna, masih belajar apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang Batman. Tapi, dia juga punya modal untuk mengerti arti dari Batman dan berkembang selama perjalanannya. Itu adalah tujuannya. Saya suka, ketika Anda bilang, film ini berbeda dan terasa lebih segar, karena memang itu tujuannya.
Nah ketika melihat Bruce Wayne, dia juga sangat berbeda. Kenapa?

Ya, Bruce Wayne berbeda, benar. Ini menarik, karena versi yang sudah sering kita lihat adalah seorang playboy, yang mengendarai Maserati. Memang, saya pikir itu keren. Tapi, kita sudah sering melihatnya.
Ketika menulis, ada suatu hari saya mendengar Nirvana untuk mendapatkan inspirasi. Ya, pastinya begitu, kalian tahu, biasanya cari inspirasi saat menulis.
Hingga, ada sesuatu di dalamnya yang membuat saya berpikir, sesuatu tentang atmosfer Nirvana atau seperti Kurt Cobain yang terasa seperti bintang rock berbahaya, gegabah. Saya tak merasa dia senang dengan ketenarannya, seperti tersiksa.
Dia memang suka musik, menyukai apa yang dilakukannya. Namun, dalam waktu yang sama, saya gak menikmati ketenarannya.
Saya merasa, ada hal yang membuat berpikir tentang arti menjadi keluarga besar, seperti Wayne. Mungkin, itu seperti menjadi anggota keluarga Kennedy atau Kerajaan Inggris.
Akhirnya, ada ide, adakah cara lain buat menyikapi kematian orang tuanya, di mana ingin sekali menarik diri dari sana. Hingga akhirnya, kamu menjadi gegabah.
Lalu, ada orang lain yang melihat, mereka seperti melihat sebuah dongeng, "Ya Tuhan, aku baru saja melihat Bruce Wayne!" kayak sesuatu yang heboh banget.
Bagi saya, masih valid ketika dia tak mau hidup dalam bayang-bayang seorang anggota keluarga Wayne. Itu tak penting baginya. Paling penting buatnya adalah obsesi menyelesaikan misi, yang membuatnya ketagihan, cuma itu obatnya.
Ketika keluar di malam hari, kamu melihatnya, seperti seorang pecandu. Obat yang membuatnya ketagihan adalah keluar malam dan menjadi Batman.
Baiklah kalau begitu, itu bisa menjadi berbeda. Itu jadi kayak sumber kekuatan yang gak ada habisnya. Seorang pria yang menarik diri seperti itu.
Rasanya, itu seperti permainan psikologis dan cara lain mengartikannya. Saya rasa, cukup penting memasuki dunia macam ini, tapi terasa segar, valid, dan masih berada dalam jalurnya, buat penonton.
Saya rasa ada beberapa petunjuk dalam film ini. Apa ada proyek besar untuk film ini di masa depan?

Apa itu? Petunjuk seperti apa?
Seperti di akhir, ketika The Riddler bertemu dengan... (spoiler alert!)

Oh, aku mengerti. Apakah itu petunjuk untuk film selanjutnya? Menarik, karena semua orang menanyakan adegan itu pula ke saya.
Adegan itu, Anda tahu, kalau film superhero itu umumnya memiliki adegan post-credit, lalu easter eggs, untuk film selanjutnya. Tapi, bukan itu niat sebenarnya.
Adegan yang Anda sebutkan adalah di mana ada seorang tahanan tak terlihat, yang Riddler temui di Arkham saat semuanya berakhir. Dia merupakan ide dari Gotham, tempat semua ini terjadi. Menarik, ketika cerita Batman bukan menjadi kisah aslinya. Kalian juga pasti melihatnya di sini.
Namun, yang kami bisa ambil dari komik, saya merasa para penjahat ini terinspirasi Batman, seorang jagoan bertopeng muncul dan dikenal di Gotham. Hingga akhirnya, menjadikan semua karakter ini memiliki alter ego. Kita punya Selina Kyle yang belum sempurna sebagai Catwoman.
Lalu, Penguin yang belum menjadi bos mafia dan Riddler yang masih berkembang. Saya mau ada ide, tentang tahanan di Arkham itu, yang sempat Anda pikirkan, seharusnya belum bernama, belum mencapai karakter tersebut.
Semua ini masih menjadi misteri, karena kami berharap membuat penonton terkejut. Namun, belum bisa dibilang, "Oke, ini akan jadi film selanjutnya".
Bukan seperti itu. Saya cuma ingin menciptakan dunia, ketika semua karakter ini hidup dan membuat semuanya memunculkan tanda tanya dan memancing kalian bilang, 'Wah, aku belum pernah melihat versi ini sebelumnya". Itu tujuan karakter-karakter ini diciptakan. Apa yang saya harap bisa dilakukan, tapi mungkin itu yang kamu harapkan.