7 Film Horor Sutradara Legendaris yang Layak Dapat Sorotan Lebih

Bagi para pencinta film horor sejati, tentu sudah akrab dengan judul-judul ikonis, seperti Halloween (1978), Poltergeist (1982), atau Scream (1996). Deretan judul tersebut bukan hanya menghantui mimpi, tapi juga melekat kuat di benak para penggemar genre ini.
Di balik layar kesuksesan film-film tersebut, tentu ada nama-nama sutradara legendaris yang karyanya tak lekang oleh waktu, sebut saja John Carpenter, Tobe Hooper, hingga Wes Craven. Namun, tahukah kamu kalau para maestro horor ini ternyata juga memiliki beberapa karya lain yang kualitasnya gak kalah keren, tapi jarang dibicarakan atau bahkan mungkin belum pernah kamu tonton sebelumnya?
Nah, artikel ini hadir untuk menguak tujuh film horor underrated yang lahir dari tangan dingin para sutradara legendaris tersebut. Dijamin, setelah membaca ini, watchlist horormu bakal bertambah dengan rekomendasi film-film yang sayang untuk dilewatkan!
1. In the Mouth of Madness (1994) — John Carpenter

Daftar ini dimulai dengan In the Mouth of Madness karya John Carpenter. Bicara soal sang sutradara, beliau adalah sosok visioner di balik banyak film horor ikonis yang terus dikenang hingga kini, seperti Halloween (1978) dan The Thing (1982). In the Mouth of Madness, selaku film ketigabelasnya, memang tak sepopuler dua judul tersebut, tapi kini justru dianggap sebagai salah satu karya terbaiknya yang underrated.
Film ini mengikuti John Trent (Sam Neill), seorang penyelidik asuransi yang skeptis. Ia disewa untuk mencari penulis horor laris bernama Sutter Cane yang tiba-tiba menghilang sebelum merilis buku terbarunya. Perjalanan Trent membawanya ke kota fiksi dalam novel Cane, Hobb's End, di mana batas antara kenyataan dan rekaan mulai kabur secara mengerikan.
Dibungkus dengan nuansa Lovecraftian yang kuat, In the Mouth of Madness melempar pertanyaan yang menarik kepada penonton. Apakah dunia yang John lihat itu nyata, atau sekadar narasi dari novel gila milik Cane? Kamu wajib menonton In the Mouth of Madness untuk mengetahui jawabannya!
2. My Soul to Take (2010) — Wes Craven

Dirilis satu tahun sebelum film terakhirnya, Scream 4 (2011), My Soul to Take merupakan karya yang terlupakan dari mendiang maestro horor, Wes Craven. Film ini mengisahkan pembunuh berkepribadian ganda bernama Abel Plankov yang tewas secara tragis. Konon, rohnya berpindah ke bayi-bayi yang lahir malam itu. Enam belas tahun kemudian, tujuh remaja yang lahir di malam kejadian satu per satu mulai meregang nyawa.
Meski premisnya terdengar klise, Craven menyuntikkan elemen psikologis yang membuat film ini berbeda dari slasher pada umumnya. Karakter utamanya, Bug (Max Thieriot), berhasil memancing simpati lewat dilema internal yang ia alami. Kehadiran karakter pendukung seperti Fang (Emily Meade) dan Alex (John Magaro) juga menambah dinamika cerita.
Sayangnya, My Soul to Take tak mendapat sambutan hangat saat rilis dan gagal secara komersial. Banyak yang menilai film ini terlalu membingungkan, padahal jika dicermati, justru di sanalah letak daya tariknya. Film ini menawarkan misteri ganda, antara horor supranatural dan psikologis, yang menantang penonton untuk menebak hingga akhir.
3. The Amusement Park (1975) — George A. Romero

Dikenal sebagai "Bapak Film Zombi", George A. Romero memang tak tergantikan dalam sejarah sinema horor. Yap, tanpa Night of the Living Dead (1968), mungkin film-film zombi modern, seperti 28 Days Later atau Train to Busan, takkan pernah lahir. Namun, selain deretan film ikonis bertema mayat hidup, tahukah kamu bahwa Romero juga pernah menyutradarai sebuah film horor eksperimental?
Berjudul The Amusement Park, film ini awalnya merupakan pesanan dari Lutheran Society sebagai PSA (public service announcement). Alih-alih membuat tontonan edukatif biasa, Romero justru menyajikan alegori horor yang menggambarkan bagaimana orang lanjut usia diperlakukan secara tak manusiawi oleh masyarakat. Karena terlalu gelap dan menakutkan, film ini sempat dilarang tayang dan terkubur selama puluhan tahun.
Baru setelah Romero wafat pada 2017, film ini ditemukan kembali oleh sang istri dan direstorasi secara profesional. Setelah debut di Cannes Virtual Market, The Amusement Park akhirnya bisa disaksikan lewat layanan streaming horor Shudder. Durasinya memang hanya 54 menit, tapi isi film ini dijamin bikin kamu merenung tentang masa tua dan empati yang mulai langka!
4. Spider (2002) — David Cronenberg

