Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Rekomendasi Film Berlatar Budaya Batak, Berkesan dan Menyentuh Hati

kolase poster film Ngeri-Ngeri Sedap dan Horas Amang (instagram.com/imajinari.id | instagram.com/filmhorasamang)

Terbentang dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah demi daerah di Indonesia tentu memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri. Tak terkecuali daerah Sumatera Utara yang dihuni oleh masyarakat suku Batak dengan segala kekayaan adat, budaya, tradisi dan juga alamnya yang sangat indah. Hal ini tentu menjadi inspirasi dan daya tarik tersendiri khususnya bagi para sineas dalam mengangkat latar budaya Batak menjadi sebuah film.

Para penonton pun seperti diajak untuk mengenal dan melihat kehidupan masyarakat Batak dari berbagai sisi pesona-nya, termasuk pakaian adat, tarian khas, rasa kekeluargaan hingga keindahan Danau Toba yang menjadi salah satu situs warisan dunia. Bahkan, film-film nya pun banyak dikemas dengan menghibur dan penuh dengan pelajaran kehidupan. Untuk membuktikannya, kamu bisa tonton deretan rekomendasi film berikut ini.

1. Lamaran (2015)

Dibintangi oleh Acha Septriasa, Tora Sudiro, Reza Nangin, Sacha Stevenson hingga Arie Kriting, film Lamaran tidak hanya bercerita tentang kisah romansa semata. Dikemas dengan genre drama-komedi, film ini bercerita tentang seorang pengacara muda dari suku Batak bernama Tiar Sarigar dengan karier yang melejit usai menumpas kasus korupsi yang membuatnya mendapatkan ancaman pembunuhan. Tiar kemudian dibantu oleh dua super agen yang membuatkan sebuah rencana untuk menyelamatkan nyawanya dari berbagai teror dan ancaman pembunuhan tersebut. 

Adapun salah satu rencana-nya adalah dengan menugaskan pria Sunda bernama Aan untuk menjadi kekasih Tiar. Namun, hal ini menjadi pelik karena ditanggapi secara serius oleh kedua pihak keluarga yang tak terima. Tapi, apakah di luar hubungan profesional tersebut bisa tercipta benih-benih cinta di antara Tiar dan Aan? Nampaknya, kita akan kembali menyelami kisah cinta yang terhalang oleh perbedaan suku dan budaya, dengan versi yang problematik dan lebih menghibur tentunya.

2. ToBa Dreams (2015)

Rilis di tahun 2015, ToBa Dreams tampil cukup apik dan intens dengan mengangkat konflik antar ayah dan anak dalam memilih jalan kehidupan termasuk kisah asmara yang rumit. Dibintangi sejumlah aktor dan aktris kawakan seperti Mathias Mucus, Vino G Bastian dan Marsha Timothy, film ini berhasil meraih penghargaan "Film Terfavorite" dalam ajang Indonesia Movie Actor Awards di tahun 2016 dengan deretan penghargaan lainnya yang diperoleh para cast

Berdurasi 2 jam 20 menit, film ini cukup menggambarkan rasa kekecewaan yang ada dalam diri sang anak ketika ia telah menemukan cinta dan kebahagiaannya sendiri namun di sisi lain takdir berkata lain, ia harus mengikuti keluarganya untuk pindah ke kampung halaman di Toba Samosir saat ayahnya yang berprofesi sebagai tentara telah memasuki masa pensiun. Berbagai pergolakan terjadi ketika sang anak harus berhadapan dengan kenyataan dan jalan yang terjal terkait karier dan hubungan percintaannya, terlebih masa depannya. 

3. Cahaya Cinta Pesantren (2016)

Mengadaptasi dari novel best seller  karya Ira Madan, film ini bercerita mengenai kehidupan seorang gadis remaja bernama Marshilla Silalahi yang memiliki karakter lucu, cerdas namun cukup nakal. Sayangnya, ia gagal masuk ke SMA Negeri yang dicita-citakan dan ibu-nya yang tak mampu menyekolahkan Shilla ke SMA swasta akhirnya menyekolahkan Shilla ke pesantren di kota Medan.

