Usung Horor, Angkara Murka Angkat Isu Perempuan dan Lingkungan

Jakarta, IDN Times – Forka Films merilis poster dan trailer film Angkara Murka pada Kamis (24/4/25). Bertempat di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, acara konferensi pers ini dihadiri oleh para cast dan kru film, termasuk produser Ifa Isfansyah.
Dalam kesempatan itu, Ifa membagikan alasan di balik pemilihan genre horor untuk Angkara Murka, termasuk pendekatan berbeda yang dibawa oleh sutradara Eden Junjung.
1. Sebut alasan Angkara Murka jadi film horor

Ifa menjelaskan, pemilihan genre horor bukan tanpa pertimbangan. Biasanya, Forka Films mengembangkan cerita berdasarkan gagasan yang ingin disampaikan. Namun kali ini, tim produksi ingin memberikan penonton sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.
"Menurut saya, film horor di Indonesia itu sudah punya karakter yang kuat. Bahkan hampir setiap minggu ada satu atau dua film yang secara karakter itu sudah kuat, sudah kebentuk, horor drama gitu," ujar Ifa.
Sebagai informasi, Angkara Murka adalah film horor pertama yang digarap Forka Films. Rumah produksi ini telah lama dikenal sebagai penghasil film-film ternama seperti Kucumbu Tubuh Indahku (2018), Yuni (2021), dan serial Gadis Kretek (Cigarette Girl, 2023)
2. Angkat isu perempuan dan lingkungan

Eden Junjung mengatakan, film ini terinspirasi dari cerita horor saat ia masih kecil. Setelah melakukan riset panjang, ia kemudian menyadari kalau ada banyak hal metaforis di baliknya, bahwa ada pertambangan yang keras, hingga eksploitasi manusia.
"Melalui film ini mungkin kita bisa sampaikan ke masyarakat luas bahwa ada sesuatu yang tidak terbaca sebelumnya... apa yang ada di sana itu aku rasa penting disampaikan kepada masyarakat," ungkap Eden.
Ifa menambahkan kalau film ini membawa cerita penting yang menggambarkan realitas tragis di sekitar kita, termasuk mengangkat isu perempuan di dalamnya.
"Karakter Ambar (Raihaanun) ini, itu adalah satu-satunya karakter perempuan di film ini. Nanti akan diperlihatkan bagaimana dunia laki-laki yang kita gambarkan dan penuh ketidakadilan ini digerakkan dan dihajar oleh satu perempuan," tutur Ifa.
3. Jadi debut sutradara Eden Junjung

Angkara Murka juga menandai debut penyutradaraan Eden untuk film panjang. Sebelumnya, ia dikenal lewat karya-karya pendeknya yang memenangkan berbagai penghargaan internasional.
"Buat saya sudah waktunya bagi Eden. Untuk industrinya mungkin ini new talent. Tapi prosesnya tidak instan, ini produksinya matang, dibuat dengan proses yang matang," tambah Ifa.
Memadukan genre horor-drama dengan isu sosial yang relevan, diharapkan film ini menjadi angin segar di tengah industri film Indonesia. Dengan judul internasional Mad of Madness, film ini akan debut perdana di Far East Film Festival (FEFF) 2025 di Udine, Italia, pada 30 April 2025.