4 Film Pemenang Palme d'Or dan Best Picture Oscar, Sejarah Langka!

- Film Anora meraih Best Picture Oscar dan Palme d'Or Festival Film Cannes, prestasi ganda yang jarang terjadi.
- The Lost Weekend dan Marty juga berhasil memenangi kedua penghargaan tersebut, sementara Parasite menjadi film Korea pertama yang meraihnya.
- Anora mengangkat tema pekerja seks dan kelas sosial, menambah perspektif penonton terhadap isu-isu tersebut.
Kemenangan Anora (2024) sebagai Best Picture Oscar 2025 berarti ganda bagi film tersebut. Akhirnya, ada lagi judul yang bisa memenangi Best Picture Oscar dan Palme d'Or Festival Film Cannes sekaligus. Keduanya merupakan penghargaan tertinggi pada dua kompetisi film tersebut.
Menggabungkan dua piala bergengsi ini bukan sebuah pencapaian yang mudah. Festival Film Cannes diikuti oleh sineas berbagai negara dan penghargaan Palme d'Or sering diberikan ke judul-judul non-Bahasa Inggris. Tidak heran jika pemenang Palme d'Or jarang mengulangi kesuksesan sebagai Best Picture Oscar.
Keberhasilan empat film ini patut dirayakan. Apa saja empat film yang berhasil memboyong Best Picture Oscar dan Palme d'Or? Simak artikel ini sampai akhir, ya!
1. The Lost Weekend (1945)

The Lost Weekend menjadi film pertama yang berhasil meraih penghargaan utama di Festival Film Cannes dan Oscar. Saat itu, penghargaan utama di Cannes masih disebut sebagai Grand Pix. Setelah kesuksesan di Cannes, The Lost Weekend juga berjaya di ajang Oscar.
Film karya Billy Wilder ini meraih tujuh nominasi dan menang empat di antaranya. Kategori seperti Best Picture, Best Director, Best Actor, dan Best Adapted Screenplay berhasil dibawa pulang. The Lost Weekend dianggap sebagai penggambaran yang berani tentang perilaku kecanduan alkohol.
Don Birman (Ray Milland) adalah seorang penulis yang memiliki masalah kecanduan alkohol serius. Level kecanduan Don sudah berada di tahap yang sulit disembuhkan hingga ia berencana mengakhiri hidup. Don baru mulai sembuh perlahan setelah kekasihnya, Helen (Jane Wyman), meyakinkan kekuatan cinta mereka berdua bisa menjadi jalan keluar.
2. Marty (1955)

Setelah The Lost Weekend, publik menunggu satu dekade untuk melihat film dengan prestasi serupa. Sutradara Delbert Mann melakukan hal luar biasa untuk film debutnya. Marty, yang merupakan adaptasi dari drama televisi, sukses di Amerika Serikat dan ajang penghargaan internasional.
Marty mendapat kehormatan sebagai film pertama yang menang penghargaan setelah Cannes mengganti piala Gran Pix dengan menyebutnya sebagai Palme d'Or. Saat berkompetisi di Oscar, film yang rilis pada 1955 ini meraih delapan nominasi. Marty akhirnya membawa pulang empat piala untuk Best Picture, Best Director, Best Actor untuk Ernest Borgnine, dan Best Screenplay.
The Lost Weekend berpusat pada kehidupan Marty Piletti (Ernest Borgnine), warga New York keturunan Italia, yang sudah lama tidak memiliki pasangan. Status lajang yang terlalu lama cukup dikhawatirkan sang ibu yang terus-menerus memintanya untuk menikah. Awalnya kesal, Marty lalu pergi ke pesta dansa dan bertemu Clara (Betsy Blair). Pertemuan tanpa sengaja tersebut ternyata menumbuhkan bibit cinta bagi dua insan yang sempat terlalu nyaman dengan kesendirian.
3. Parasite (2019)

Parasite menjadi film paling unik dalam daftar spesial ini. Dua kemenangan langka di Best Picture Oscar dan Palme d'Or sudah tidak terjadi dalam lebih dari setengah abad. Karya Bong Joon Ho yang berbahasa Korea ini mampu menggemparkan dunia perfilman dengan kemenangan di dua ajang bergengsi.
Bong Joon-ho menyoroti masalah kelas sosial di Korea Selatan dalam thriller 131 menit ini. Ki Woo (Choi Woo-shik) yang merupakan anak termuda keluarga Kim memutuskan untuk melamar sebagai tutor Bahasa Inggris di keluarga Park yang kaya raya. Menyadari potensi yang menjanjikan, keluarga Kim melakukan tipu daya agar semua anggota keluarga bisa bekerja untuk rumah yang sama.
Kecerdikan satu keluarga Kim akhirnya berbuah manis dan target mereka tercapai. Akan tetapi, mereka tidak menyadari rahasia yang disimpan rapat oleh Moon Gwang (Lee Jung Eun) yang menjadi pekerja rumah tangga sebelumnya. Gesekan kelas sosial antara keluarga Park dan Kim juga semakin terasa setiap harinya. Hubungan kerja yang awalnya saling menguntungkan ini lalu berubah menjadi petaka bagi tiga keluarga berbeda.
4. Anora (2024)

Nama Sean Baker mulai dikenal setelah ia meyutradarai Tangerine (2015) yang gambarnya diambil menggunakan kamera iPhone saja. Sejak saat itu, film-filmnya seperti The Florida Project dan Red Rocket juga wara-wiri di festival bergengsi. Puncaknya, Anora yang menjadi karya terbaru Baker berhasil membawanya merajai sejumlah ajang penghargaan.
Tayang perdana di Festival Film Cannes 2024, Anora mencuri perhatian dengan meraih Palme d'Or. Saat berkompetisi di Oscar, film ini berhasil meraih piala di kategori Best Picture, Best Actress in a Leading Role, Best Original Screenplay, Best Film Editing, dan Best Director. Anora masih mengeksplor tema pekerja seks dan kelas sosial yang sering ditemukan di film-film Sean Baker sebelumnya.
Kali ini, Mikey Madison didapuk sebagai pemeran Anora yang hidupnya sebagai pekerja seks berubah dalam semalam setelah bertemu Ivan (Mark Eydelshteyn). Anora berkesempatan menjadi Cinderella betulan setelah Ivan melamarnya.
Kenyataan langsung menghantam Anora secara pahit karena hidupnya tidak seindah kisah dongeng. Orangtua Ivan yang masuk golongan oligarki Rusia langsung terbang ke Amerika Serikat untuk menggagalkan pernikahan anaknya.
Film-film peraih penghargaan bergengsi bisa memperkaya perspektif penonton isu yang aslinya sederhana. Jangan lewatkan empat judul film pemenang Best Picture Oscar dan Palme d'Or Cannes dengan sejarah besar ini, ya!