Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Film Iran tentang Perempuan, Bukan untuk Orang Berhati Lemah

Gabbeh (dok. MK2 Productions/Gabbeh)
Intinya sih...
  • Film Iran sering kali mengangkat isu perempuan dalam sistem patriarki.
  • Beberapa film yang direkomendasikan antara lain Gabbeh, The Circle, Kandahar, About Elly, dan Shayda.
  • Film-film ini menyoroti lika-liku nasib perempuan di Iran, dari masalah kelahiran anak perempuan hingga kekerasan domestik.

Memang belum banyak sutradara perempuan Iran yang meraih popularitas setinggi rekan sejawat pria mereka. Namun, bukan berarti perempuan tak pernah jadi lakon dalam semesta sinematik Iran. Sebaliknya, gak sedikit film Iran yang bicara isu-isu perempuan dengan cukup nampol, seperti tujuh film berikut.

Datang dari beragam era, klasik sampai modern, film-film ini bisa jadi jendela terbaik mengenal lika-liku nasib perempuan di Iran. Penasaran? Simak enam di antaranya berikut.

1. Gabbeh (1996)

Gabbeh (dok. MK2 Productions/Gabbeh)

Gabbeh adalah film surealis garapan Mohsen Makhmalbaf yang dimulai dengan memperkenalkan pasutri lansia ke penonton. Saat mereka mencuci karpet tradisional di sebuah sungai, sosok perempuan muda berbaju biru tiba-tiba muncul dan menceritakan kisah hidupnya dan keluarganya, mulai dari balada pamannya yang mencari istri hingga mimpi personalnya untuk menikahi pria yang ia cintai. Tak lulus sensor di Iran, film ini berhasil tayang perdana pada Cannes Film Festival 1996. 

2. The Circle (2000)

The Circle (dok. MUBI/The Circle)

The Circle adalah salah satu film terawal Jafar Panahi yang menariknya berlakon perempuan. Berformat antologi, film mengikuti balada beberapa perempuan dengan segala kepelikan dalam hidup mereka. Mirisnya, masalah itu datang hanya karena mereka perempuan di tengah sistem yang patriarki. Seorang perempuan menemukan keluarganya kecewa berat karena ia melahirkan anak perempuan, bukannya laki-laki. Di sisi lain, ada perempuan yang harus memutar otak untuk bisa bepergian karena tak punya wali pria yang bisa mengawalnya. 

3. Kandahar (2001)

Kandahar (dok. Bac Films/Kandahar)

Kandahar adalah perjalanan Nafas (Nelofer Pazira), perempuan Afghanistan yang berhasil membangun hidup baru di Kanada. Satu hari, ia dapat kabar buruk dari adik perempuannya dan bertekat menjemputnya dari Kandahar. Sayangnya, Afghanistan berada di bawah otoritas Taliban yang ketat. Ini memaksa Nafas memutar melewati Iran dan menyewa jasa pemandu untuk bisa masuk ke kota tempat adiknya tinggal. 

4. About Elly (2009)

About Elly (dok.DreamLab Films/About Elly)

Film Iran lain tentang perempuan yang wajib kamu tonton adalah About Elly. Sesuai judulnya, film berkutat pada Elly (Taraneh Alidoosti), perempuan lajang pendiam yang mengamini ajakan beberapa temannya untuk berlibur bersama. Mirisnya, Elly menghilang setelah berusaha menyelamatkan anak salah satu rekannya. Bukannya fokus mencari keberadaan Elly, beberapa orang justru membuat asumsi dan prasangka macam-macam soal dirinya. Film seolah berkata kalau jadi perempuan itu serbasalah.

5. My Favourite Cake (2023)

My Favourite Cake (dok. Adelaide Film Festival/My Favourite Cake)

Mahin (Lili Farhadpour) sudah menjanda lebih dari 30 tahun dan mulai merasakan kesepian. Meski tak lagi muda, dalam benaknya ia masih punya gairah dan keinginan untuk jatuh cinta lagi. Sayangnya, sebagai perempuan berusia lanjut di negara patriarki, keinginannya itu tak bisa serta-merta terwujud. Sampai akhirnya, seorang pria sebayanya memberinya sinyal positif.

6. Shayda (2023)

Shayda (dok. Dirty Films/Shayda)

Shayda adalah film debut Noora Niasari yang berlatarkan Australia. Namun, film ini mengikuti perspektif perempuan muda Iran yang tinggal di sebuah selter khusus penyintas kekerasan domestik. Bersama putrinya, Shayda mencoba memulihkan diri dan kembali ke masa-masa indah sebelum pernikahannya. Di sisi lain, keluarga Shayda masih belum bisa menerima keputusannya lari dari pernikahan itu, seolah tak peduli akar permasalahan.

Iran memang tempat terbaik untuk menemukan film-film kaya komentar sosial, mulai dari ketimpangan sosial, pembatasan kebebasan, sampai patriarki dan diskriminasi gender. Kalau butuh film sederhana, realis, dan mengena, jangan ragu buat menyambangi semesta sinematik Iran. Namun, siapkan mental dan hati karena ini bakal jadi perjalanan yang penuh pil pahit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us