Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film yang Buktikan Horornya Jadi Penulis

Adaptation
Adaptation (dok. Sony Pictures Releasing/Adaptation)
Intinya sih...
  • Factotum (2005): Film ini mengisahkan Hank Chinaski yang bermimpi jadi penulis, tapi malah terjebak dalam kebiasaan buruk seperti mabuk dan judi.
  • Adaptation (2002): Charlie Kaufman menulis naskah film ini berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai penulis skenario yang kesulitan.
  • Martin Eden (2019): Film ini menceritakan perjuangan Martin Eden yang beraspirasi jadi penulis tapi menghadapi kurangnya pendidikan dan koneksi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak semua orang mau dan berani mengambil risiko jadi penulis. Terlepas dari bayangan sukses, banyak penulis yang mengalami masa sulit. Bahkan beberapa penulis terkenal seperti Franz Kafka dan J.P. Lovecraft baru dapat pengakuan setelah mereka meninggal dunia. Artinya, mereka tak pernah menyaksikan betapa suksesnya karya mereka saat masih hidup. Penulis legenda Norwegia, Knut Hamsun pernah membahas bagaimana idealismenya jadi penulis pernah membuatnya mengicipi kelaparan dan kemiskinan.

Tak semua orang pula bisa meraih sukses dengan jadi penulis, apalagi kalau tujuanmu adalah memperkaya diri dan hidup nyaman, sektor lain sepertinya lebih disarankan. Penasaran, seberapa horor jadi penulis? Lima film ini mungkin bisa bikin kamu berpikir dua kali untuk menekuni profesi ini.

1. Factotum (2005)

Factotum
Factotum (dok. Celluloid Dreams/Factotum)

Factotum adalah film garapan Bent Hamer yang mengadaptasi novel Charles Bukowski berjudul sama. Film ini berpusat pada Hank Chinaski (Matt Dillon), pria 30 tahunan yang bekerja serabutan sembari mengejar mimpinya jadi penulis. Namun, hari-harinya justru ia habiskan untuk melakukan apapun selain bekerja dan menulis, seperti mabuk-mabukan, judi, dan lain sebagainya. Mirisnya, ia justru menyalahkan orang lain di sekitarnya yang dianggap sebagai sumber distraksi.

2. Adaptation (2002)

Adaptation
Adaptation (dok. Sony Pictures Releasing/Adaptation)

Adaptation berkutat pada tokoh nyata bernama Charlie Kaufman, penulis skenario dan film yang saat itu belum banyak dikenal. Terinspirasi pengalaman pribadinya yang kesulitan saat ia dapat proyek adaptasi sebuah buku jadi skenario, Kaufman justru menulis naskah film ini. Nicolas Cage didapuk untuk memerankan sutradara Spike Jonze, disatukan bersama beberapa cast kuat macam Chris Cooper dan Meryl Streep. Adaptation berhasil meraih beberapa nominasi bergengsi dan menariknya, beberapa tahun kemudian Kaufman menuai sukses lewat film Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004).

3. Martin Eden (2019)

Martin Eden
Martin Eden (dok. MUBI/Martin Eden)

Martin Eden adalah film adaptasi novel berjudul sama karya Jack London. Bedanya, film ini mengambil latar Napoli, Italia dengan berbagai konstelasi sosial-politiknya. Eden yang diperankan aktor Luca Marinelli, diceritakan sebagai pelaut yang beraspirasi jadi penulis. Namun, kurangnya pendidikan dan koneksi, membuat perjalanannya tidak mudah. Selain romansa, sutradara Pietro Marcelli menambahkan referensi pertentangan ideologi fasisme dan komunisme di negeri itu.

4. The Shining (1980)

The Shining
The Shining (dok. Warner Bros/The Shining)

The Shining mungkin lebih dikenal sebagai film horor, tetapi sebenarnya ia juga memotret sulitnya jadi penulis. Kalau kamu ingat lagi, si ayah, Jack Torrance (Jack Nicholson) punya aspirasi jadi penulis. Ia melihat peluang pekerjaan menjaga hotel mewah selama mereka tutup, sebagai peluangnya untuk bisa fokus menulis. Namun, ia ternyata mengalami writer’s block yang membuat psikisnya terganggu. Meski memang ada elemen supernatural, tetapi tantangan untuk fokus menulis punya andil dalam mengguncang mental Jack.

5. At Work (2025)

At Work
At Work (dok. Diaphana Films/At Work)

Tayang perdana di Venice International Film Festival 2025, At Work adalah film Prancis yang bisa bikin orang memikirkan kembali mimpinya jadi penulis. Film ini berpusat pada Paul (Bastien Bouillon), pria yang tak pernah punya pekerjaan tetap. Ia berganti-ganti pekerjaan, tetapi berhasil memperkaya diri ketika memanfaatkan bakat fotografinya. Namun, satu hari, ia memutuskan keluar dari pekerjaan itu dan menekuni profesi penulis. Semua berjalan perlahan, tetapi lama kelamaan ia justru lebih dekat dengan kemiskinan. Saat tabungannya habis, Paul terpaksa mengambil pekerjaan-pekerjaan menial yang membuat orang-orang di sekitarnya iba dan kecewa padanya.

Menjadi penulis memang impian banyak orang, tetapi tak banyak yang berhasil menekuninya sebagai profesi penuh waktu. Di tengah sistem ekonomi kapitalis ini, menjadi penulis kerap jadi semacam privilese atau bahkan tindakan nekat. Sampai-sampai gak sedikit yang setuju, kalau jangan berpikir untuk jadi penulis kalau kamu ingin kaya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Hype

See More

5 Film Terbaik Cher Era 1980—1990-an yang Nyentrik

14 Okt 2025, 18:50 WIBHype