6 Film Panjang Terbaik FFI yang Mengangkat Tema tentang Perempuan

- Athirah (2016) menjadi film panjang terbaik FFI 2016, mengispirasi dengan kisah nyata seorang ibu yang mempertahankan keluarganya meskipun suaminya menikah lagi.
- Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) berhasil membawa 10 piala citra, menceritakan perjuangan seorang wanita mencari keadilan setelah diperkosa.
- Penyalin Cahaya (2021) meraih 14 kemenangan di FFI 2021, mengangkat isu pelecehan seksual dan perjuangan mahasiswa mencari keadilan.
Anugerah penghargaan industri perfilman terbesar di Indonesia bernama Festival Film Indonesia 2025, telah selesai diumumkan. Film berjudul Pangku (2025) arahan Reza Rahadian, berhasil keluar sebagai film panjang terbaik, yang mengalahkan nominasi lainnya.
Pangku sendiri, menjadi satu dari beberapa judul film panjang terbaik Festival Film Indonesia, yang mengangkat isu sensitif tentang perempuan. Memiliki kritik sosial yang ingin disampaikan melalui karya, berikut 6 judul film yang akan kita bahas, dimulai tentang wanita yang dipoligami hingga perjuangan seorang single mother.
1. Athirah (2016)

Diproduksi Miles Films, Athirah resmi menjadi film panjang terbaik FFI 2016. Sebuah film adaptasi kisah nyata ibu dari Jusuf Kalla, yang harus berjuang di saat sang suami memilih menikah lagi. Athirah berjuang membesarkan anak-anak, dengan membangun usaha sendiri.
Berbeda dengan perempuan lain yang mungkin meminta bercerai, Athirah malah memilih untuk mempertahankan keluarga. Meskipun rasa sakit sangat besar, dia lebih memilih untuk melihat kebahagiaan anak-anak dan orang-orang di sekitarnya.
Sangat mengispirasi, Athirah berhasil membawa Riri Riza sebagai sutradara terbaik dan Cut Mini sebagai pemeran utama wanita terbaik FFI. Film ini, bersaing dengan deretan film lainnya, seperti Rudy Habibie (2016) dan Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara (2016).
2. Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Berlanjut dengan Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017), yang tidak hanya berhasil menjadi film terbaik FFI, tetapi sukses tayang juga di berbagai negara. Film arahan Mouly Surya ini, berhasil membawa 10 piala citra, dari 14 nominasi yang didapatkan.
Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak, menceritakan tentang kisah tragis yang dialami seorang wanita bernama Marlina, yang diperkosa di depan mayat suaminya, oleh sekelompok penagih hutang. Hal ini membuat Marlina memutuskan untuk meracuni hingga memenggal kepala ketua penagih hutang tersebut.
Tidak cukup, Marlina mencoba untuk mencari sebuah keadilan kepada warga sekitar, atas pemerkosaan yang menimpanya. Dia berkeliling dari satu kota ke kota lain untuk mencari keadilan, dengan membawa kepala laki-laki yang telah memperkosanya.
3. Penyalin Cahaya (2021)

Film panjang terbaik FFI 2021, berhasil diraih oleh Penyalin Cahaya. Film ini berhasil mendapatkan 14 kemenangan, dari 19 nominasi yang didapatkan. Selain di Indonesia, Penyalin Cahaya juga sukses tayang di festival internasional, Busan International Film Festival.
Penyalin Cahaya berpusat pada seorang mahasiswa bernama Suryani. Seorang mahasiswa peraih beasiswa, yang hidup hingga masa depannya hancur, setelah foto vulgarnya tersebar di media sosial. Hal ini terjadi, tepat saat dia ketiduran di sebuah pesta.
Suryani yang merasa sebagai korban dan tidak bersalah, memilih untuk mecari keadilan. Dia berjuang untuk mencari pelaku pelecehan seksual tersebut, yang juga telah menelan banyak korban. Karakter Suryani di sini, diperankan oleh Shenina Syawalita Cinnamon.
4. Before, Now & Then (2022)

Sering juga disebut dengan judul Nana, selanjutnya adalah Before, Now & Then (2022). Film ini terbilang unik, karena semua dialognya menggunakan bahasa sunda lama. Before, Now & Then, berhasil membawa 5 piala citra, dari sebelas nominasi yang didapatkan.
Film ini menceritakan tentang perawan desa bernama Nana, yang menikahi laki-laki tua. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai anak, dengan keluarga yang terbilang sangat bahagia. Namun di balik itu, Nana masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya.
Kebahagiaan rumah tangga Nana, hancur ketika sang suami, diam-diam menikah lagi. Namun uniknya, Nana malah menjalin hubungan yang cukup baik dengan istri kedua suaminya, bahkan tidak berbeda jauh seperti kakak dan adik yang sangat dekat.
5. Women from Rote Island (2023)

Bukan berasal dari rumah produksi besar seperti yang lainnya, Women from Rote Island sukses menjadi film panjang terbaik FFI 2023. Sebuah film arahan Jeremias Nyangoen, yang membawa pulang 4 piala citra. Padahal, hampir semua pemainnya, merupakan pendatangf baru di industri perfilman.
Women from Rote Island, menceritakan tentang seorang ibu tunggal bernama Orpa, yang harus menghidupi ketiga anak perempuannya, setelah sang suami meninggal dunia. Selain itu, dia juga harus menghadapi kenyataan pahit, bahwa salah satu anaknya menjadi korban kekerasan seksual.
Wanita yang kerap dianggap tidak memiliki derajat tinggi daripada laki-laki, membuat Orpa harus berjuang diri. Satu anak wanitanya mengalami gangguan jiwa, hingga satu lagi menghilang, akibat dibunuh oleh laki-laki yang menyukainya.
6. Pangku (2025)

Terbaru Pangku, film yang berhasil membawa pulang 4 piala citra. Sebelumnya juga berhasil mendapatkan 4 penghargaan di Festival Film Internasional Busan, film ini merupakan debut sutradara dari Reza Rahadian, yang sebelumnya kita kenal sebagai aktor ternama.
Pangku menceritakan tentang gadis muda bernama Sartika, yang sedang hamil tua. Dia berusaha untuk mencari tempat tinggal dan pekerjaan, setelah diusir dari keluarga besarnya. Hingga suatu ketika, dia dipertemukan dengan pemilik warung di pesisir pantai Pantura.
Sartika yang memiliki wajah cukup cantik, memilih untuk menjadi wanita pembuat kopi, dengan cara dipangku para pelanggannya. Hal ini dia lakukan, demi menghidupi anaknya, yang harus mendapatkan pendidikan layak.
Selain mengangkat cerita tentang perjuangan seorang single mother di pesisir Pantura, Pangku juga menyoroti isu sosisal lainnya. Seperti sulitnya administrasi untuk masuk sekolah, hingga banyak laki-laki yang menikah laki, ketika istrinya bekerja sebagai TKW.
Film-film di atas, sangatlah layak untuk menjadi tontonan. Beberapa di antaranya telah tayang kembali di Netflix, hingga Pangku yang masih bisa diramaikan di seluruh bioskop di Indonesia.


















