6 Film Terbaik Ruben Östlund yang Bisa Kamu Tonton di KlikFilm

- The Square (2017) adalah film satire yang mengkritik dunia seni kontemporer dan kemunafikan sosial.
- Triangle of Sadness (2022) merupakan sindiran sosial tentang kekayaan, kekuasaan, dan ketimpangan kelas.
- The Guitar Mongoloid (2004) adalah debut film panjang Ruben Östlund yang menampilkan potret masyarakat urban Swedia dengan gaya dokumenter eksperimental.
Ruben Östlund merupakan sutradara Swedia yang dikenal dengan ketajamannya dalam menggambarkan absurditas sosial dan dinamika manusia modern. Lewat gaya sinematik yang unik, ia kerap menghadirkan cerita yang menggugah pemikiran, memancing diskusi, sekaligus menyindir tatanan masyarakat. Film-filmnya sering mengaburkan batas antara kenyataan dan satire membuat penonton merasa tidak nyaman sekaligus terhibur.
Dengan dua kemenangan Palme d’Or di Festival Film Cannes, Östlund telah mengukuhkan dirinya sebagai sutradara kelas dunia. Jika kamu ingin menjelajahi karya-karyanya, streaming platform KlikFilm bisa menjadi pilihan yang tepat. Berikut enam rekomendasi film Ruben Östlund yang wajib masuk daftar tontonanmu.
1. The Square (2017)

The Square merupakan film satire yang mengkritik dunia seni kontemporer dan kemunafikan sosial. Film ini mengikuti kisah Christian, seorang kurator museum yang kehilangan ponselnya dan mengalami serangkaian insiden yang menguji moralitasnya. Ruben Östlund menyajikan kritik sosial yang tajam lewat adegan absurd dan penuh ironi.
Film ini memenangkan Palme d'Or pada Festival Film Cannes 2017. Gaya penyutradaraannya membuat penonton terus mempertanyakan norma sosial yang dianggap wajar. The Square adalah tontonan wajib bagi penggemar drama satire yang menggugah pemikiran.
2. Triangle of Sadness (2022)

Film ini merupakan sindiran sosial tentang kekayaan, kekuasaan, dan ketimpangan kelas. Ceritanya berpusat pada pasangan model yang naik kapal pesiar mewah bersama para miliarder. Saat kapal karam, tatanan sosial terbalik dan para penumpang kaya harus bergantung pada staf untuk bertahan hidup.
Ruben Östlund menyampaikan pesan tajam tentang absurdnya sistem sosial kapitalis. Film ini memenangkan Palme d'Or di Cannes. Ini menjadikan Östlund salah satu sutradara langka yang meraih penghargaan ini dua kali. Tema humor gelap yang kental membuat film ini terasa menggelitik sekaligus menyesakkan. Triangle of Sadness menyuguhkan sindiran cerdas yang tetap menghibur.
3. The Guitar Mongoloid (2004)

Debut film panjang Ruben Östlund ini menampilkan potret masyarakat urban Swedia dengan gaya dokumenter eksperimental. Film ini tidak memiliki plot utama, melainkan kumpulan cerita tentang karakter-karakter unik dan eksentrik. Beberapa di antaranya termasuk pria yang bermain gitar dengan suara sumbang dan individu dengan perilaku asosial.
Östlund menyorot kehidupan pinggiran kota yang absurd dan kadang mengganggu. Meski ceritanya sulit dicerna, film ini menunjukkan cikal bakal gaya khas Östlund. The Guitar Mongoloid adalah karya awal yang menunjukkan keberanian dan visi unik sang sutradara.
4. Play (2011)

Film Play mengangkat kisah nyata tentang sekelompok remaja imigran di Gothenburg yang menipu anak-anak lain untuk mencuri barang mereka. Östlund menyoroti dinamika kekuasaan, stereotipe rasial, dan manipulasi psikologis dalam cerita ini. Film ini direkam dengan teknik long take dan tanpa musik latar untuk menciptakan nuansa realistis.
Ceritanya menantang penonton untuk tidak langsung menilai benar atau salah. Play menuai kontroversi karena mengangkat isu sensitif tentang ras dan kriminalitas. Namun, film ini juga dipuji karena keberaniannya membongkar ketegangan sosial yang sering diabaikan. Play merupakan karya penting dalam filmografi Ruben Östlund yang provokatif dan menggugah.
5. Involuntary (2008)

Involuntary merupakan film antologi yang terdiri dari beberapa cerita tentang tekanan sosial. Masing-masingnya menampilkan situasi saat individu sulit berkata “tidak” demi menjaga harmoni kelompok. Östlund mengeksplorasi bagaimana manusia sering kali kehilangan kendali atas keputusan pribadi karena tekanan dari orang lain.
Dengan pendekatan yang tenang, tapi menyengat, film ini memancing penonton untuk merefleksikan pilihan-pilihan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah-kisahnya sederhana, tetapi sarat makna. Involuntary adalah kritik halus terhadap kecenderungan manusia untuk tunduk pada norma sosial, bahkan saat itu bertentangan dengan nurani mereka.
6. Force Majeure (2014)

Film ini menceritakan liburan keluarga di Pegunungan Alpen yang berubah tegang setelah sang ayah kabur saat longsoran salju terjadi. Peristiwa itu mengguncang hubungan dan kepercayaan dalam keluarganya. Ruben Östlund mengangkat tema maskulinitas, ego, dan tanggung jawab dalam keluarga modern.
Gaya penyutradaraan yang tenang, tetapi penuh ketegangan, memperkuat dampak emosional cerita. Force Majeure mendapat banyak pujian internasional dan masuk nominasi Golden Globe. Film ini juga dibuat ulang oleh Hollywood dengan judul Downhill pada 2020. Force Majeure merupakan sebuah drama yang memadukan elemen psikologis dan komedi gelap dengan elegan.
Setiap film Ruben Östlund bukan sekadar hiburan, melainkan juga pengalaman yang memaksa kita merenungkan ulang nilai-nilai sosial dan personal yang selama ini dianggap wajar. Dengan pendekatan visual yang berani dan narasi yang sering tak terduga, ia mengajak penonton untuk melihat dunia dari sudut pandang yang lebih kritis. Dari kisah keluarga yang goyah di tengah salju hingga satire tajam soal kelas sosial, keenam film di atas wajib ditonton! Semuanya bisa kamu saksikan di KlikFilm.