Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

15 Film 2025 dengan Ulasan Terburuk Versi Metacritic, Setuju?

Regretting You
Regretting You (dok. Harbinger Pictures/Regretting You)
Intinya sih...
  • War of the Worlds meraih Metascore 6/100, disorot karena efek visual buruk dan gagasan format screenlife yang tidak disukai.
  • Playdate hanya mampu meraih Metascore 20/100 karena premis potensial dirusak dengan naskah hambar dan penggarapan kurang maksimal.
  • Gunslingers mendapatkan Metascore 20/100, sebenarnya memiliki potensi menjadi cult Western modern tapi tidak cukup untuk membuat para kritikus terpukau.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Metacritic kerap dijadikan acuan dalam mengukur kualitas sebuah film. Bukan tanpa sebab, situs rating satu ini menggunakan sistem akumulasi ulasan yang datang dari kritikus film profesional. 

Untuk penilaiannya sendiri, Metacritic melabelinya dengan Metascore dan terbagi ke dalam tiga kategori. Kategori pertama ada Generally Favorable dengan kode warna hijau dan raihan skor 61—100 yang menunjukkan ulasan positif. Diikuti kategori Average dengan kode warna kuning dan raihan skor 40—60 yang menunjukkan ulasan rata-rata dan cenderung campur aduk. Kemudian, kategori terakhir, Overwhelming Dislike dengan kode warna merah dan raihan skor 0—39 yang menunjukkan ulasan negatif.

Baru-baru ini, Metacritic merilis daftar film 2025 dengan ulasan terburuk. Film-film tersebut diurutkan berdasarkan raihan Metascore. Apakah ada film favoritmu?

1. War of the Worlds

War of the Worlds
War of the Worlds (dok. Universal Pictures/War of the Worlds)

Dengan raihan Metascore 6/100, War of the Worlds resmi menyandang status film 2025 terburuk versi Metacritic. Efek visual yang buruk, performa akting jajaran cast yang mentah, dan gagasan sutradara Rich Lee untuk menampilkan invasi alien di Bumi menggunakan format screenlife, teknik pembuatan film di mana seluruh adegan ditampilkan melalui layar komputer, ponsel pintar, hingga kamera pengawas, untuk film debutnya menjadi poin utama yang dibantai habis-habisan oleh para kritikus.


2. Playdate

Playdate
Playdate (dok. Nickle City Pictures/Playdate)

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan premisnya. Dua orang ayah yang menemani anak mereka bermain, tapi menjadi berantakan ketika pembunuh bayaran datang untuk memburu mereka. Namun, kritikus menilai jika premis yang cukup potensial dirusak dengan naskah yang hambar dan penggarapan yang kurang maksimal. Menjadikan Playdate hanya mampu meraih Metascore 20/100.


3. Gunslingers

Gunslingers
Gunslingers (dok. 5150 Action/Gunslingers)

Ditulis dan disutradarai Brian Skiba, Gunslingers mendapatkan Metascore 20/100. Gunslingers sebenarnya memiliki potensi menjadi cult Western modern. Berlatar di awal abad ke-20, berpusat pada sebuah kota bernama Redemption yang menjadi tujuan bagi para buronan yang ingin memulai hidup baru dengan memalsukan kematian mereka. Muatan adegan gore pun cukup banyak, tapi tidak cukup untuk membuat para kritikus terpukau.

4. Alarum

Alarum
Alarum (dok. Highland Film Group/Alarum)

Meraih Metascore di 23/100, Alarum menjadi film Michael Polish dengan skor terendah di Metacritic. Kritikus sepakat jika film yang berfokus pada pasangan mata-mata yang diburu oleh badan intelijen dunia usai mengambil flash drive rahasia ini minim aksi. Tidak sedikit juga yang menilainya sebagai Mr. and Mrs. Smith jika diproduksi dengan bujet terbatas.

5. Bride Hard (2025)

Bride Hard
Bride Hard (dok. Balcony 9 Productions/Bride Hard)

Gagal mengeksekusi dari sisi aksi maupun komedi, Bride Hard diganjar Metascore 23/100. Alih-alih fokus pada konflik utama di mana Sam (Rebel Wilson) yang menjadi bridemaid sekaligus agen rahasia harus menyelamatkan pernikahan sahabatnya dari sekelompok pembunuh bayaran, sutradara Simon West justru mengutamakan sederet lelucon dewasa yang tidak lucu sama sekali. 


6. Five Nights at Freddy's 2

Five Nights at Freddy's 2
Five Nights at Freddy's 2 (dok. Blumhouse Productions/Five Nights at Freddy's 2)

Five Nights at Freddy’s 2 sepertinya belum bisa menyamai kesuksesan film pertamanya. Di sekuel yang berfokus pada misteri di balik restoran dan karakter animatroniknya yang menyeramkan, akting yang masih sama-sama buruk dan ceritanya terlalu padat menjadikan film ini mendapatkan Metascore 26/100.


