4 Film Terbaik Spike Jonze, Sineas Visioner Lewat Narasi Absurd

Sejak debut penyutradaraannya pada 1999, Spike Jonze mendulang sukses berkat kepiawaiannya dalam membuat film komedi unik berlandaskan narasi absurd dengan taburan humor surealis. Hal tersebut tentu tidak didapat oleh sutradara yang memiliki nama asli Adam Spiegel tersebut dalam sekejap mata.
Jonze remaja lebih dulu menekuni dunia fotografi dengan memotret aktivitas skateboard dan BMX. Jonze lantas melebarkan sayapnya dengan menggarap sederet iklan, film dokumenter, dan musik video untuk musisi ternama, mulai dari Daft Punk hingga Kanye West, di sepanjang 1990-an.
Pada 1999, Spike Jonze resmi memulai debutnya di industri perfilman dengan mengarahkan Being John Malkovich bersama Charlie Kaufman. Membawa premis visioner dengan konsep nyeleneh, siapa sangka selama 25 tahun kariernya Jonze hanya menyutradarai empat judul film panjang.
Kamu mungkin belum menonton salah satunya, empat film terbaik Spike Jonze ini sudah sepatutnya masuk dalam list tontonanmu. Semuanya menggugah banget!
1. Being John Malkovich (1999)

Being John Malkovich menandai debut Spike Jonze dan penulis naskah Charlie Kaufman di Hollywood. Menghadirkan imajinasi yang kelewat liar, keduanya bahu-membahu membangun sebuah mahakarya bermodalkan narasi absurd dan sederet guyon pinggir jurang yang cukup provokatif.
Membawa ide segar dan premis original, Being John Malkovich menjadi tontonan wajib yang tidak boleh dilewatkan oleh para penggemar film cult. Keduanya pun diganjar nominasi Best Director dan Best Screenplay di ajang Academy Awards.
Being John Malkovich berkisah tentang seorang puppeteer gagal, Craig Schwartz (John Cusack), yang memutuskan mencari penghasilan tambahan demi menyelamatkan pernikahannya dengan Lotte (Cameron Diaz). Craig terpaksa menjalani pekerjaan sebagai juru arsip di Lester Corp. Di sana, Craig tidak sengaja menemukan pintu rahasia yang membawanya masuk ke dalam kepala aktor beken John Malkovich.
2. Adaptation. (2002)

Menghadirkan premis yang belum pernah ada sebelumnya di Hollywood, Adaptation. masuk dalam deretan film terbaik Spike Jonze di sepanjang karier penyutradaraannya. Terinspirasi dari pengalaman pribadi sang penulis naskah, Charlie Kaufman, yang mengalami kesulitan selama mengadaptasi buku The Orchid Thief karya Susan Orlean ke dalam bentuk naskah film. Kolaborasi keduanya sukses melahirkan sederet adegan ikonik dengan lelucon absurd di luar nalar namun .
Adaptation. mengikuti Charlie Kaufman (Nicolas Cage), penulis yang diminta untuk mengadaptasi buku nonfiksi karya Susan Orlean (Meryl Streep) ke dalam naskah film. Tokoh utama dalam buku tersebut memiliki karakter yang menarik. tapi tidak cukup menggairahkan jika dihidupkan dalam film menaruh Charlie dalam dilema. Situasinya semakin runyam ketika saudara kembarnya, Donald, pindah ke rumahnya untuk mengejar mimpinya sebagai penulis naskah profesional.
3. Her (2013)

Her satu-satunya film yang naskahnya ditulis langsung oleh Spike Jonze. Jika pada umumnya genre sci-fi berkutat pada masa depan berkonsep distopia maupun utopia, Spike Jonze menggunakan pendekatan yang cukup unik, yakni secara emosional.
Jonze sukses meromantisasi bagaimana orang-orang cenderung mengisolasi diri mereka dari dunia luar dan menggantungkan hidupnya pada teknologi. Mengemas hal yang begitu dekat di kehidupan nyata dengan sentuhan humor surealis, Her diganjar piala Oscar untuk Best Original Screenplay.
Her berfokus pada Theodore (Joaquin Phoenix), penulis kesepian yang memutuskan membeli OS1, sebuah kecerdasan buatan, untuk sekedar mengisi waktu luang. Seiring berjalannya waktu, Theodore menemukan dirinya lebih sering menghabiskan waktu dengan OS yang menyebut dirinya sebagai Samantha (Scarlett Johansson) dan menyadari bahwa dirinya telah jatuh cinta pada Samantha.
4. Where the Wild Things Are (2009)

Identik sebagai sutradara yang mengeksplor tema dewasa dalam kemasan film roman-fantasi, Spike Jonze mencoba peruntungannya dengan menggarap film adaptasi dari buku anak karya Maurice Sendak. Sempat diragukan oleh banyak pihak, Jonze memaksimalkan penggunaan CGI dan digital effect untuk menghidupkan dunia penuh keajaiban dalam buku ke layar lebar. Selain menghasilkan visual efek yang mulus, sinematografi serta soundtrack menggugah yang diisi oleh Karen O menjadikan Where the Wild Things Are menyempurnakan filmografinya sebagai seorang sutradara.
Where the Wild Things Are mengikuti Max (Max Records), bocah laki-laki yang mendambakan petualangan memutuskan untuk kabur dari rumah dan pergi berlayar. Max tiba di pulau misterius yang dihuni makhluk bertubuh besar. Di sana, Max dinobatkan sebagai raja mereka dan melindungi mereka dari marabahaya.
Sutradara berusia 55 tahun tersebut kini lebih aktif sebagai produser maupun sutradara film dokumenter, acara televisi, dan musik video. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan bagi Spike Jonze untuk kembali terjun ke industri perfilman. Dilansir What’s on Netflix, Spike Jonze tengah disibukkan dengan menggarap sejumlah proyek eksklusif dengan Netflix.