Jika tak mencari tahu lebih dulu tentang film ini, kamu mungkin takkan percaya kalau Spider adalah karya David Cronenberg. Sutradara yang terkenal lewat film-film dengan transformasi tubuh ekstrem, seperti Videodrome (1983) dan The Fly (1986), ini justru menyajikan kisah yang jauh lebih sunyi dan psikologis dalam Spider. Namun, atmosfernya tetap kelam dan menghantui, khas Cronenberg banget.
Film ini mengikuti Dennis Cleg (Ralph Fiennes), pria dengan skizofrenia yang baru saja pindah ke rumah penampungan di East London. Di sana, kenangan masa kecilnya mulai muncul kembali. Ingatan itu membawanya kembali ke masa ketika ia dipanggil “Spider,” seorang bocah pendiam yang terobsesi mengamati hubungan aneh orang tuanya.
Film yang sempat premier di Cannes Film Festival 2002 ini bak jaring laba-laba yang menjerat benak penonton dalam teka-teki yang mencekam. Kita diajak masuk ke dalam pikiran Dennis dan menyaksikan bagaimana realitas dan imajinasinya berbaur menjadi satu. Sebuah hidden gem dari sutradara legendaris yang layak ditonton ulang dan ditelaah lebih dalam.
5. The Gift (2000) — Sam Raimi

Setelah trilogi horor Evil Dead yang fenomenal itu, Sam Raimi memang lebih dikenal sebagai sutradara di balik trilogi Spider-Man. Namun, banyak yang lupa bahwa Raimi sempat kembali ke akar horornya lewat sebuah film thriller supernatural berjudul The Gift. Dibanding Evil Dead, film ini lebih tenang, tapi kembali membuktikan kepiawaian Raimi dalam membangun ketegangan.
The Gift mengikuti Annie Wilson (Cate Blanchett), wanita dengan indra keenam yang berusaha menjalani hidup setelah kematian tragis suaminya. Di kota kecil tempat tinggalnya, Annie menggunakan bakatnya tersebut untuk membantu orang sekitar. Namun, kehidupannya menjadi jungkir balik ketika ia terseret dalam kasus hilangnya seorang wanita muda.
Selain Blanchett, The Gift juga turut menampilkan dua aktor besar lainnya, yaitu Giovanni Ribisi dan Keanu Reeves. Ribisi memainkan Buddy, pria dengan gangguan mental yang membawa sisi emosional film. Sementara itu, Reeves tampil mengejutkan sebagai pria kasar yang penuh ancaman. Bisa dibilang, ini adalah penampilan paling gelap dan tak biasa dalam kariernya.
6. Dark Glasses (2022) — Dario Argento

Bagi pencinta film giallo, tentu sudah tak asing lagi dengan nama Dario Argento. Sineas asal Italia ini dikenal sebagai pionir film horor bergaya visual mencolok, penuh misteri, dan berdarah, seperti Suspiria (1977) dan Deep Red (1975). Tiga tahun lalu, Argento kembali menyapa penggemar lewat karya terbarunya yang solid, tapi tak banyak dibicarakan, yaitu Dark Glasses.
Lewat Dark Glasses, Argento kembali ke genre yang membesarkan namanya tersebut setelah lebih dari satu dekade absen. Ceritanya mengikuti seorang pekerja seks yang menjadi buta akibat kecelakaan saat melarikan diri dari seorang pembunuh misterius. Dalam kegelapannya, ia harus berjuang untuk bertahan hidup dengan bantuan seorang bocah laki-laki yang juga menjadi korban dalam insiden tragis tersebut.
Tak seperti karya-karya klasik Argento yang serbaekstra, adegan pembunuhan dalam Dark Glasses tampil lebih sederhana. Meski begitu, Dark Glasses tak kehilangan sentuhan khas sang maestro—dari sinematografi gelap hingga tata suara yang menghantui—yang bisa bikin penonton gelisah sepanjang film. Tertantang menontonnya?
7. Toolbox Murders (2004) — Tobe Hooper

Toolbox Murders, karya sineas horor legendaris Tobe Hooper, menjadi film horor underrated yang menutup daftar ini. Meski mengusung judul yang sama dengan film slasher tahun 1978, ini bukanlah remake langsung, melainkan interpretasi ulang yang jauh lebih solid. Hooper menanggalkan elemen usang dari pendahulunya dan menghadirkan pengalaman horor yang jauh lebih mencekam.
Kisah dalam Toolbox Murders berpusat pada Nell dan Steven Barrows (Angela Bettis dan Brent Roam), pasangan pengantin baru yang pindah ke sebuah apartemen tua yang reyot. Awalnya, mereka hanya terganggu oleh dinding tipis dan suara konstruksi yang konstan. Namun, situasi berubah dengan cepat ketika seorang pembunuh gila berkeliaran dan satu per satu tetangga mereka menghilang secara misterius.
Nuansa horor klasik ala masterpiece Hooper, The Texas Chain Saw Massacre (1974), kembali terasa dalam Toolbox Murders. Setting apartemen tua dengan lorong gelap dan sudut-sudut tersembunyi menghadirkan perasaan klaustrofobik yang bikin bulu kuduk berdiri. Tak heran jika banyak yang menyebut film ini sebagai comeback terbaik Hooper setelah masa-masa sulit di akhir kariernya.
Setelah menyimak tujuh permata tersembunyi ini, kini saatnya kamu membuktikan sendiri kegeniusan para maestro horor di atas. Jangan biarkan daftar tontonanmu hanya terpaku pada judul-judul mainstream, sebab justru di film-film underrated inilah kamu mungkin akan menemukan kengerian yang lebih orisinal dan tak terduga. Jadi, sudah siap menambah adrenalin dengan suguhan horor yang berbeda dari biasanya?