Ending 'Us': Apa yang Diinginkan Tethers dan Arti Jeremiah 11:11

Film terbaru Jordan Peele, Us, menampilkan sosok pembunuh doppelgängers yang pakai seragam penjara warna merah yang mengganggu satu keluarga yang lagi liburan, menebar teror yang gak pernah kita lihat sebelumnya. Meski pun film ini dimulai dengan invasi satu rumah, tapi teror yang disajikan Peele di film Us dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru tempat.
Karena film ini punya banyak lapisan makna, mungkin bakal agak susah untuk mengetahui siapa sih sebenarnya Tether itu dan apa yang mereka inginkan. Juga, apa artinya "Jeremiah 11:11"? Dan apakah Hands Across America itu beneran ada?
1. Pertama kita harus kenalan sama "Red" dan para Tether

Di film Us, para doppelgängers atau kembaran pembunuh disebut sebagai "Tethers." Mereka adalah hasil percobaan gagal oleh eksperimen pemerintah yang menciptakan kloningan orang-orang yang tinggal di ribuan kilometer terowongan bawah tanah Amerika Serikat. Mungkin karena film ini hanya didanai sekitar 20 juta dolar AS atau sekitar Rp300 miliar, kita gak lihat adanya terowongan-terowongan secara nyata, cuma satu lorong panjang.
Proyek ini, apapun itu, gagal, karena ternyata kloningan itu cuma mereplika tubuh manusia aslinya, bukan jiwa mereka juga. Setelah percobaan ini dibatalkan, para "Tethers" ditelantarkan begitu saja di bawah tanah dan bertahan hidup seadanya. Ini sebabnya kenapa mereka makan kelinci dan entah apa lagi yang ada di bawah sana.
"Red" yang jadi kloningan karakter utama, Adelaide (Lupita Nyong'o) -- atau awalnya kamu kira begitu -- adalah pemimpin para Tethers. Terinspirasi dari acara kemanusiaan pada tahun 1986 bernama Hands Accross America, Red mengatur semua Tethers untuk pada akhirnya naik ke permukaan dan mengambil alih tempat yang dihuni manusia asli.
2. Red vs. Adelaide

Ini dia bagian di mana Us jadi salah satu film paling brilian di akhir ceritanya. Di prolog film yang berlatar pantai Santa Cruz pada 1986, Adelaide muda (diperankan Madison Curry) berjalan-jalan ke ruangan penuh cermin yang terhubung ke rumah pada Tethers di bawah tanah. Dalam sebuah kesempatan, Adelaide bertemu Red, kloningannya, dan Red dengan cepat bertukar tempat dengan Adelaide.
Inilah kenapa, menurut orangtua Adelaide, ia berubah setelah kejadian hilangnya ia di pantai. Ini lah kenapa Adelaide gak ngomong sama sekali dan bukan kayak dirinya sendiri. Itu ya karena Adelaide bukan anak yang asli. Orangtua Adelaide secara gak sadar mengadopsi anak yang palsu dan kemudian belajar untuk hidup di permukaan, tumbuh besar, menikah, dan meninggalkan kenangannya saat hidup di bawah tanah.
Sementara itu, Adelaide yang asli, ditinggalkan di bawah tanah bersama dengan para Tethers, ia bertahan hidup dengan mengenang semua peninggalan yang tersisa darinya, yaitu kaos Hands Accross America. Ini menginspirasinya untuk menyusun rencana dan membuat para Tethers mampu bersatu, karena ia satu-satunya yang bisa berbicara.
Ini yang bikin akhir film ini bikin kamu merinding. Ketika keluarga Wilson selamat di film, faktanya bahwa selama ini mereka tinggal bersama Red, bukan Adelaide yang asli sepanjang waktu, dan kemudian kabur bersama Adelaide palsu. Kan kita jadi gak ngerti sebenarnya mereka ini siapa, meski pun mereka keluarga.
Pusing, bikin gatel kepala kalau dipikirin.
3. Ada yang bilang kalau Jordan Peele terinspirasi dengan legenda urban bernama "Mole People"