Merasa terpaksa dan tak ingin berada di pesantren, Shilla berulangkali berbuat onar sampai akhirnya bertemu dengan teman-teman dari suku yang berbeda yang membuat ia mengurungkan niatnya untuk kabur dari pesantren tersebut. Dibintangi oleh Yuki Kato, Febby Rastanti, Sivia Azizah hingga Rizky Febian, film berdurasi 2 jam 24 menit ini memiliki alur yang ringan khas kehidupan anak remaja namun juga mengharukan. 

4. Horas Amang: Tiga Bulan untuk Selamanya (2019)

Berdurasi 1 jam 49 menit, film Horas Amang: Tiga Bulan untuk Selamanya terbilang sangat kental dalam menampilkan adat dan tradisi suku Batak. Selain dibintangi oleh para pemain yang juga berdarah Batak seperti Cok Simbara, Tanta Ginting dan Dendi Tambunan, film ini juga menggunakan soundtrack lagu Batak, Anakku Naburju. Bergenre drama komedi, film Horas Amang bercerita tentang kehidupan keluarga yang cukup pelik dan kurang harmonis.

Seorang Amang (ayah) tampak begitu kecewa melihat 3 anaknya yang tidak berbakti, melenceng jauh dari harapannya dan menganggap dirinya sudah terlalu memanjakan anak-anaknya tersebut. Rasa cinta sang ayah terhadap anak-anaknya ini kemudian harus membuat sang ayah mengambil sebuah cara yang tidak biasa, yang ternyata dapat mengubah hidup mereka selamanya.

5. Pariban: Idola dari Tanah Jawa (2019)

Masih dengan genre drama-komedi, film Pariban: Idola dari Tanah Jawa kali ini akan lebih banyak bercerita tentang kisah romansa khususnya persaingan dan perjodohan. Bercerita tentang pemuda Batak bernama Halomoan Sitorus yang sudah menjadi pria sukses di Jakarta. Sebagai seorang playboy, Moan sulit menjalin hubungan yang langgeng sekalipun usia-nya sudah menginjak 35 tahun. 

Akhirnya, sang Mamak yang selalu cerewet soal kelakuan Moan, berusaha menjodohkan Moan dengan cara meminta putranya tersebut berangkat ke Samosir untuk menemui pariban-nya (sebutan bagi sepupu yang konon dianjurkan untuk dinikahi atau dijadikan keluarga dalam adat Batak). Moan kemudian terpaksa menuruti Mamak dan menemui pariban-nya, Uli Silalahi yang ternyata mampu meluluhkan hati Moan. Tak selamanya mulus, Moan harus bersaing dengan Binsar, pemuda kaya raya yang merupakan teman masa kecil Uli. 

Dibintangi oleh Ganindra Bimo dan Atiqah Hasiholan, film ini hadir dengan cerita yang ringan, klasik dan menghibur. Tidak ketinggalan juga scene andalan yang membuat penonton berdecak kagum dengan keindahan pemandangan Danau Toba yang sangat menawan.

6. Ngeri-Ngeri Sedap (2022)

Sukses meraih 1 juta penonton di hari pertama penayangan hingga menyabet beragam penghargaan, film Ngeri-Ngeri Sedap tampil menjanjikan dengan alur cerita mengenai drama keluarga antar orang tua dan anak yang berada di tanah perantauan. Kedua orang tua yang sudah semakin menua, berusaha keras sedemikian rupa memikirkan cara agar anak-anaknya yang sudah bertahun-tahun merantau di Pulau Jawa ini mau untuk pulang ke kampung halaman mereka di Medan. Sampai muncul sebuah ide yang penuh resiko dari sang ayah, yaitu pura-pura bercerai.

Meski cara itu sempat ampuh membuat anak-anaknya pulang, namun tak disangka masalah lain yang lebih pelik justru bermunculan. Dibintangi oleh Arswendy Bening Swara, Tike Panggabean, Boris Bokir Manullang hingga Indra Jegel, eksekusi film yang kental dengan adat dan budaya Batak ini bisa dibilang berhasil dengan memiliki alur cerita yang menyentuh hati dan menyenangkan untuk ditonton. Mengambil lokasi syuting di pinggir danau Toba, film ini sangat menghibur dengan kemasan yang ringan, relateable dan plot yang di luar ekspektasi.

Selain menghibur, deretan film-film ini juga turut menyajikan beragam pembelajaran kehidupan yang bisa kita ambil dari berbagai sisi, baik perihal keluarga, anak, orang tua, sahabat, karier, persahabatan hingga soal cinta. Jangan lupa ditonton yaa!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us