Everything Everywhere All At Once (2022) mengisahkan seorang ibu yang bisa melompat ke semesta lain dengan keahlian dan profesi berbeda.
Tangerine (2015) bercerita tentang perayaan ulang tahun yang tiba-tiba berubah kacau, dengan karakter baru diperkenalkan pada tiap sekuensnya.
Festen (1999) dimulai dari pesta ulang tahun yang berubah jadi kacau, dengan tensi antarkarakter yang memuncak pada pertengahan film.
Ketidakpastian adalah salah satu kekuatan sebuah film. Ini yang setidaknya membuat penonton rela bertahan hingga daftar kredit bergulir. Namun, harus diakui bahwa gak semua film punya nilai itu. Naskah berperan penting di sini. Film-film yang tak tertebak ini biasanya kaos alias kacau hingga bikin penonton susah memprediksi apa yang bakal terjadi pada tiap sekuensnya.
Butuh tipe film macam itu? Mulai dari daftar berikut, kamu bisa menemukan seni yang tercipta dari kekacauan. Simak, yuk!
Kalau bicara film terkacau, Everything Everywhere All At Once tentu aneh kalau tak disinggung. Film ini bermula dari keseharian seorang ibu-ibu Asia yang menjalankan usaha penatu (laundry) bersama suaminya. Namun, saat ia harus ke kantor pajak untuk mengurus laporan keuangan bisnisnya, sebuah fenomena aneh terjadi. Ia menemukan dirinya bisa melompat dari satu semesta ke semesta lainnya dengan keahlian dan profesi yang berbeda pula. Bayangkan sekacau apa jadinya.
Dibuka dengan adegan menghangatkan hati, yakni perayaan ulang tahun sederhana di sebuah kedai donat, Tangerine tiba-tiba berubah kacau saat sebuah berita mengejutkan terbongkar dari mulut salah satu karakter. Sejak itu, kamu tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Bahkan, karakter baru akan diperkenalkan pada tiap sekuensnya untuk menambah kompleksitas dan keseruan.
Strukturnya serupa dengan Tangerine, premis Festen pun dimulai dari sebuah pesta ulang tahun yang tiba-tiba berubah jadi kacau. Bedanya, sejak awal, kamu bisa merasakan tensi antarkarakter yang akhirnya memuncak pada pertengahan film. Menariknya, Thomas Vinterberg memastikan lakon film ini bakal menarik simpati penonton dan sengaja ia bikin sengsara.
Memadukan satire dengan magical realism, Sorry to Bother You juga sering dimasukkan tipe film yang kacau dan susah ditebak. Setiap kali kamu menebak apa yang bakal terjadi pada sang lakon, Cash (LaKeith Stanfield), jangan harap jawabanmu sesuai ekspektasi. Film ini mengikuti perjuangannya sebagai wiraniaga (salesman) kulit hitam yang harus mencerabut identitasnya demi dapat kepercayaan pelanggan.
Disebut sebagai salah satu proyek indie terbaik yang pernah diambil Nicolas Cage, Mandy berkisah tentang seorang pria yang awalnya hidup tenang bersama kekasihnya di sebuah kabin. Namun, ketenangan itu ternyata tak bertahan lama saat mereka dianggap menyinggung kelompok agamais radikal yang tinggal tak jauh dari kabin itu. Dari sini, semua tebakanmu soal nasib karakter Cage dan kekasihnya bakal terpatahkan.
Uncut Gems juga tak kalah kacau. Film berpusat pada Howard (Adam Sandler), pengusaha perhiasan yang kecanduan judi. Untuk membayar utang-utang judinya, ia nekat melakukan berbagai cara, termasuk menyelundupkan perhiasan secara ilegal. Kemudian, satu kliennya melakukan sebuah kesalahan yang berubah jadi efek domino dalam hidup dan kariernya.
Kekacauan juga jadi premis utama film Green Room. Salah satu film terakhir Anton Yelchin sebelum kematiannya ini menceritakan satu band indie yang terjebak dalam sebuah kemelut maut di tempat mereka manggung. Masalahnya, tempat itu dimiliki dan diisi kelompok Neo-Nazi yang hendak melakukan berbagai cara untuk kabur dari ancaman pidana akibat tragedi itu. Green Room bukan tipe film yang bisa kamu tonton sambil santai. Sulit membuat tebakan tepat atas apa yang bakal terjadi pada para karakternya.
Film terkaos lain yang sukses di pasaran tentu Boiling Point. Berlatarkan dapur sebuah restoran yang sarat kesan klaustrofobia, kamu akan diajak mengikuti kepanikan para personel dapur pada suatu pagi. Pada saat tersebut, ada momen reservasi penuh hingga kedatangan petugas yang melakukan inspeksi dadakan. Dibuat dengan teknik one-shot, film ini pun makin imersif dan menghipnotis.
Hanya lewat dialog, kamu sudah bisa merasakan pergolakan batin hebat di benak seorang perempuan muda bernama Danielle (Rachel Sennott). Ia diceritakan sebagai perempuan 20-an yang diajak orangtuanya untuk melawat di rumah salah satu kerabatnya. Di luar dugaan, di sinilah ia bertemu dengan sugar daddy dan mantan kekasihnya sekaligus.
Meski bukan tipe tontonan yang menenangkan, film-film terkacau macam ini ternyata punya nilai seni tinggi. Mereka sering disebut salah satu sumber hiburan terbaik. Tak heran kalau skor mereka di situs-situs pengulas film berbasis pengguna termasuk tinggi.