7. Shadow Force

Shadow Force
Shadow Force (dok. Lionsgate/Shadow Force)

Dengan Metascore 27/100, Shadow Force menjadi film dengan ulasan terburuk di sepanjang karier penyutradaraan Joe Carnahan. Film ini mengisahkan pasangan yang kembali bersama usai diburu oleh mantan anggota tim operasi khusus CIA mereka, krikitus sepakat jika film ini benar-benar membosankan dan tidak bernyawa. 


8. The Strangers: Chapter 2

The Strangers: Chapter 2
The Strangers: Chapter 2 (dok. Lionsgate/The Strangers: Chapter 2)

Dengan Metascore 28/100, The Strangers: Chapter 2 tampil lebih buruk dari film pertamanya. Masih melanjutkan sekelompok pembunuh bertopeng yang mengincar korbannya secara acak, film keduanya ini dinilai membosankan dan tidak ada perkembangan baik dari segi cerita maupun karakternya.


9. Hurry Up Tomorrow

Hurry Up Tomorrow
Hurry Up Tomorrow (dok. Manic Phase/Hurry Up Tomorrow)

Berbanding terbalik dengan albumnya yang banjir sanjungan, film yang dirancang sebagai visualisasi dari album studio keenam The Weekend justru panen hujatan. Meskipun ditangani oleh sutradara Trey Edward Shults dan didukung oleh aktor hebat, seperti Barry Keoghan dan Jenna Ortega, penulisan naskah yang buruk membuat Hurry Up Tomorrow menghadirkan pengalaman menonton yang tidak menyenangkan. Maka, tidak heran jika film ini hanya meraih Metascore 29/100 saja.


10. The Electric State (2025)

The Electric State
The Electric State (dok. AGBO/The Electric State)

Setidaknya, modal 320 juta dolar AS yang digelontorkan oleh Netflix tidak begitu sia-sia usai The Electric State masuk ke shortlist Oscar 2026 untuk Best Visual Effect. Bukan berarti film adaptasi dari novel grafil besutan Simon Stålenhag ini aman dari cecaran kritikus. Dengan raihan Metascore 30/100, para kritikus sepakat jika film ini dangkal dan memiliki potensi jika terlalu fokus pada mengumpulkan bintang-bintang besar di jajaran cast-nya. 


11. Juliet & Romeo

Juliet & Romeo
Juliet & Romeo (dok. Voltage Pictures/Juliet & Romeo)

Tidak ada yang salah dengan menambahkan unsur modern ke dalam film musikal yang diadaptasi dari kisah klasik. Namun, sutradara Timothy Scott Bogart dan komposer Evan Kidd Bogart gagal dalam Julia & Romeo. Dengan Metascore 31/100, kritikus menilai film musikal satu ini tidak lebih dari kumpulan lagu pop hambar dengan dialog modern yang cringe.


12. Smurfs

Smurfs
Smurfs (dok. Paramount Animation/Smurfs)

Upaya Paramount menjadikan reboot Smurfs sebagai mesin pencetak uang baru mereka nampaknya meleset. Kritikus menilai Smurfs kurang imajinatif dan minim inovasi untuk film animasi dengan target audiens anak-anak. Raihan Metascore 31/100 dan pendapatan film yang di bawah ekspektasi harus mengakhiri petualangan Smurfette dan kawan-kawan.

13. Modi: Three Days on the Wing of Madness

Modi: Three Days on the Wing of Madness (2025)
Modi: Three Days on the Wing of Madness (dok. IN.2 FILM/Modi: Three Days on the Wing of Madness)

Diadaptasi dari pentas drama karya Dennis McIntyre, film ini mengikuti seorang seniman Italia dalam pelariannya dari polisi di Paris pada abad ke-19. Sekalipun tayang terbatas di sejumlah festival film dan beberapa wilayah di AS, film yang disutradarai oleh Johnny Depp ini hanya mengantongi Metascore 32/100 karena dinilai membosankan untuk sebuah film yang memaksakan diri tampil pretensius.


14. Regretting You

Regretting You
Regretting You (dok. Harbinger Pictures/Regretting You)

Apa yang diharapkan dari adaptasi novel Colleen Hoover? Dengan Metascore 33/100, cukup menjelaskan bagaimana sutradara Josh Boone yang menjadi sosok jenius di balik film romance ikonik, seperti Stuck in Love (2012) dan The Fault in Our Stars (2014), saja tidak mampu meminimalisir kadar drama yang berlebihan antara hubungan rumit antara Morgan (Allison Williams) dan putrinya Clara (Mckenna Grace) pasca kematian suaminya. 


15. Old Guy

Old Guy
Old Guy (dok. 23ten/Old Guy)

Satu lagi film besutan sutradara Simon West. Dengan Metascore 33/100, para kritikus sebenarnya sepakat jika Old Guy menawarkan premis yang menarik, yakni pembunuh bayaran tua yang dikontrak untuk melatih pemuda berbakat. Sayangnya, penulisan naskah yang buruk menjadikan film ini tidak dapat terselamatkan dari kritikan pedas.

Dari daftar film di atas, kamu sudah nonton yang mana saja? Setuju dengan para kritikus atau kamu punya penilaian tersendiri? Coba tulis komentarmu, ya!


This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

9 Rekomendasi Film Prancis di KlikFilm, Drama hingga Horor

29 Des 2025, 23:54 WIBHype