Film Merah Putih One for All Dituding Pakai Desain Animasi Tanpa Izin

Jakarta, IDN Times - Kontroversi film animasi Merah Putih One for All kian memanas. Seorang kreator 3D asal Pakistan bernama Junaid Miran menduga tim produksi film tersebut memakai karakter buatannya tanpa izin.
Ia pun menuangkan keresahannya dalam kolom komentar video YouTube yang menampilkan karakter Jayden. Apa katanya?
1. Junaid Miran klaim tidak pernah dihubungi tim produksi Merah Putih One for All

Junaid Miran menanggapi komentar netizen Indonesia yang mempertanyakan perihal kemiripan animasi Jayden dengan salah satu karakter di film Merah Putih One for All. Kreator Pakistan ini mengungkapkan bahwa tim produksi dari animasi tersebut tidak meminta izin sama sekali kepadanya.
"Indonesia, terima kasih atas apresiasinya! Untuk menjawab pertanyaan yang paling sering muncul: Tidak. Tidak ada satu pun dari tim produksi yang menghubungi saya atau memberikan saya kredit atas penggunaan karakter saya sebagai tokoh utama dalam film," ujar Junaid ujar Junaid dalam kolom komentar pada Senin (11/8/2025).
Junaid mengklaim bahwa ada total enam karakter buatannya. Namun, tidak dijelaskan lebih rinci karakter apa saja yang dipakai dalam Merah Putih One for All.
Junaid juga menulis, "Mereka telah menggunakan total 6 karakter."
2. Karakter Jayden dijual di marketplace

Karakter Jayden ini diduga memiliki kemiripan dengan salah satu tokoh dalam film Merah Putih One for All. Terutama dari segi warna kulit dan rambutnya.
Di sisi lain, Junaid Miran menjual aset karakter Jayden di Reallusion dengan harga 43,5 dolar AS atau setara Rp707 ribu. Sang kreator memberikan paket berupa avatar, rambut, pakaian, hingga kulitnya.
3. Belum ada tanggapan dari tim produksi dan Junaid Miran

IDN Times telah berulang kali meminta tanggapan dari tim produksi Merah Putih One for All, namun hingga artikel ini ditulis, belum ada jawaban terkait dugaan penggunaan animasi milik kreator Pakistan tersebut. Sementara itu, Junaid Miran yang juga dihubungi belum memberikan komentar.
Perihal proses pembuatan, sebelumnya produser eksekutif Yuli Endiarto menuturkan bahwa tim produksi menggarap animasi ini dengan sukarela. Ia juga menegaskan tidak ada sumbangan dana dari pihak pemerintah.
"Kita ini sifatnya mandiri, bergotong royong, jadi tidak ada dana. Semua yang terlibat ini hanya memberikan sumbangsih, kontribusi buat mewarnai 80 tahun (Indonesia) ini," Yuli Endiarto menanggapi terkait biaya film ini ketika dihubungi IDN Times pada Senin (11/8/2025).