5 Film yang Pakai Alegori Negara Fasis, Lawan Brain Rot!

- Pan’s Labyrinth (2006): Film alegori negara fasis dengan sudut pandang seorang anak yang menggambarkan destruksi dan opresi.
- Dogtooth (2009): Kisah keluarga aneh yang melukiskan proteksi berlebihan dan fear mongering pemerintah fasis.
- Brazil (1985): Film klasik dengan latar negara fasis di Eropa yang menggunakan kekerasan untuk memelihara ketertiban.
Fasisme adalah salah satu sistem pemerintahan yang punya siklusnya sendiri. Pernah ditinggalkan karena destruktif, tetapi kembali diadopsi ketika krisis ekonomi melanda. Sebenarnya seperti apa sih fasisme ini? Apa yang membuatnya ditakuti, tetapi juga menarik buat sebagian penguasa?
Kamu bisa mencoba mengenalinya melalui lima rekomendasi film yang pakai alegori negara fasis berikut ini. Menggunakan alegori sistem pemerintahan fasis, ceritanya provokatif dan bikin mikir. Sekalian asah kemampuan kita berpikir kritis, nih!
1. Pan’s Labyrinth (2006)

Film pertama yang muncul di benak tentu Pan’s Labyrinth. Cukup jelas sebenarnya, referensi yang diambil film ini adalah pemerintah diktator Francisco Franco dan partainya yang beraliran fasisme. Destruksi dan opresi negara fasis dalam film ini ditulis dari sudut pandang Ofelia (Ivana Baquero), bocah 10 tahun yang pindah ke rumah ayah tirinya bersama ibunya yang sedang mengandung. Sang ayah tiri adalah salah satu petinggi partai fasis yang loyal pada Franco. Di sinilah, hidup Ofelia berubah. Memadukan elemen magis dan referensi politik, Pan’s Labyrinth disebut sebagai salah satu film terbaik Guillermo del Toro yang mengonfirmasi gaya sinematik khasnya.
2. Dogtooth (2009)

Alegori negara fasis dalam Dogtooth karya Yorgos Lanthimos disusun lewat kisah ganjil satu keluarga. Keluarga ini terdiri dari pasutri dan beberapa anak mereka yang sebenarnya sudah berusia dewasa. Namun, bukannya membiarkan mereka hidup mandiri, anak-anak di keluarga itu diproteksi secara berlebihan. Sang ayah bahkan meyakinkan mereka kalau dunia luar itu tak seaman dan seindah yang mereka bisa bayangkan. Taktik fear mongering alias menebar ketakutan dan kekhawatiran ini cukup umum dipakai oleh pemerintah fasis untuk menjustifikasi kebijakan-kebijakan kontroversial mereka.
3. Brazil (1985)

Meski judulnya Brazil, film klasik ini menggunakan latar sebuah negara di Eropa yang tak disebut namanya secara spesifik. Namun, dengan jelas, negara ini menganut sistem pemerintah fasis yang menggunakan kekerasan dan opresi untuk “memelihara ketertiban”. Tinggalah Sam (Jonathan Pryce), pegawai pemerintah non-pejabat yang harus menyaksikan sendiri betapa fatalnya dampak dari sebuah kesalahan kecil di negaranya. Ini mendorongnya jadi apatis sampai ia memimpikan satu hal yang sama hampir setiap hari dan membuatnya terobsesi untuk mencari makna di baliknya. Untuk pertama kalinya, Sam merasakan sesuatu dan punya tujuan dalam hidupnya.
4. Porco Rosso (1992)

Alegori negara fasis juga jadi tema utama film Ghibli, Porco Rosso. Porco, sang lakon diceritakan sebagai veteran perang yang dikutuk jadi babi entah karena apa. Namun, banyak yang melihat ini sebagai metafora dari trauma dan rasa bersalah yang dialami banyak mantan tentara. Porco yang tobat akhirnya memilih jadi pekerja lepas, mengonfirmasi rasa tak sukanya terhadap pemerintah fasis baru yang menguasai negaranya. Sebenarnya gak heran melihat fasisme dibahas dalam film-film garapan Studio Ghibli. Nilai-nilai progresif seperti antikapitalisme, anti-perang, kemanusiaan, dan pro-lingkungan cukup sering diangkat Hayao Miyazaki, dkk. dalam karya sinematik mereka.
5. The White Ribbon (2009)

Tidak secara gamblang menggambarkan pemerintah fasisme, tetapi The White Ribbon secara strategis menjelaskan bagaimana manusia bisa tergerak untuk mengadopsi ideologi dan pemikiran ekstrem. Michael Hanneke menggambarkan proses itu lewat kehidupan di sebuah pedesaan Jerman beberapa tahun sebelum Perang Dunia I. Obsesi terhadap kesempurnaan yang bersifat tradisional perlahan jadi opresi dan hipokrisi yang memicu penduduknya mengambil langkah nekat.
Alegori adalah teknik yang cukup menarik dalam bercerita. Bukannya menyuapi kita fakta-fakta gamblang seperti buku teks, penonton diajak menyimpulkan sendiri apa yang mereka lihat. Kelima rekomendasi film yang pakai alegori negara fasis bisa menjadi materi ideal untuk melawan pembusukan otak alias brain rot, nih!