5 Film tentang Guru Unik untuk Penggemar Dead Poets Society

Baru nonton Dead Poets Society (1989) dan ingin merasakan pengalaman serupa lewat film lain? Tenang, ternyata banyak film tentang guru unik yang bisa kamu nikmati sekarang juga. Mengingat guru adalah profesi yang spesifik, kadang serba salah dan dituntut sempurna, gak jarang orang-orang yang pakai pendekatan nonkonformis seperti Mr. Keating dicap buruk atau bahkan kontroversial. Itu pula yang sekiranya bikin point of view (POV) guru jadi seru saat dibikin film.
Datang dari berbagai era dan negara, dijamin kamu bakal dapat beragam sensasi dan emosi gara-gara film-film berikut. Ada yang kisah nyata pula, mari pilih yang sekiranya seru buat sesi movie night kamu hari ini.
1. Stand and Deliver (1988)

Kalau berdasar kemiripan, Jaime Escalante (Edward James Olmos) di film lawas Stand and Deliver rasanya paling dekat dengan John Keating di Dead Poets Society. Ia sering membuat gebrakan yang kadang bikin guru lain kesal dan sinis. Bedanya, Escalante ditempatkan di sebuah SMA negeri di Los Angeles yang mayoritas muridnya berlatar belakang imigran Amerika Latin.
Mereka datang dari kelas ekonomi menengah bawah dan gak jarang yang bandelnya di luar nalar. Melihat situasi ini, Escalante memilih menggunakan pendekatan yang gak biasa. Ketimbang mengomeli mereka, ia justru mengikuti gaya berbicara dan sikap slengean murid-muridnya. Lebih serunya, Stand and Deliver terinspirasi kisah nyata, lho!
2. The Holdovers (2023)

The Holdovers juga cukup mirip dengan Dead Poets Society. Ia fokus pada relasi seorang guru dengan satu muridnya. Relasi ini terbentuk saat sang murid terpaksa tinggal di asrama selama Natal karena kesibukan orangtuanya. Jadilah Paul Hunham (Paul Giamatti) terpaksa jadi wali sementara untuk si bocah bernama Angus (Dominic Sessa).
Mereka ditemani pula oleh satu staf kantin, Mary (Da'Vine Joy Randolph) yang memilih tak pulang karena belum bisa menerima kematian putranya. Ketiga orang ini awalnya tak akur, tetapi setelah beberapa waktu terkungkung bersama di satu tempat, koneksi pun terbentuk. Unik, kocak, dan akhirnya pun mengharukan.
3. Central Station (1998)

Central Station berlatarkan Brasil dan berlakonkan pensiunan guru bernama Dora (Fernanda Montenegro) yang kini menjajakan jasa menulis surat di sebuah sudut stasiun. Mirisnya, Dora sering menipu kliennya dengan tak mengirim surat-surat itu. Satu hari, seorang perempuan memintanya menulis surat untuk mantan kekasih yang tidak tahu kalau mereka sebenarnya punya anak.
Ia membawa serta sang putra di sisinya. Celakanya, saat hendak pergi dari stasiun, si ibu mengalami kecelakaan dan tewas di tempat. Awalnya tak ambil pusing, Dora akhirnya iba melihat anak piatu itu. Ia tergerak mencari keberadaan ayah dari bocah itu.
4. Front of the Class (2008)

Guru unik bisa pula kamu temukan dalam sosok Brad (James Wolk), seorang pria yang terdiagnosa mengidap sindrom Tourette sejak kecil. Gara-gara kondisi klinisnya ini, ia sering terlibat masalah dengan guru di sekolah. Saat dewasa, Brad justru ingin jadi guru yang tak pernah dimilikinya saat kecil.
Namun, berkali-kali lamaran kerjanya ditolak. Sampai akhirnya, sebuah sekolah negeri menerimanya jadi staf dan tantangan baru pun harus ia hadapi. Ia harus menjelaskan pada murid-muridnya soal sindrom yang diidapnya dan membuktikan kalau kondisi itu tak akan mempengaruhi produktivitasnya.
5. Kneecap (2024)

Kneecap memang bukan film yang berfokus pada relasi guru dan murid-muridnya. Strukturnya mengikuti tiga orang dengan latar belakang berbeda yang tergabung dalam sebuah grup musik rap di Irlandia Utara. Namun, salah satu dari 3 personel band itu berprofesi sebagai guru musik di sekolah imersi bahasa Irlandia.
Ia pertama kali bertemu personel lainnya saat diminta jadi penerjemah untuk seorang napi yang menolak diinterogasi dengan bahasa Inggris. Di sini, mereka akhirnya menemukan kesamaan minat dalam melestarikan bahasa Irlandia yang hampir punah lewat musik. Selama beberapa waktu, si guru menjalani dua kehidupan berbeda. Guru biasa di siang hari dan penyanyi rap bertopeng di malam hari.
Guru memang profesi yang menarik. Jasa mereka dibutuhkan, tetapi seringkali tak dihargai sebagaimana mestinya. Selain disibukkan di kelas, mereka masih harus menghadapi politik tempat kerja dan tuntutan wali murid.