Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
film Accident (dok. Rialto Pictures/Accident)

Martin Scorsese bukan hanya dikenal sebagai sutradara legendaris di dunia perfilman, tapi juga seorang pencinta film sejati. Di balik layar, ia adalah sosok yang gemar menggali karya klasik yang mungkin sudah terlupakan oleh banyak orang. Baginya, menonton film bukan sekadar hiburan, tapi cara untuk memahami sejarah, budaya, dan emosi manusia.

Melalui daftar ini, Scorsese mengajak kita untuk kembali ke era emas sinema, menyelami karya-karya yang pernah menginspirasi generasi sineas dunia. Beberapa di antaranya mungkin terdengar asing, namun justru di situlah daya tariknya. Jika sedang mencari tontonan berkualitas yang bisa memperluas wawasan sinemamu, lima film klasik ini layak masuk daftar prioritas.

1. Red Dust (1932)

film Red Dust (dok. MGM/Red Dust)

Film ini adalah drama romantis klasik yang berlatar di perkebunan karet di Indochina. Dibintangi Clark Gable dan Jean Harlow, Red Dust menggambarkan ketegangan antara hawa panas tropis, emosi yang memuncak, dan kisah cinta segitiga yang rumit. Jean Harlow tampil memikat sebagai perempuan jalanan yang secara tak sengaja ikut terseret dalam dunia lelaki penuh konflik moral.

Martin Scorsese mengagumi film ini karena keberanian penggambaran karakter perempuan dan dinamika emosional yang tidak biasa pada masanya. Atmosfer panas dan melelahkan dalam film ini terasa sangat nyata, dan menurut Scorsese, Red Dust adalah contoh kuat bagaimana film bisa mengandalkan akting dan suasana untuk menciptakan ketegangan tanpa efek berlebihan.

2. Two Sisters from Boston (1946)

film Two Sisters from Boston (dok. MGM/Two Sisters from Boston)

Film musikal komedi ini menceritakan dua saudari dengan mimpi yang berbeda. Satu ingin jadi penyanyi opera serius, sementara yang lain justru memilih dunia hiburan yang lebih kasual. Dengan nuansa ringan, lagu-lagu ceria, dan dinamika keluarga yang menyenangkan, Two Sisters from Boston menjadi tontonan yang menghibur sekaligus menyentuh.

Scorsese memasukkan film ini ke dalam daftarnya karena daya tarik klasik Hollywood yang begitu terasa. Ia menyukai bagaimana film ini menggambarkan harapan, perbedaan pandangan hidup, serta kekuatan ikatan keluarga dengan penuh kehangatan dan tawa yang tidak dipaksakan.

3. Isle of the Dead (1945)

film Isle of the Dead (dok. RKO Pictures/Isle of the Dead)

Film horor atmosferik ini disutradarai Val Lewton dan dibintangi Boris Karloff. Berlatar di sebuah pulau kecil yang terisolasi selama masa perang Balkan, cerita ini mengangkat tema kematian, paranoia, dan kepercayaan terhadap mitos kuno. Suasana mencekam dibangun perlahan lewat dialog dan ketegangan psikologis.

Scorsese menyukai Isle of the Dead karena kekuatan atmosfer dan cerita yang tidak biasa untuk genre horor. Bagi dia, film ini bukan sekadar menakut-nakuti penonton, tapi juga mengajak untuk berpikir soal ketakutan terdalam manusia, sebuah pendekatan yang menurutnya jarang ditemukan di horor modern.

4. Madonna of the Seven Moons (1945)

film Madonna of the Seven Moons (dok. Eagle Films/Madonna of the Seven Moons)

Film asal Inggris ini mengangkat kisah seorang wanita bangsawan yang menyimpan trauma masa lalu, hingga membentuk kepribadian ganda. Saat satu sisi dirinya adalah ibu dan istri yang tenang, sisi lain muncul dalam bentuk perempuan liar yang menjalani hidup di jalanan Florence. Campuran melodrama dan nuansa psikologis membuat film ini unik dan penuh emosi.

Menurut Scorsese, film ini menunjukkan bagaimana sinema bisa menyentuh tema trauma dan identitas secara puitis. Ia memuji keberanian film ini dalam mengangkat isu mental di era ketika topik tersebut masih tabu. Ini menjadikannya sebagai salah satu drama psikologis paling menggugah dari Inggris.

5. Accident (1967)

film Accident (dok. Rialto Pictures/Accident)

Disutradarai oleh Joseph Losey dan ditulis oleh Harold Pinter, Accident adalah drama intelektual yang menggambarkan kehidupan seorang dosen Oxford yang diam-diam tertarik pada mahasiswinya. Alur cerita berkembang dengan tenang menyoroti hubungan antar karakter yang penuh tekanan, godaan, dan penyangkalan diri.

Scorsese menganggap Accident sebagai film yang sangat halus dan tajam dalam menggambarkan perasaan yang terpendam. Film ini tidak langsung memberi jawaban, tapi justru mengajak penonton merenung lewat suasana sepi dan percakapan yang tampak biasa namun penuh makna. Sebuah studi karakter yang sangat kuat dan memikat bagi para penikmat film lambat dan reflektif.

Masing-masing film ini punya gaya dan pesan yang berbeda, tapi semuanya punya kekuatan emosional dan sinematik yang membuat Scorsese terpesona. Dari lima film di atas, mana yang paling membuat kamu penasaran untuk ditonton lebih dulu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team