Mole People adalah legenda urban yang mengatakan bahwa ada banyak gelandangan yang hidup di infrastruktur yang sudah ditinggalkan. Cerita ini semakin populer karena buku milik Jennifer Toth pada 1993 dengan judul "The Mole People: Life In The Tunnels Beneath New York City" karena terinspirasi oleh film The Mole People pada 1956.
Sejak saat itu The Mole People menjadi sebuah legenda urban populer yang menyebar dari mulut ke mulut warga Amerika Serikat.
Us meninggalkan banyak pertanyaan tentang para Tethers yang gak terjawab:
- Proyek ini buat apa sih?
- Siapa yang bikin?
- Kapan proyek ini diabaikan?
- Dan gimana cara para Tethers untuk berkembang biak untuk menciptakan kloningan anak-anak mereka?
Dan kayaknya ini memang gak perlu dijawab, karena rasanya juga gak perlu. Apa yang Peele inginkan adalah cerita mengenai Amerika dan sosok jahat yang tinggal dalam diri kita.
I wanted to make a movie that allows everybody to face their demons.
Perasaan dalam diri yang menyatakan bahwa kita semua adalah karakter yang baik dalam hidup kita sendiri membuat kita kadang gak bisa menghadapi kenyataan atau sisi jahat dalam diri kita.
Peele ingin membuat film yang membuat semua penontonnya menghadapi sisi jahat diri mereka, tak peduli pihak apa pun yang kamu dukung dalam film ini. Sebagai awalan, kita disajikan dengan xenofobia sebagai pengingat.
4. Hands Across America

Inspirasi Red untuk menyatukan para Tethers berasal dari Hands Across America, sebuah acara kemanusiaan nyata yang diadakan pada 25 Mei 1986. Iklan acara ini ditayangkan di TV dan masuk ke adegan di mana Adelaide kecil menonton TV saat akan pergi ke pantai.
Diorganisir oleh manajer musik Ken Kragen, Hands Across America adalah acara amal di mana setiap donasi 10 dolar AS kamu bakal dapat tempat untuk bergandengan tangan membentuk rantai manusia ke seluruh penjuru Amerika Serikat. Tujuan acara amal ini adalah untuk melawan kelaparan dan kemiskinan.
Di era sebelum Twitter, berdonasi 10 dolar AS untuk kemungkinan bergandengan tangan dengan Michael J. Fox, Brooke Shields, dan Mickey Mouse terlihat sangat keren dan sebanding dengan uang yang dikeluarkan. Presiden Ronald Reagan juga ikut bergabung, terlepas dari fakta bahwa ia menjadi salah satu penyebab kaum gelandangan semakin banyak di Amerika Serikat hingga kini.
Apakah satu rantai manusia benar-benar terbentuk melintasi AS? Tentu saja tidak, topografi AS tak memungkinkannya. Tapi tetap saja, acara ini berjalan dengan lancar dan setiap orang berpartisipasi dengan baik seolah-olah memang membentuk rantai melintasi Amerika Serikat.
5. Bagian yang paling bikin penasaran, apa sih Jeremiah 11:11 itu?

Satu hal penting yang perlu kita tahu tentang Us adalah pengulangan beberapa adegan yang menampilkan salah satu ayat dalam Alkitab, yaitu Jeremiah 11:11 atau Yeremia 11:11. Ayat ini terlihat sebagai sebuah tanda yang dibawa seorang gelandangan di pantai, dan "11:11" adalah tampilan visual yang seringkali diperlihatkan dalam film.
Terlepas dari kenyataan bahwa 11:11 adalah angka kembar, ayat tersebut berbunyi (dalam translasi Indonesia Terjemahan Baru):
Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mendatangkan ke atas mereka malapetaka yang tidak dapat mereka hindari, dan apabila mereka berseru-seru kepada-Ku, maka Aku tidak akan mendengarkan mereka.
Tapi di keseluruhan Kitab Yeremia, ayat itu menekankan pada beberapa tema di Us. Di Alkitab sendiri, Kitab Yeremia adalah bagian dari Perjanjian Lama yang biasanya memang dihindari beberapa orang. Basically, Tuhan mungkin marah karena kaum Yehuda menyembah berhala.
Ketika gak ada otoritas figur Tuhan di Us, rasanya itu berasal dari perspektif Adelaide itu sendiri. Adelaide marah karena Red bisa hidup di atas dan memiliki keluarga sementara Adelaide hidup di bawah dan melahirkan monster dari suami yang tak punya jiwa, Abraham di bawah tanah. Red adalah orang yang palsu, pagan, sementara Adelaide asli namun tersembunyi di bawah dan tak mampu bersuara untuk dunia.