9 Film dan Series Indonesia Tentang Perjodohan, Berlatar Pesantren
Alur cerita dari film atau series yang mengangkat tema tentang perjodohan memang selalu berhasil mendapatkan perhatian di atas rata-rata. Makanya tidak jarang, jika industri perfilman Indonesia kerap mengangkat tema cerita yang sama, tetapi diambil dari sudut pandang yang berbeda-beda. Ada yang memang berakhir bahagia, hingga ada juga yang berakhir dengan derita.
Kisah perjodohan juga kerap digambarkan di sebuah pesantren, dalam berbagai film mauoun series indonesia. Terbaru ada Hati Suhita, berikut beberapa rekomendasi film dan series indonesia tentang perjodohan berlatar pesantren.
1. Menjadi santri yang cerdas dan berwibawa, Huda (Nicholas Saputra) diminta untuk menikahi putri pimpinan pesantren, di film 3 Doa 3 Cinta (2008)
2. Demi kemanjuan pesantren, Anissa (Revalina S. Temat) malah dijodohkan dengan pria kasar yang tidak setia, di Perempuan Berkalung Sorban (2009)
3. Setelah gagal membina rumah tangga, Anna (Oki Setiana Dewi) akhirnya dijodohkan dengan pria yang tepat di film Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009)
4. Terhalang oleh restu, Hamid (Herjunot Ali) harus mengikhlaskan perempuan pilihannya karena telah dijodohkan di film Di Bawah Lindungan Ka'bah (2011)
5. Belum menikah diusia yang tidak muda lagi, Zahrana (Meyda Sefira) meminta untuk dijodohkan dengan santri pilihan di Cinta Suci Zahrana (2012)
6. Di tengah kegundahan hati, Rahman (Dimas Anggara) menerima niat perjodohannya dengan seorang santriwati, Mawar Eva di Promise (2017)
7. Telah dijodohkan sejak kecil, Talia (Acha Septriasa) akhirnya menemukan arti cinta sesungguhnya dalam kisah perjodoha di 99 Nama Cinta (2019)
8. Dijodohkan dengan anak dari pimpinan pesantren, ternyata menjadi ujian terbesar dalam hidup Alina Suhita (Nadya Arina) di Hati Suhita (2023)
9. Harapan Cita (Nabila Zavira) kepada sosok ustaz pilihannya harus berhenti, ketika pujaan hati dijodohkan dengan orang lain di Hi, Ust Agam!
Itu dia beberapa rekomendasi film dan series indonesia tentang perjodohan yang ceritanya berlatar di lingkungan pesantren. Muara akhir dari sebuah perjodohan, memang tidak selalu buruk. Namun sebaiknya, masing-masing lebih mengenal kepribadian satu sama lain, sebelum melangsungkan ke jenjang yang lebih serius. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang dirugikan sebelah pihak atau mungkin dua-duanya.
